Organisasi-Organisasi Semimiliter Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi
Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan
artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Organisasi
Semimiliter Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Berikut
Ini Pembahasan Selengkapnya:
1.Seinendan
Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda
yang berusia 14 -22 Tahun.Pada awalnya,anggota Seinendan adalah 3.500 orang
pemuda dari seluruh wilayah Jawa.Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk
mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri.Bagi Jepang tujuannya yakni untuk mendapatkan
tenaga cadangan guna memperkuat usaha mencapai kemenangan dalam Perang Asia
Timur Raya,perlu diadakannya pengerahan kekuatan pemuda .Oleh karena itu,Jepang
melatih para pemuda atau para remaja melalui organisasi Seinendan.Dalam hal ini
Seinendan difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan garis belakang.
Pengkordinasian kegiatan
seinendan ini diserahkan kepada penguasa setempat.Misalnya di daerah tingkat syu,ketuanya syucokan sendiri.Begitu juga di daerah ken,ketuanya kenco sendiri.,dan
seterusnya.Untuk memperbanyak jumlah Seinendan,Jepang juga menggerakkan
Seinendan bagian putri yang disebut Josyi
Seinendan.Sampai pada masa akhir pendudukan Jepang,jumlah Seinendan itu
mencapai sekitar 500.000 pemuda.Tokoh-tokoh
Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan antara lain ialah Sukarni dan
Latif Hendraningrat.
![]() |
Gambar Ilustrasi Pasukan Keibodan |
2.Keibodan
Organisasi Keibodan
(Korps Kewaspadaan) merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya para
pemuda yang berusia antara 25-35 Tahun.Ketentuan utama untuk dapat masuk keibodan adalah mereka yang berbadan sehat
dan berkelakuan baik.Apabila dilihat dari usianya,para anggota Keibodan sudah
lebih matang dan siap untuk membantu Jepang dalam keamanan dan ketertiban.Pembentukan
Keibodan ini memang dimaksudkan untuk membantu tugas-tugas polisi,misalnya menjaga lalu lintas dan
pengamanan desa.Untuk itu anggota Keibodan juga dilatih kemiliteran.Pembina
Keibodan adalah Departemen Kepolisian (Keimubu) dan di daerah syu (shu) dibina
oleh Bagian Kepolisian (Keisatsubu).Di kalangan orang-orang Cina juga dibentuk
Keibodan yang dinamakan Kakyo Keibotai.
Untuk meningkatkan
kualitas dan keterampilan keibodan ini maka Jepang mengadakan program pelatihan
khusus untuk para kader.Latihan khusus tersebut diselenggarakan di sekolah
Kepolisian di Sukabumi.Jangka waktu latihan tersebut yakni selama satu
bulan.Mereka dibina secara khusus dan diawasi secara langsung oleh para polisi
Jepang.Mereka tidak boleh terpengaruh oleh kaum nasionalis.
Organisasi Seinendan dan
Keibodan dibentuk di daerah-daerah seluruh Indonesia,meskipun namanya
berbeda-beda.Misalnya di Sumatera disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut
Borneo Konan Kokokudan.Jumlah amggota Keibodan diperkirakan berjumlah sekitar
satu juta anggota.
Disamping Seinendan dan
Keibodan,pada bulan Agustus 1943 juga dibentuk Fujinkai (Perkumpulan
Wanita).Anggotanya minimal harus berusia 15 Tahun.Fujinkai bertugas di garis
belakang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui kegiatan
pendidikan dan kursus-kursus.Ketika situasi perang semakin memanas,Fujinkai ini
juga diberi latihan militer sederhana,bahkan pada tahun 1944 dibentuklah
“Pasukan Srikandi”.Organisasi sejenis ini juga dibentuk untuk usia murid SD
yang disebut Seinentai (Barisan murid Sekolah Dasar),kemudian dibentuk
Gakukotai (Barisan Murid Sekolah Lanjutan).
![]() |
Gambar Ilustrasi Pasukan Barisan Pelopor |
3.Barisan Pelopor.
Pada pertengahan
tahun,diadakan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat).Salah satu
keputusan rapat tersebut adalah merumuskan cara untuk menumbuhkan keinsyafan
dan kesadaran yang mendalam di kalangan rakyat untuk memenuhi kewajiban dan
membangun persaudaraan untuk seluruh rakyat dalam rangka mempertahankan tanah
airnya dari serangan musuh.Sebagai wujud konkret dari kesimpulan rapat tersebut
maka pada tanggal 1 Nopember 1944,Jepang juga membentuk organisasi baru yang
dinamakan “Barisan Pelopor”.Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran
masyarakat untuk berkembang,sehingga siap untuk membantu Jepang dalam
mempertahankan Indonesia.Organisasi Semimiliter “Barisan Pelopor” ini tergolong
unik karena pemimpinnya adalah seorang nasionalis,yakni Ir.Soekarno,yang juga
dibantu oleh R.P Suroso,Otto Iskandardinata,dan Buntaran Martoatmojo.
Organisasi “Barisan
Pelopor” berkembang di daerah perkotaan.Organisasi ini mengadakan pelatihan
militer bagi para pemuda,meskipun hanya menggunakan peralatan yang
sederhana,seperti senapan kayu dan bambu runcing.Di samping itu,mereka juga
dilatih bagaimana menggerakkan massa,memperkuat pertahanan,dan hal lain-lain
yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.Keanggotaan dari Barisan Pelopor ini
mencakup seluruh pemuda,baik yang terpelajar maupun yang berpendidikan
rendah,atau bahkan tidak mengenyam pendidikan sama sekali.Keanggotaan yang
heterogen ini justru diharapkan menimbulkan semangat solidaritas yang
tinggi,sehingga muncul ikatan emosional dan semangat kebangsaan yang tinggi.
Barisan pelopor ini
berada di bawah naungan Jawa Hokokai.Anggotanya mencapai 60.000 orang.Di dalam
barisan pelopor ini,dibentuk Barisan Pelopor istimewa yang anggotanya dipilih
dari asrama-asrama pemuda yang terkenal.Anggota Barisan Pelopor Istimewa
berjumlah 100 Orang,di antaranya ialah ada Supeno,D.N Aidit,Johan Nur,dan
Asmara Hadi.Ketua Barisan Pelopor Istimewa adalah Sudiro.Barisan Pelopor
Istimewa berada di bawah naungan kepemimpinan para nasionalis,sehingga
berkembang pesat.Dengan adanya organisasi ini,semangat nasionalisme dan rasa
persaudaraan di lingkungan rakyat Indonesia menjadi berkobar.
![]() |
Gambar Ilustrasi Pasukan Hizbullah |
4.Hizbullah
Pada tanggal 7 September
1944,PM Jepang,Kaiso mengeluarkan jani tentang kemerdekaan untuk
Indonesia.Sementara keadaan di medan perang,Jepang mengalami berbagai
kekalahan.Jepang mulai merasakan berbagai kesulitan.Keadaan tersebut memicu
Jepang untuk menambah kekuatan yang telah ada.Jepang merencakan untuk membentuk
pasukan cadangan khusus dan pemuda-pemuda islam sebanyak 40.000 orang.
Rencana Jepang ini untuk
membentuk pasukan khusus islam tersebut,cepat tersebar di tengah-tengah
masyarakat.Rencana ini segera mendapat sambutan positif dari tokoh-tokoh
Masyumi,sekalipun motivasinya berbeda.Begitu pula para pemuda islam
lainnya,mereka menyambut dengan penuh antusias tinggi.Bagi Jepang,Pasukan
Khusus Islam itu digunakan untuk membantu memenangkan perang bagi Jepang kala
itu,tetapi bagi Masyumi pasukan itu digunakan untuk persiapan menuju cita-cita
kemerdekaan Indonesia.Berkaitan dengan hal itu,maka para pemimpin Masyumi
mengusulkan kepada Jepang untuk membentuk pasukan sukarelawan yang khusus
terdiri atas pemuda-pemuda Islam.Oleh
karena itu,pada tanggal 15 Desember 1944 berdirilah pasukan sukarelawan pemuda
islam yang dinamakan Hizbullah (Tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya
disebut Kaikyo Seinen Teishinti.
Adapun,tugas-tugas pokok
dari Hizbullah tersbut,yaitu:
a.Sebagai Tentara Cadangan
dengan tugas:
1.Melatih diri,jasmani
maupun rohani dengan segiat-giatnya,
2.Membantu tentara Dai
Nippon,
3.Menjaga bahaya udara
dan mengintai mata-mata musuh,
4.Menggiatkan dan
menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.
b.Sebagai Pemuda Islam
dengan tugas:
1.Menyiarkan agama
Islam,
2.Memimpin umat islam
agar taat menjalankan agama,
3.Membela agama dan umat
Islam Indonesia.
Untuk mengkordinasikan
program dan kegiatan Hizbullah,maka dibentuklah pengurus pusat Hizbullah.Ketua
Pengurus Pusat Hizbullah adalah KH.Zainul Arifin,dan wakilnya adalah
Moh.Roem.Anggota pengurusnya antara lain,ialah Prawoto Mangunsasmito,Kiai
Zarkasi,dan Anwar Cokroaminoto.
Setelah itu ,dibukalah
pendaftaran untuk anggota Hizbullah.Pada tahap pertama pendaftara melalui
Syumubu (Kantor Agama).Setiap Karesidenan diminta mengirim 25 orang pemuda
Islam,rata-rata mereka para pemuda berusia 17-25 Tahun.Berdasarkan usaha
tersebut,terkumpul 500 orang pemuda.Para anggota Hizbullah ini kemudian dilatih
secara kemiliteran dan dipusatkan di Cibarusa,Bogor,Jawa Barat.Pada tanggal 28
Februari 1945,latihan secara resmi dibuka oleh para pimpinan tentara
Jepang.Pembukaan latihan ini juga dihadiri oleh pengurus Masyumi,seperti
KH.Hasyim Asyari,K.H. Wahid Hasyim,dan Moh. Natsir.Dalam pidato
pembukaannya,pimpinan tentara Jepang menegaskan bahwa para pemuda Islam dilatih
agar menjadi kader dan pemimpin Barisan Hizbullah.Tujuannya adalah agar para
pemuda dapat mengatasi kesukaran perang dengan hati tabah dan iman yang
teguh.Para pelatihnya berasal dari Komandan-Komandan Peta dan dibawah
pengawasan perwira Jepang,Kapten Yanagawa Moichiro (pemeluk Islam,yang kemudian
menikah dengan seorang putri Tasik).
Latihan dilakukan di
Cibarusa selama tiga setengah bulan.Program latihannya disamping keterampilan
fisik kemiliteran,juga dalam bidang mental rohaniah.Keterampilan fisik
kemiliteran dilatih oleh para komandan Peta,sedangkan bidang mental kerohanian
dilatih oleh K.H. Mustafa Kamil (bidang kekebalan),K.H. Mawardi (bidang
tauhid),K.H. Abdul Halim (bidang politik),dan Kiai Tohir Basuki (bidang
sejarah).Sementara itu,sebagai ketua asrama adalah K.H. Zainul Arifin.
Ternyata latihan di
Cibarusa telah berhasil membina kader-kader pejuang yang militan.Pelatihan itu
juga menumbuhkan semangat nasionalisme para kader Hizbullah.Setelah selesai
pelatihan,mereka pun kembali ke daerah masing-masing untuk membentuk
cabang-cabang Hizbullah yang baru beserta program pelatihannya.Dengan
demikian,maka berkembanglah kekuatan Hizbullah di berbagai daerah.
Para anggota Hizbullah
menyadari bahwa Tanah Jawa adalah Pusat Pemerintahan Tanah Air Indonesia maka
harus dipertahanakn.Apabila Jawa yang merupakan garis terdepan diserang
musuh,maka Hizbullah yang akan mempertahankan dengan penuh semangat.Semangat
ini tentu pada hakikatnya bukan karena untuk membantu Jepang,malainkan demi
tanah air Indonesia.Jika Barisan Pelopor disebut sebagai organisasi semimiliter
di bawah naungan Jawa Hokokai,maka Hizbullah merupakan organisasi semimiliter
yang berada di bawah naungan Masyumi.
Demikianlah Artikel
lengkap yang berjudul Organisasi Semimiliter Pada Masa Pendudukan Jepang Di
Indonesia.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi
kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk
menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik.Jika ada
permintaan,pertanyaan,komentar,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat
semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…