Mengapa Musik Dapat Mempengaruhi Mood Seseorang? Ini Dia Penjelasan Ilmiahnya
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi
Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan
artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Mengapa Musik Dapat Mempengaruhi Mood&Psikologi Seseorang? Ini Dia
Penjelasan Ilmiahnya
Berikut Ini Pembahasan
Selengkapnya:
Musik
ternyata tak hanya berfungsi sebagai sarana penghibur. Alunan melodi-melodi ini
pun dapat meningkatkan kemampuan intelegensia dan merangsang emosi seseorang.
Kalau sobat tak percaya, buatlah sebuah percobaan kecil. Dengarkan musik rock,
lalu rasakan pengaruhnya pada suasana hati sobat sendiri. Berikutnya, putarlah
lagu dangdut, simak pula reaksi suasana hati sobat sendiri.
Mengapa
musik bisa memperbaiki mood yang sedang buruk?
Ketika mental dan emosi kita sedang dalam keadaan tidak seimbang (misalnya karena sedang kesal ), dan kemudian kita mendengarkan musik yang tepat, maka yang terjadi adalah :
“energi atau frekuensi yang dihasilkan oleh musik tersebut masuk ke dalam medan energi diri kita sebagai pendengarnya. Lalu energi/frekuensi yang berasal dari musik tersebut berupaya menyelaraskan dan menyeimbangkan energi/frekuensi diri kita (yang sedang dalam kondisi tidak seimbang)”
Ketika keseimbangan atau keselarasan telah tercapai, maka kita pun cenderung akan merasa damai atau tenang kembali. Bahkan bisa berubah menjadi ceria.
Pernahkah sobat mengalami hal tersebut?
Lalu, jenis musik apakah yang bisa memperbaiki mood yang sedang buruk?
Menurut saya bisa apa saja. Artinya tidak hanya satu jenis musik. Ketika sedang kesal dengan suatu keadaan, sobat bisa menjadi tenang kembali usai menyimak hentakan musik rock/metal yang cadas atau keras. Apalagi jika sambil berteriak. Energi negatif yang berlebih pada diri sobat bisa larut, keluar, atau diseimbangkan oleh energi musik keras tersebut.
Saya jadi teringat dengan pengalaman pribadi saya. Dulu ketika saya patah hati (cieee), wujud pelarian atas kekesalan saya ialah mendengarkan musik-musik keras. Dan anehnya, saya menjadi tenang kembali usai menyimak musik-musik cadas tersebut. Kekesalan saya sudah cukup terlampiaskan dengan mendengarkan musik rock/metal, tanpa saya harus merugikan orang lain.
Ketika dalam kondisi kelelahan atau tegang, musik-musik ringan seperti klasik, pop, jazz, maupun slow rock bisa membuat pikiran dan tubuh saya menjadi rileks kembali.
Dalam kondisi tertentu, musik bahkan bisa membangkitkan semangat saya dalam mengarungi hidup ini. Saya yang sebelumnya terasa lemas atau kurang bergairah tiba-tiba bisa menjadi bersemangat kembali usai mendengarkan musik tertentu.
Konduktor Twilight Orkestra, Addie MS, menyatakan alunan musik memang terbukti secara ilmiah dapat mempengaruhi mood atau emosi seseorang. Dengan mendengarkan irama musik tertentu, seseorang bisa merasa gembira, optimistis atau malah sedih. Tak hanya itu, Addie juga percaya bahwa musik,khususnya musik klasik dapat mempengaruhi karakter serta kecerdasan seseorang, umpamanya ke-mampuan matematis atau linguistik.
Ketika mental dan emosi kita sedang dalam keadaan tidak seimbang (misalnya karena sedang kesal ), dan kemudian kita mendengarkan musik yang tepat, maka yang terjadi adalah :
“energi atau frekuensi yang dihasilkan oleh musik tersebut masuk ke dalam medan energi diri kita sebagai pendengarnya. Lalu energi/frekuensi yang berasal dari musik tersebut berupaya menyelaraskan dan menyeimbangkan energi/frekuensi diri kita (yang sedang dalam kondisi tidak seimbang)”
Ketika keseimbangan atau keselarasan telah tercapai, maka kita pun cenderung akan merasa damai atau tenang kembali. Bahkan bisa berubah menjadi ceria.
Pernahkah sobat mengalami hal tersebut?
Lalu, jenis musik apakah yang bisa memperbaiki mood yang sedang buruk?
Menurut saya bisa apa saja. Artinya tidak hanya satu jenis musik. Ketika sedang kesal dengan suatu keadaan, sobat bisa menjadi tenang kembali usai menyimak hentakan musik rock/metal yang cadas atau keras. Apalagi jika sambil berteriak. Energi negatif yang berlebih pada diri sobat bisa larut, keluar, atau diseimbangkan oleh energi musik keras tersebut.
Saya jadi teringat dengan pengalaman pribadi saya. Dulu ketika saya patah hati (cieee), wujud pelarian atas kekesalan saya ialah mendengarkan musik-musik keras. Dan anehnya, saya menjadi tenang kembali usai menyimak musik-musik cadas tersebut. Kekesalan saya sudah cukup terlampiaskan dengan mendengarkan musik rock/metal, tanpa saya harus merugikan orang lain.
Ketika dalam kondisi kelelahan atau tegang, musik-musik ringan seperti klasik, pop, jazz, maupun slow rock bisa membuat pikiran dan tubuh saya menjadi rileks kembali.
Dalam kondisi tertentu, musik bahkan bisa membangkitkan semangat saya dalam mengarungi hidup ini. Saya yang sebelumnya terasa lemas atau kurang bergairah tiba-tiba bisa menjadi bersemangat kembali usai mendengarkan musik tertentu.
Konduktor Twilight Orkestra, Addie MS, menyatakan alunan musik memang terbukti secara ilmiah dapat mempengaruhi mood atau emosi seseorang. Dengan mendengarkan irama musik tertentu, seseorang bisa merasa gembira, optimistis atau malah sedih. Tak hanya itu, Addie juga percaya bahwa musik,khususnya musik klasik dapat mempengaruhi karakter serta kecerdasan seseorang, umpamanya ke-mampuan matematis atau linguistik.
Pendapat
Addie rasanya tak berlebihan. Beberapa tahun terakhir ini, makin banyak hasil
penelitian ilmiah yang mengungkapkan adanya korelasi (hubungan) erat antara
musik dengan pembentukan karakter atau pun peningkatan kemampuan otak. Demikian
pula pada emosi. Adi lalu menyebutkan salah satu contohnya adalah sang istri,
Memes. Menurut Addie, Memes adalah seorang yang sangat peka terhadap hal-hal di
sekelilingnya, terutama pada mood-nya. Jika Addie memasang musik klasik berat
seperti musik klasik era romantik atau modern, sang istri bisa merasa ketakutan
dan tegang sepanjang hari.
Konduktor
Twilight Orkestra ini menilai banyak manfaat yang bisa diambil dari musik
klasik. Pasangan Addie dan Memes telah mencoba menerapkan terapi musik klasik
kepada kedua anak laki-lakinya. Anak sulungnya Kevin waktu berusia 11 tahun, dibiasakan
men-dengarkan musik klasik sejak kecil. Selain itu, mulai usia 3,5 tahun Kevin
secara konsisten berlatih piano dan biola. Hasilnya, cukup menggembirakan.
Kevin tumbuh menjadi seorang anak yang menyenangkan. Nilai-nilai akademik Kevin
juga selalu di atas rata-rata. Maka tak heran jika Addie dan Memes menerapkan
hal yang sama kepada anak bungsunya, Tristan. Sehari-harinya Tristan dibiasakan
mendengar musik klasik gubahan Mozart atau Bach. Langkah yang dilakukan Addie
dengan menerapkan terapi musik klasik sejak dini bagi anak-anak mereka, boleh
jadi dipengaruhi hasil-hasil penelitian ilmiah tentang pengaruh musik klasik
terhadap kemampuan seseorang. Sejak tahun 1963 silam misalnya, telah dilakukan
serangkaian penelitian tentang pengaruh musik, tidak hanya pada manusia tetapi
juga pada binatang. Seekor tikus putih dimasukkan ke dalam labirin.
Percaya
atau tidak, ketika alunan musik klasik karya Mozart diperdengarkan, tikus
tersebut bergerak lebih cepat menemukan jalan keluar, dibandingkan tanpa alunan
musik Mozart. Atau, pernah juga dilakukan penelitian terhadap sejumlah siswa
sekolah dasar dan mahasiswa yang sedang menghadapi ujian akhir. Sebelum ujian,
mereka diperdengarkan alunan musik klasik karya Mozart selama 10 hingga 15
menit. Hasilnya, ternyata mereka mengalami peningkatan kemampuan memahami ruang
(spasial) lebih lama 10 hingga 15 menit.
Demikian
pula halnya dengan percobaan yang dilakukan pada tanaman dalam rumah kaca di Denver,
Amerika Serikat. Ada lima rumah kaca yang masing-masing
diletakkan satu jenis tanaman dengan suhu dan kondisi yang persis sama.
Masing-masing rumah kaca itu diperdengarkan jenis musik yang berbeda, mulai
dari musik pop, rock, country, klasik dan tanpa musik sama sekali. Hasilnya
bisa dilihat beberapa bulan kemudian. Tanaman yang diperdengarkan musik klasik
ternyata pertumbuhannya paling menonjol dan subur. Sementara, tanaman yang
diperdengarkan musik rock justru kebalikannya, dalam keadaan layu dan kurus
kering.
Penonton Agresif
Tak
hanya hasil penelitian secara ilmiah, Addie juga memberi contoh nyata
berdasarkan pengalamannya sendiri. Kira-kira setahun yang lalu, Addie pernah
menggelar konser Twilight Orkestra di Istora Senayan, Jakarta yang
dihadiri sekitar 7000 penonton. Sebagian besar yang dibawakan Twilight Orkestra
malam itu adalah musik klasik populer.
Meski
dihadiri banyak penonton, konser dapat berjalan mulus tanpa kekerasan sedikit
pun. Kondisi tetap aman-aman saja ketika serombongan penonton berjalan kaki
menuju Blok M karena kehabisan angkutan umum. Sampai-sampai petugas yang biasa
berjaga di sekitar Istora Senayan menyatakan keheranannya. “Kok bisa ya mereka
(penonton) datang dan pulang dengan tertib,” sahut Addie tergelak, menirukan
ucapan sang petugas. Situasi yang sama kerap terjadi pada
pertunjukan-pertunjukan musik klasik kelas dunia seperti yang dibawakan Pavarotti
and Friends atau The Three Tenors.
Kejadian
semacam ini sulit ditemukan pada pertunjukan-pertunjukan jenis musik lainnya
seperti musik pop atau rock, apalagi heavy metal. Pada pertunjukan musik
seperti itu biasanya penonton menjadi histeris. Makin besar volumenya, penonton
akan terdorong menjadi agresif.
Kesimpulannya, musik memang bisa menyeimbangkan kondisi fisik,
mental, dan psikis manusia.
Demikianlah Artikel
lengkap yang berjudul Mengapa Musik Dapat Mempengaruhi
Mood&Psikologi Seseorang? Ini Dia Penjelasan Ilmiahnya.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi
kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk
menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik.Jika ada
permintaan,pertanyaan,komentar,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat
semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam
Edukasi…