Sejarah Isi Perjanjian Bongaya |
Sejarah Isi Perjanjian Bongaya Beserta Penjelasannya
Selamat
Datang di Web Pendidikan www.edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Isi Perjanjian Bongaya Beserta Penjelasannya-edukasinesia.com
Perjanjian
Bongaya adalah sebuah perjanjian antara Sultan Hassanudin dari Kerajaan
Makassar dan VOC pada tahun 1667.
Sebelum perjanjian bongaya ini dibuat, saat itu di Makassar sedang ada perselisihan antara Arung Palakka, seorang pangeran dari Kerajaan Bone / Suku Bugis dengan Kerajaan Makassar / Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hassanudin.
Sebelum perjanjian bongaya ini dibuat, saat itu di Makassar sedang ada perselisihan antara Arung Palakka, seorang pangeran dari Kerajaan Bone / Suku Bugis dengan Kerajaan Makassar / Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hassanudin.
Dalam
peperangan besar antara Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka yang saat itu di
bantu oleh tentara VOC yang dipimpin oleh Kapten Cornelis Speelman, ternyata
Sultan Hasanudin mengalami kekalahan dan dipaksa untuk menandatangani sebuah
perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.
Dari situlah
perjanjian ini disebut dengan Perjanjian Bongaya,
karena diadakan di Desa Bongaya. Jelas isi dari perjanjian bongaya ini sangat
merugikan bagi Sultan Hassanudin dan Rakyat Makassar
Adapun Isi Perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut:
Adapun Isi Perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut:
1. VOC menguasai monopoli perdagangan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara.
2. Makassar harus melepas seluruh daerah bawahannya, seperti Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone.
3. Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone.
4. Makassar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya.
5. Makassar harus membayar biaya perang dalam bentuk hasil bumi kepada VOC setiap tahun.
Perjanjian tersebut sangat merugikan rakyat Indonesia, terlebih di Makassar dan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dan Aru Palaka telah menghancurkan persatuan rakyat di Makassar.
Dari sini kita bisa memetik pelajaran, sebagai seseorang pemimpin kita harus mempunyai visi yang luas ke depan dan tidak mudah di pengaruhi oleh orang asing untuk berperang / berselisih dengan saudara sendiri.
Perjanjian Bongaya ini adalah sebuah saksi bisu dimana kita di adu domba oleh bangsa asing.
2. Makassar harus melepas seluruh daerah bawahannya, seperti Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone.
3. Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone.
4. Makassar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya.
5. Makassar harus membayar biaya perang dalam bentuk hasil bumi kepada VOC setiap tahun.
Perjanjian tersebut sangat merugikan rakyat Indonesia, terlebih di Makassar dan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dan Aru Palaka telah menghancurkan persatuan rakyat di Makassar.
Dari sini kita bisa memetik pelajaran, sebagai seseorang pemimpin kita harus mempunyai visi yang luas ke depan dan tidak mudah di pengaruhi oleh orang asing untuk berperang / berselisih dengan saudara sendiri.
Perjanjian Bongaya ini adalah sebuah saksi bisu dimana kita di adu domba oleh bangsa asing.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul Sejarah Isi Perjanjian
Bongaya Beserta Penjelasannya. Semoga dapat bermanfaat bagi
Sobat Edukasi Lovers semuanya. Jika
artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan
membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih
baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan
komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…