Pengertian Lahan Kritis Beserta Upaya Untuk Memperbaiki Lahan Kritis Dengan Penjelasan Lengkap


Pengertian Lahan Kritis Beserta Upaya Untuk Memperbaiki Lahan Kritis Dengan Penjelasan Lengkap
Lahan Kritis


Pengertian Lahan Kritis Beserta Upaya Untuk Memperbaiki Lahan Kritis Dengan Penjelasan Lengkap



1.Pengertian Lahan Kritis



Pengertian Lahan Kritis Beserta Upaya Untuk Memperbaiki Lahan Kritis Dengan Penjelasan Lengkap
Pengertian Lahan Kritis


Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif untuk kegiatan pertanian dan ekonomi. Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahan ini dapat bersifat tandus, gundul, dan tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian karena tingkat kesuburannya sangat rendah.Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain adalah sebagai berikut.
a.    Genangan air yang terus-menerus seperti di daerah pantai yang selalu tertutup rawa-rawa.
b.    Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.
c.    Erosi tanah atau masswasting yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah miring lainnya.
d.    Pengelolaan lahan yang kurang memerhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi baik di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring maupun di dataran rendah.
e.    Masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian, misalnya plastik. Plastik dapat bertahan 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kelestarian lahan pertanian.
f.     Pembekuan air, biasanya terjadi  di daerah kutub atau pegunungan yang sangat tinggi.
g.    Pencemaran zat kimia (misalnya pestisida dan limbah pabrik) yang masuk ke lahan pertanian baik melalui aliran sungai maupun yang lain sehingga mengakibatkan lahan pertanian menjadi kritis. Jenis-jenis pestisida dapat bertahan beberapa tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kesuburan lahan pertanian.

2.Upaya Untuk Memperbaiki Lahan Kritis

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lahan kritis, antara lain adalah sebagai berikut.
a.    Penghilangan unsur-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian, misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang atau recycling sangat diharapkan. Proses daur ulang ini juga dapat menghemat sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. (nonrenewable).

b.    Penghijauan atau penghijauan kembali (reboisasi) daerah yang gundul. Maksud penghijauan adalah menanami lahan gundul yang belum pernah menjadi hutan, sedangkan reboisasi adalah menanami lahan gundul yang pernah menjadi hutan. Pada prinsipnya, upaya ini adalah menghutankan daerah-daerah yang gundul, terutama di daerah pegunungan.

c.    Pengadaan reklamasi lahan bekas pertambangan. Biasanya daerah ini sangat gersang. Oleh karena itu, harus dicarikan jenis tumbuhan yang mampu hidup di daerah tersebut, misalnya pohon mindi.

d.    Pencegahan erosi di lahan yang miring perlu dilakukan, antara lain pembuatan teras0teras, sistem penanaman yang searah dengan garis kontur, atau tanaman penyangga.

e.    Pemanfaatan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemar yang ada pada lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap zat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun, dalam hal ini kita harus berhati-hati mengelola eceng gondok karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga dapat mengganggu lahan pertanian apabila tidak segera diatasi.

f.     Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang dan pupuk hijau secara tepat dan terus-menerus.

g.    Tindakan yang tegas tetapi bersifat mendidik kepada siapa saja yang melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya lahan kritis.

h.    Pengembangan tumbuhan yang disebut azola guna menggemburkan tanah sawah.
i.      Pengadaan reklamasi lahan bekas pertambangan.

j.      Pengelolaan wilayah terpadu di wilayah lautan  dan daerah aliran sungai (DAS).

k.    Pengembangan usaha ke arah program kali bersih (prokasih).

l.      Pengembangan keanekaragaman hayati dan pola pergiliran tanaman.

3. Fungsi Teras Untuk Mengatasi Erosi

Kemungkinan lahan mempunyai kemiringan yang tidak dikehendaki. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memodifikasi lahan dengan cara membuat teras. Selain untuk memperkecil saluran air, teras juga memberi kesempatan tanah untuk menyerap air.Pembuatan teras perlu disesuaikan dengan keadaan setempat dan tujuannya. Beberapa macam teras yang dapat dibuat, antara lain teras pematang, teras datar, teras kredit, dan teras bangku.Berikut penjelasan lengkapnya.

a.    Teras Pematang atau Guludan (Contour Terrace)

Teras pematang tujuannya untuk mencegah hilangnya tanah akibat erosi. Lahan yang cocok jika mempunyai kemiringan 10-40%. Pada teras ini dibuat pematang yang sejajar dengan garis kontur. Jarak antara  pematang sekitar 10 m dan di sela-selanya dapat diberi pematang kecil dengan jarak 1-3 meter. Di sebelah dalam pematang dibuat saluran air. Teras pematang masih mempunyai kemiringan sehingga hanya cocok untuk tanaman keras.

b.    Teras Datar (Level Terrace)

Teras datar bertujuan menahan dan menyerap air. Jenis lahan yang cocok untuk teras datar adalah yang mempunyai permeabilitas cukup besar agar tidak terjadi penggenangan.  Kemiringan lahan kurang dari 3%. Cara membuat teras datar sama seperti membuat guludan (tanggul) dengan sisinya berupa saluran air. Tanah yang digunakan untuk membuat guludan berasal dari tanah cangkulan saluran air tersebut. Agar guludan lebih kuat, sebaiknya di atasnya ditanami rumput. Dalam membuat teras ini harus disesuaikan (sejajar) dengan garis kontur.

c.    Teras Kridit (Ridge Terrace)

Teras kridit bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah. Umumnya teras ini dibuat pada lahan dengan kemiringan 3-10%. Teras kridit dibuat dengan cara membuat guludan yang sejajar dengan garis kontur. Agar guludan lebih stabil, di atasnya ditanami tanaman, misalnya kaliandra atau lamtoro gung, atau dapat juga guludan dicampur dengan batu. Kestabilan guludan ini penting agar anah yang tererosi dapat terhalang sehingga makin lama bagian atas berkurang dan guludan makin luas. Jarak antar guludan adalah 5-12 m.

d.    Teras Bangku (Bench Terrace)

Pembuatan teras bangku bertujuan mencegah hilangnya lapisan tanah bagian atas akibat erosi. Teras ini cocok dibuat pada lahan dengan kemiringan antara 10-30%. Disebut teras bangku karena bentuknya seperti deretan bangku. Pembuatannya dengan cara memotong lahan hingga didapat lahan yang datar atau dengan kemiringan (mengarah ke dalam) kurang dari 3%. Kemudian, bagian dalam yang menghubungkan teras satu dengan yang lain merupakan bidang tegak dengan kemiringan 1:2 (sisi datar : sisi tegak). Untuk menstabilkan tepi teras dibuat pematang dengan lebar 20 cm dan tinggi 30 cm. Pada pematang ini dapat ditanami Kaliandra atau Lamtoro Gung. Bagian dalam teras dibuat saluran air dengan lebar 15 cm dan sedalam 25 cm.


Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Pengertian Lahan Kritis Beserta Upaya Untuk Memperbaiki Lahan Kritis Dengan Penjelasan Lengkap.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan ini menjadi lebih baik.Jika ada permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
          Salam Edukasi…