Sejarah Perbedaan
Pendapat Antara Golongan Tua Dan Muda Sampai Kepada Peristiwa Penculikan
Rengasdengklok.
Selamat
Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi
Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan
artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua
Dan Muda Sampai Kepada Peristiwa Penculikan Rengasdengklok.
Sejarah Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua
Dan Muda Sampai Kepada Peristiwa Penculikan Rengasdengklok.
![]() |
Foto:Sejarah perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda |
Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus tahun 1945 merupakan hari-hari yang
menegangkan bagi bangsa Jepang dan bagi
bangsa Indonesia.Bagi Bangsa Jepang,tanggal tersebut merupakan titik akhir
nyali (keberanian) mereka dalam melanjutkan Perang Dunia kedua.Menyerah pada
sekutu adalah suatu pilihan yang sangat pahit tetapi harus dilakukan bagi
mereka.Bagi Bangsa Indonesia sendiri,tanggal tersebut justru menjadi kesempatan
yang sangat baik untuk mempercepat terlaksananya proklamasi kemerdekaan
Indonesia.Inilah yang menjadi pokok pemikiran utama bagi para pemuda atau
sering disebut dengan Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia.Para Golongan
Muda berpikir,bahwa menyerahnya Jepang kepada sekutu,berarti di Indonesia
sedang terjadi kekosongan kekuasaan.Dan Proklamasi dipercepat adalah pilhan
yang sangat tepat.Para pejuang terutama kaum muda yang melancarkan gerakan
“bawah tanah” segera mengetahui berita penyerahan Jepang itu.Para pemuda
mendesak para tokoh senior untuk segera memproklamasikan kemerdekaa
Indonesia.Sutan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda telah mengetahui berita
penyerahan Jepang kepada sekutu melalui siaran radio.Oleh karena itu,ia pun
segera menemui Drs.Moh Hatta di kediamannya.Sutan Syahrir mendesak agar
Ir.Soekarno dan Drs. Moh Hatta segera memerdekakan Indonesia.Namun ternyata
Ir.Soekarno dan Drs.Moh Hatta belum bersedia,mereka akan mengonfirmasi terlebih
dahulu mengenai kebenaran berita tersebut.Mengapa Ir.Soekarno dan Drs.Moh Hatta
menolak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Karena sebagai
tokoh yang berjiwa demokratis,yang tahu akan hak dan kewajiban selaku
pemimpin,kedua tokoh itu berpendapat bahwa untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia,perlu dibicarakan terlebih dahulu dengan PPKI agar tidak menyimpang
dari ketentuan yang ada.Akan tetapi,para pemuda berpendapat bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia harus segera dilaksanakan dengan oleh kekuatan bangsa
sendiri,dan bukan oleh PPKI.Menurut para pemuda PPKI itu adalah buatan Jepang.
Tepat pada hari Rabu,pada tanggal 15 Agustus tahun
1945 sekitar pukul 22.00 WIB,para pemuda yang dipimpin oleh Wikana,Sukarni,dan
Darwis datang ke rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.Wikana
dan Darwis memaksa Ir.Soekarno untuk memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia.Para pemuda mendesak agar Proklamasi dilaksanakan paling lambat pada
tanggal 16 Agustus 1945.Namun Soekarno marah,sambil menunjuk ke lehernya ia
berkata “Ini goroklah leherku,saudara boleh membunuh saya sekarang juga.Saya
tidak bisa melepas tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI,karena itu akan saya
tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”.Ketegangan pun terjadi di rumah
Ir.Soekarno tersebut.Hal ini juga disaksikan antara lain oleh Drs.Moh
Hatta,dr.Buntaran,Ahmad Subarjo,dan Iwa Kusumasumantri.
Para pemuda pun gagal untuk memaksa Soekarno dan
golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Para pemuda di
malam itu sekitar pukul 24.00 WIB tanggal 15 Agustus mengadakan pertemuan di
Jalan Cikini 71 Jakarta.Para pemuda yang hadir,antara lain ialah Sukarni,Yusuf
Kunto,Chaerul Saleh,dan Shodanco Singgih.Mereka semua sepakat untuk membawa
Ir.Soekarno dan Drs.Moh Hatta ke luar kota.Tujuannya adalah agar kedua tokoh
ini jauh dari pengaruh-pengaruh Jepang dan bersedia utnuk segera
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.Para pemuda juga sepakat untuk menunjuk
Shodanco Singgih untuk memimpin pelaksanaan rencana mereka tersebut.
Untuk melaksanakan tugasnya,Shodanco Singgih mendapat
bantuan pinjaman berupa beberapa perlengkapan dari markas PETA di Jaga
Monyet.Pada waktu itu yang bertugas piket di markas PETA ialah Latif
Hendraningrat.Shodanco Singgih disertai dengan pengemudi,Sampun dan penembak
mahir Sutrisno bersama dengan Sukarni,Wikana,dan dr.Muwardi pun pergi menuju ke
rumah Drs.Moh Hatta.Shodanco Singgih secara singkat minta kesediaan Drs.Moh
Hatta untuk mau ikut ke luar kota bersama dengannya.Drs.Moh Hatta pun menuruti
kehendak para pemuda itu.Setelah itu rombongan kemudin berangkat menuju ke
rumah Ir.Soekarno.Tiba di rumah Soekarno,Shodanco Singgih juga secara singkat
meminta kesediaan Soekarno untuk bersedia ikut dengan mereka ke luar
kota.Soekarno pun kemudian setuju,asalkan dengan syarat Fatmawati (Istri
Soekarno),Guntur (anak Soekano) yang saat itu berusia sekitar 8 bulan dan
Drs.Moh Hatta ikut serta.Pada Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 WIB pagi
rombongan Soekarno,Moh Hatta,dan para pemuda menuju ke
Rengasdengklok.Dipilihlah daerah Kawedanan Rengasdengklok,karena daerah itu
merupakan daerah yang terpencil yaitu 15 Km dari Kedunggede,Karawang.Selain
itu,juga ada hubungan baik yang terjalin di antara Daidan PETA Purwakarta dan
Daidan Jakartasehingga dilihat dari segi kemanan dapat terjamin.Tepat pagi hari
rombongan Soekarno pun sampai di Rengasdengklok.Mereka diterima oleh Shodanco
Subeno dan Affan.Mereka ditempatkan di Rumah Kie Song seorang tokoh yang
simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
Sehari di Rengasdengklok,ternyata para pemuda pun
masih gagal memaksa Ir.Soekarno untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia
lepas dari campur tangan pihak Jepang.Namun ada gelagat yang ditangkap oleh
Shodanco Singgih bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
kalau sudah kembali ke Jakarta.Melihat akan tanda-tanda bahwa Ir.Soekarno
bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia,maka sekitar pukul 10.00
WIB bendera Merah Putih dikibarkan di halaman Kawedanan Rengasdengklok.Jakarta
berada dalam keadaan yang tegang,karena tepat pada tanggal seharusnya diadakan
pertemuan oleh para Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),kan tetapi
Ir.Soekarno dan Drs.Moh Hatta tidak ada di tempat pertemuan tersebut.Melihat
hal ini,Ahmad Subarjo yang juga merupakan tokoh golongan tua segera mencari
kedua tokoh tersebut.Akhirnya setelah menanyakan kesana kemari dimana kedua
tokoh tersebut berada,akhirnya terjadilah kesepakatan di antara Wikana dan
Ahmad Subarjo,dan Ahmad Subarjo pun ditunjukkan dan diantarkan ke
Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB
untuk menjemput Ir.Soekarno,Drs.Moh Hatta beserta rombongan.Kecurigaan pun
menyelimuti perasaan para pemuda yang bertemu dengan Ahmad Subarjo.Akhirnya
untuk meyakinkan para pemuda Ahmad Subarjo memberikan suatu jaminan,dimana
apabila besok (tanggal 17 Agustus 1945) paling lambat pukul 12.00 WIB,belum ada
pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia,maka teruhannya adalah
nyawa Ahmad Subarjo sendiri.Dengan jaminan itulah,maka Shodanco Subeno mewakili
para pemuda mengizinkan Ir.Soekarno,Drs.Moh Hatta beserta rombongan untuk
kembali ke Jakarta pada saat itu juga.Tepat petang hari itu juga
Ir.Soekarno.Drs.Moh Hatta beserta rombongan pun kembali ke Jakarta.Dengan
demikian maka berakhirlah suatu peristiwa yang kita kenal dengan sebutan
Peristiwa Rengasdengklok.
Demikianlah Artikel
lengkap yang berjudul Sejarah Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua
Dan Muda Sampai Kepada Peristiwa Penculikan Rengasdengklok. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi
kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk
menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik.Jika ada
permintaan,pertanyaan,komentar,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat
semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…