Perbedaan Data Raster Dengan Data Vektor Pada Sistem Informasi Geografis
Selamat Datang di Web Pendidikan www.edukasinesia.com
Hallo sobat
Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Perbedaan Data Raster Dengan Data
Vektor Pada Sistem Informasi Geografis
Berikut
Ini Pembahasan Selengkapnya
Menurut
definisinya, Sistem Informasi Geografis (SIG) selalu terdiri atas pengambilan
data (input data) dan penyediaan, penyimpanan data, analisis data, serta penyajian
data spasial (output data).Data spasial dalam hal ini memiliki posisi yang
vital atau sangat penting dalam sistem kerja Sistem Informasi Geografis
(SIG).Oleh sebab itu, sebelum melakukan pekerjaan dalam Sistem Informasi
Geografis, perlu kita ketahui terlebih dahulu jenis-jenis data spasial yang akan
diolah dalam Sistem Informasi Geografis.
Data spasial ini dibedakan menjadi dua
jenis yakni data raster dan data vektor. Data raster menampilkan dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau pixel yang membentuk grid
(segi empat/petak-petak).Setiap pixel ini memiliki atribut
tersendiri, akurasinya sangat bergantung pada resolusi spasial.
Contoh beberapa
sumber data raster adalah citra penginderaan jauh digital. Tipe raster membagi
ruang ke dalam regular cells, berupa square tasseletion (petak) dua dimensi atau
tiga dimensi. Cells 2D ini disebut dengan pixel dan cells 3D ini disebut dengan
voxel. Menurut seorang ahli yang bernama Prahasta, pada model data raster, dunia
nyata dapat disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang
homogen.
Dengan model ini unsur-unsur geografi ditandai oleh nilai-nilai
(bilangan intensitas) elemen matriks persegi panjang, sehingga secara konseptual
model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.
Berbeda halnya dengan raster yang
menampilkan dan menyimpan data spasial dalam bentuk matriks atau pixel. Data
Vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dalam bentuk titik, garis atau
kurva, poligon beserta data atributnya. Pada model data spasial vektor, garis-garis
atau kurva sebenarnya merupakan kumpulan dari titik-titik yang saling
terhubung.
Demikian juga halnya dengan poligon yang terdiri atas
titik-titik yang saling terhubung, tetapi
hanya saja titik awal dan akhirnya sama, sehingga menutup sempurna. Data vektor bertujuan
untuk menyajikan objek sesempurna mungkin seperti keadaan aslinya di
lapangan.
Data spasial dalam mode vektor sering disimpan dalam struktur yang
terpisah dengan data atributnya. Data atribut adalah data yang mendeskripsikan
kenampakan yang digambarkan dalam SIG, sehingga benar-benar dapat menghasilkan
informasi. Data atribut ini disimpan dalam format tabular. Data vektor diberikan
identitas pada data atribut, hal ini merupakan cara untuk menghubungkan antara
data vektor dan data atribut.
Sistem Informasi Geografis (SIG) mengakomodasi
penyimpanan data spasial vector dalam data atribut menggunakan data table. Data
raster maupun vector memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga
tidak ada data yang mampu memenuhi semua kebutuhan representasi dan analisis
data spasial secara sempurna. Semuanya tergantung pada tujuan dan kebutuhan si
pemakainya. Untuk itu, kedua model data ini akan saling melengkapi dan bahkan
saling dikonversikan satu sama lain (yakni raster ke vektor dan vector ke
raster). Konversi ini juga dapat dilakukan untuk menyesuaikan jenis data dengan
jenis perangkat lunak yang digunakan.
Misalnya, perangkat lunak berbasis vector
(seperti ArcView),sedangkan datanya berbasis raster, maka harus dikonversi
terlebih dahulu. Rasterisasi adalah proses mengonversi data dari data dalam
bentuk vektor ke dalam bentuk raster. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis
tanah, kelembapan tanah, vegetasi, suhu tanah, dan lain sebagainya. Namun data
raster memiliki kelemahan, kelemahan utama data raster adalah dalam hal ukuran
filenya, semakin tinggi resolusi gridnya, semakin besar pula ukuran filenya dan
sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Sedangkan
vektorisasi adalah proses mengonversi dari data raster ke data vektor, wujud
lain vektorisasi berlangsung ketika kita ingin mengidentifikasi fitur atau
pola-pola.
Perbandingan
dan Perbedaan Data Raster dan Data Vektor
Keuntungan
Data
Raster
|
Data
Vektor
|
Ø
Data
struktur sederhana
|
Ø
Efisien
dalam menyajikan topologi
|
Ø
Mudah
dalam overlay
|
Ø
Baik
dalam mengubah segala
|
Ø
Efisien
dalam memproses citra
|
Ø
Memperbolehkan
dalam menyajikan jaringan
|
Ø
Mudah
dalam menggabungkan atribut
|
Kerugian
Data
Raster
|
Data
Vektor
|
Ø
Struktur
data kurang rapi
|
Ø
Data
struktur kompleks
|
Ø
Sulit
dalam membangun topologi
|
Ø
Overlay
lebih sulit untuk dilakukan
|
Ø
Batas
sel tidak tergantung pada batas kenampakan
|
Ø
Tidak
efisien dalam pemrosesan citra
|
Ø
Lebih
intensif dalam update
|
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul Perbedaan Data Raster Dengan Data Vektor Pada Sistem Informasi
Geografis. Semoga
dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers
semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk
mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini
menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan
berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam
Edukasi…