Teori-Teori Mengenai Pembentukan Tata Surya Beserta Penjelasannya Terlengkap
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Teori-Teori Mengenai Pembentukan Tata
Surya Beserta Penjelasannya Terlengkap
Berikut
Ini Pembahasan Selengkapnya
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai teori-teori pembentukan (terbentuknya) tata surya,alangkah lebih baiknya sobat mengetahui terlebih dahulu anggota-anggota tata surya,berikut pembahasannya:
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai teori-teori pembentukan (terbentuknya) tata surya,alangkah lebih baiknya sobat mengetahui terlebih dahulu anggota-anggota tata surya,berikut pembahasannya:
Anggota Tata Surya
Seperti
yang telah sobat ketahui bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat Tata
Surya), planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor, asteorid,
komet, dan satelit alami yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih jelasnya,
berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh anggota Tata Surya kita.
1.
Matahari
Matahari
adalah pusat Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih
besar dari Bumi. Sungguh besar, bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya
Matahari termasuk bintang yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus
kali dari Matahari.
Jarak
Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut
satu satuan astronomi (1 sa). Waktu yang dibutuhkan oleh sinar Matahari untuk
sampai ke Bumi 8,33 menit.
Matahari
terdiri atas bagian inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas
lapisan fotosfera, khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang
dipancarkan ke segala penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera.
Korona berada pada bagian terluar Matahari, berupa lidah api yang
menyala-nyala.
Seperti
halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang
sangat dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada bagian inti
menghasilkan panas sebesar 15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada
permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh luar biasa panas, bukan? Oleh karena
itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa
2.
Planet
Planet
merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan
dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring
atau pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.
Dalam
sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari
matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada
orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.
Berdasarkan
massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Planet
Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
·
Planet
Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars.
Sedangkan
berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:
·
Planet
Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke
matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya
berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut,
maka yang termasuk Planet Dalam adalah Merkurius dan Venus.
·
Planet
Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke
matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya
berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok
planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sidang
Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU)
ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006
telah memutuskan beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah resolusi
5A yang berisi mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda angkasa dapat
disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
·
Berada
dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.
·
Mempunyai
berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid supaya
ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
·
Merupakan
objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.
Planet
Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah
planet karena Pluto memiliki orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini
menunjukkan Pluto sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.
Lihat
penjelasan tentang planet-planet di sistem tata surya kita beserta
karakteristiknya,
3.
Asteroid
Asteroid
merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang
sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi
Matahari. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo.
Selain itu, banyak di antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama
penemunya.
Sebagian
besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan
Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid
yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang
berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A
Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
4.
Meteor
Ketika
kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas
cahaya bergerak cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga
bintang jatuh merupakan bagian dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh
mengarah ke Bumi akan tampak seperti bola api.
Meteor
yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika
terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi
sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang
meteor yang besar tidak terbakar habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi
dan disebut sebagai meteorit.
Meteor
besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk kawah besar seperti kawah Barringer di
wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000
tahun yang lalu.
5.
Komet
Komet
merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan
atom-atom di udara. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang
panjangnya jutaan mil. Oleh karena itu, komet sering disebut juga bintang
berekor. Ciri khas komet adalah ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa
mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas bongkahan es
serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa mencapai 10 km. Ekor
merupakan bagian dari komet, berasal dari Coma yang menyelimuti inti komet.
Diameter Coma bisa mencapai 100.000 km.
Kecerdasan
yang diberikan oleh TUHAN kepada manusia memang sangat mengesankan, sehingga
beberapa manusia cerdas yang turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dapat merumuskan sebuah pola di masa lalu dengan fakta-fakta yang ada pada masa
sekarang.
salah
satunya adalah munculnya teori - teori pembentukan tata surya yang dilahirkan
oleh beberapa ilmuwan yang kemudian berkembang menjadi sebuah pemahaman dasar
pada sejarah tata surya di masa silam. apa saja teori teori pembentukan jagad
raya tersebut? silahkan simak di bawah ini :
Teori proto planet
dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman, Carl Von Weizsaecker pada tahun
1940. teori proto planet kemudian disempurnakan antara lain oleh Gerard P.
Kuiper pada tahun 1950. teori proto planet menyatakan bahwa tata surya
terbentuk oleh gumpalan awan gas dan debu yang jumlahnya sangat banyak. Lebih
dari 15.000 juta tahun yang lalu salah satu gumpalan mengalami pemampatan dan
menarik partikel-paetikel debu membentuk gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi
pilinan.
Dengan adanya pilinan, gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram,
yaitu tebal dibagian tengah dan pipih dibagian tepinya. Bagian tengah yang
tebal berpilin lebih lambat dari pada bagian tepinya. Partikel-partikel di
bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan cahaya. Bagian
tengah itu kemudian menjadi Matahari.
Partikel-partikel di bagian tepi yang berpilin lebih cepat menyebabkan
gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan –gumpalan itu kemudian membeku
menjadi bahan planet dan satelitnya. Oleh karena itu, bahan-bahan planet
tersebut disebut protoplanet dan teorinya disebut teori protoplanet.
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Alam semesta saat ini juga terdapat gumpalan awan dan debu yang bertebaran di
angkasa. Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang lalu, salah satu awan gas
tersebut mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut
partikel-partikel debu tertarik ke pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan
mulai berpilin.
Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih
berbentuk cakram. Partikel-pertikel di bagian tengah cakaram kemudian saling
menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar (matahari). Bagian yang
lebih luar berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan-gumpalan
kecil. Gumpalan kecil ini berpilin juga dan mengalami pembekuan dan menjadi
planet serta satelit.
2. Teori
Pasang Surut ( Jeans-Jeffrey,1917 )
Teori pasang surut pertama
kali disampaikan oleh Buffon (1707-1788). Buffon menyatakan bahwa tata surya
berasal dari adanya materi Matahari yang terlempar akibat bertubrukan dengan
komet. Teori pasang surut yang dikemukakan Buffon kemudian diperbaiki oleh dua
orang ilmuwan Inggris, yaitu Sir James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun
1919.
Jeans dan Jeffreys menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh efek
pasang gas-gas pada Matahari. Efek pasang itu disebabkan oleh gaya gravitasi
sebuah bintang besar yang melintasi Matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian
terlepas dari Matahari dan mulai mengelilingi Matahari. Selanjutnya, gas-gas
panas berubah menjadi bola-bola cair. Tiap-tiap bola secara perlahan mendingin
dan membentuk lapisan keras di sekelilingnya menjadi planet-planet dan
satelit-satelit.
Sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada tubuh matahari pada
massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Gaya tarikan ini membentuk
lidah gas panas. Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas-gas
dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda
tersendiri yang merupakan planet-planet. Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan
Jeffreys.
Teori planetesimal
dikemukakan oleh Camberlin dan Moulton pada tahun 1905. teori planetesimal
menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan kabut yang berbentuk spiral
atau pilin sehingga disebut kabut pilin. Didalam kabut itu terdapat
material-material padat yang disebut plenetesimal. Tiap-tiap planetesimal mempunyai
orbit bebas sehingga terjadi tabrakan-tabrakan. Dengan adanya gaya gravitasi,
terbentuklah gumpalan-gumpalan yang besar dan lebih pampat. Gumpalan terbesar
terletak di tengah (pusat) kabut dan menjadi pusat peredaran yang kemudian
dosebut Matahari. Adapun gumpalan-gumpalan yang lebih kecil menjadi
planet-planet yang secara bersama-sama berevolusi terhadap Matahari.
Pada
mulanya telah terdapat “matahari asal”. Pada suatu ketika matahari asal ini
didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada
bagian matahari. Oleh tenaga penarikan pada matahari asal tadi, maka terjadilah
peledakan-peledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer
matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat dan
disebut planetesimal. Benda padat yang disebut planetesimal ini dalam
perkembangan selanjutnya menjadi planet-planet yang salah satunya adalah bumi
kita. Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.
Teori Nebula kali pertama dikemukakan
oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman yang bernama Immanuel Kant yang hidup
antara tahun 1724–1804. Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas
atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat.
Perputaran
yang lambat tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki
berat jenis tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda.
Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di
sekitarnya. Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih
kecil maka berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih
tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari.
Teori
nebula lainnya yang berkembang dikemukakan oleh seorang astronom berkebangsaan
Prancis bernama Pierre Simon de Laplace yang hidup antara 1749–1827. Menurut
Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat. Oleh karena perputaran yang terjadi sangat cepat, maka
terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu
yang berbedabeda. Bagian-bagian yang terlepas tersebut berputar dan pada
akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal menjadi
matahari.
Di jagat raya telah terdapat gas yang kemudian
berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas hingga membentuk
kumpulan kabut yang sangat besar ini berputar semakin cepat. Dalam proses
perputaran yang kencang ini, menyebabkan materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Fragmen yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Bagian inti
kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sebagai matahari sekarang ini.
Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan seorang filsuf dan ilmuan Jerman pada tahun
1755, ia membuat hipotesis yang menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh
gumpalan kabut (nebula) yang terdiri atas bermacam-macam gas.
Nebula tersebut berpilin lambat. Gas-gas yang berukuran besar menarik
gas-gas yang berukuran kecil sehingga membentuk gumpalan gas yang mirip dengan
cakram. Ketika cakram tersebut memepat, sebagian besar gas berada di pusat
cakram. Pusat cakram membentuk gumpalan kabut bermassa besar yang kemudian
menjadi Matahari. Adapun gas-gas di bagian tepi mengalami penurunan suhu dan
menyusut membentuk planet-planet yang mengelilingi Matahari
Pierre Simon
de Laplase
Pierre Simon de Laplase merupakan seorang ahli fisika Prancis. Pada
tahun 1796 ia menyatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang
berpilin karena kabut selalu memancarkan panas di alam semesta yang dingin,
kabut tersebut mengalami penyusutan dan membentuk bola gas. Penyusutan itu
menyebabkan pilinan bola gas makin cepat. Akibatnya terjadi pemepatan di kedua
kutubnya dan melebar di bagian ekuator menyerupai gelang-gelang karena
penumpukan gas.
Pilinan bola
gas yang makin cepat menyebabkan sebagian massa gas di ekuator makin menjauh
dari bola gas, kemudian membentuk bola-bola gas yang lebih kecil dan
mengelilingi bola gas awal. Bola-bola gas kecil tersebut kemudian mendingin
menjadi planet, sedangkan bola gas awal menjadi Matahari.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini
dikemukakan oleh RA Lyttleton pada tahun 1956. Teori ini diberi nama teori
bintang kembar karna Lyttleton beranggapan bahwa tata surya ( matahari dan
planet ) terbentuk dari dua buah bintang, yang kemudian salah satunya hancur
dan membentuk planet dan yang lainnya menjadi bintang ( matahari ) adapun alasan
dari pendapat ini karna setelah penelitian terhadap tata surya lain ternya ada
tata surya yang memiliki bintang kembar, oleh karna itulah Lyttleton
beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang
kembar. Adapun raian dari teori tersebut adalah sebagai berikut :
Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang
kembar yaitu matahari dan kembarannya. Entah karma sebab apa kemudian lama
kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hinga
pada suatu ketika kemudian kembaran dari matahari tersebut benar – bena meledak
menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu. Serpihan dan debu tersebut
kemudian terperangkap oleh gaya gravitasi matahari, namun tidak tersedot masuk.
Kemudian debu – debu yang terbentuk berkumpul dan mempilin sehingga membentuk
planet dan serpihan - serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang
memisahkan planet dalam dan luar.Awan gas kemudian mendingin
membentuk planet - planet dan satelit - satelitnya yang mengelilingi Matahari
dan membentuk tata surya. Adapun proses pembentukan planet dan satelit sama
dengan teori pasang surut.
Dalam Hipotesis Kuiper,
dikemukakan bahwa alam semesta ini pada awalnya terdiri dari formasi bintang
-bintang. Lalu, terdapat dua pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan
antarbintang dari gas hydrogen.
Satu pusat lebih besar daripada pusat yang lainnya. Satu pusat yang
lebih besar ini kemudian memadat dan menjadi bintang tunggal yang kita kenal
sebagai matahari.
Hipotesis ini dikemukakan oleh Gerard P Kuiper (1905 – 1973). Karena
masih merupakan hipotesis dan belum dianggap sebagai teori yang memiliki dasar
kuat, pendapat Kuiper ini lumayan jarang digunakan.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul berjudul Teori-Teori
Mengenai Pembentukan Tata Surya Beserta Penjelasannya Terlengkap.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat
Edukasi Lovers semuanya.Jika artikel ini
bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel
ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik.Jika ada
permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat semua
di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam
Edukasi…