Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada

Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada

Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com

Hallo sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada

Berikut Pembahasannya

1.Kerajaan Kutai


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur di tepi Sungai Mahakam. Sumber sejarah Kerajaan Kutai yaitu ditemukannya tujuh buah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta. Yupa adalah tugu batu peringatan yang digunakan untuk menambatkan hewan kurban. Sebenarnya yupa merupakan peninggalan budaya megalitikum bangsa Indonesia yaitu menhir.

Dari isi prasasti, dapat diketahui bahwa raja pertama yang memerintah Kutai adalah Raja Kudungga. Setelah Raja Kudungga wafat, tahta kerajaan diberikan secara turun temurun. Pemerintahan Kerajaan Kutai digantikan oleh putranya yaitu Asmawarman sebagai vamsakarta yaitu pembentuk keluarga (dinasti).

Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana di Vparakeswara (tempat untuk memuja Dewa Siwa), dan rakyatnya hidup tenteram dan sejahtera. 

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang cukup kaya. Kehidupan ekonomi rakyat Kutai berdasarkan pada pertanian dan peternakan. Di samping itu juga perdagangan dengan memanfaatkan letaknya yang strategis berada di jalur pelayaran Selat Makassar.

2.Kerajaan Tarumanegara


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor, Jawa Barat. Mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. 

Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara ada dua macam yaitu berita dari Cina dan sumber prasasti.
1)    Berita Cina dari Dinasti Tang menyebutkan adanya kerajaan yang bernama To-Lo-Mo yaitu Tarumanegara yang beberapa kali mengirim utusan ke Cina.

2)    Catatan Fa-Hien yang mengatakan ketika ia kembali dari India ke Cina melalui jalur laut singgah di Bandar Tarumanegara. Pada bandar itu ia menemukan masyarakat yang telah memeluk agama hindu.

3)    Sumber prasasti yakni sebagai berikut.
a)    Prasasti Ciaruteun yang bercap sepasang telapak kaki
b)    Prasasti Kebon Kopi yang terdapat gambar dua telapak gajah.
c)    Prasasti Tugu berisi tentang penggalian sebuah saluran sepanjang 6.112 tombak yang diberi nama Gomati, yang dilakukan pada masa ke-22 pemerintahan Raja Purnawarman. Setelah selesai diadakan selamatan dimana raja memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
d)    Prasasti Lebak berisi memuji kebesaran Raja Purnawarman
e)    Prasasti Jambu
f)     Prasasti Pasir Awi
g)    Prasasti Muara Cianten.

Kehidupan sosial masyarakat Tarumanegara sudah terjalin baik. Hal ini terbukti saat penggalian saluran Gomati. Kehidupan ekonomi masyarakat meliputi perdagangan, peternakan, pertanian, dan perdagangan. Penggalian sungai Gomati memiliki arti penting bagi pertanian karena selain untuk mencegah banjir juga agar tidak merusak lahan pertanian, serta untuk irigasi.

3.Kerajaan Holing (Kalingga)


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Holing


Berita dari Cina menyebutkan letak holing yaitu berbatasan dengan laut di sebelah selatan, Ta-Hen-La di sebelah utara, Po-Li di sebelah timur, dan To-Po-Teng di sebelah barat. Nama lain Holing adalah Cho-Po (Jawa).Dapat disimpulkan bahwa letak Holing berada di Pantai Utara Jawa Tengah.

Sumber sejarah Kerajaan Holing adalah berita Cina yaitu catatan I-Tsing yang mengatakan bahwa seorang temannya bernama Hui-Ning dengan pembantunya yang bernama Yun-Ki pergi ke Holing (664-665 M) untuk belajar agama Buddha.

Ia juga menerjemahkan kitab agama Buddha ke dalam bahasa Cina yang dibantu oleh pendeta dari Holing yang bernama Janabadra.
Kerajaan Holing diperintah oleh seorang Ratu Sima yang keras tetapi adil dan
bijaksana. Menurut berita dari Cina, ia beberapa kali mengirim utusan ke Cina. Kerajaan Holing merupakan kerajaan yang cukup makmur.

4.Kerajaan Kanjuruhan


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Kanjuruhan


Sekitar tahun 760 M, di Jawa Timur berdiri Kerajaan Kanjuruhan. Rajanya bernama Dewasingha yang berputra lima yang setelah menjadi raja bernama Gajahyana. Gajahyana telah memerintahkan pembangunan candi untuk Sang Agastya yakni Candi Badut.

Kerajaan Kanjuruhan tidak mampu bertahan lama sebab ditaklukkan oleh Raka Watukura dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Setelah takluk, penguasanya dianggap sebagai raja bawahan dengan gelar Rakai Kanjuruhan.

5.Kerajaan Sriwijaya


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Sriwijaya



Pusat Kerajaan Sriwijaya terletak di Sungai Musi, Palembang. Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya ada dua macam, yaitu sumber dari dalam negeri dan sumber dari luar negeri. 

Berikut ini sumber prasasti dari dalam negeri.
1)    Prasasti Kota Kapur tahun 686 M, berisi tentang usaha Kerajaan Sriwijaya untuk menaklukkan Jawa yang tidak setia kepada Sriwijaya.

2)    Prasasti Talang Tuo tahun 684 M menjelaskan tentang pembuatan taman Sri Ksetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.

3)    Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M menyatakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci dengan perahu.

4)    Prasasti Telaga Batu menyatakan tentang kutukan bagi rakyat yang melakukan kejahatan dan tidak taat pada perintah raja.

5)    Prasasti Palas Pasemah menyatakan bahwa Sriwijaya menundukkan Lampung sejak akhir abad VII.

6)    Prasasti  Karang Berahi tahun 686 M yang isinya menyatakan permintaan kepada dewa agar menjaga Kerajaan Sriwijaya dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat.

Berikut ini merupakan sumber sejarah yang berasal dari luar negeri.
1)    Prasasti Ligor tahun 775 M ditemukan di Semenanjung Malaya.
2)    Prasasti Nalanda ditemukan di India tentang pemberian sebidang tanah dari Raja Dewapaladewa kepada Sriwijaya yang datang ke Nalanda untuk mendalami agama Buddha
3)    Berita Cina, yaitu catatan I-Tsing yang menyebutkan pada tahun 671 M ia singgah di Sriwijaya dalam perjalanannya ke India dan berhasil menerjemahkan kitab-kitab agama Buddha.

Sriwijaya mencapai kejayaan di bawah pemerintahan Balaputradewa. Pada masa pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya memainkan beberapa peranan penting yakni sebagai berikut.

1)    Sebagai negara maritim
Sriwijaya merupakan negara yang mengutamakan pelayaran dan perdagangan. Letak Kerajaan Sriwijaya sangat strategis dan dekat dengan selat Malaka yang merupakan  penghubung antara pedagang dari Cina dan pedagang dari India maupun Romawi.

2)    Sebagai pusat agama Buddha
Berkembangnya agama Buddha di Sriwijaya disebabkan oleh hubungan baik Kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan di India. Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa agama Buddha dijadikan sebagai agama negara.
Wilayah Sriwijaya sangat luas yaitu sebagian besar Sumatra dan Bangka, Jawa Barat, sebagian Tanjungpura (Kalimantan Barat Daya) dan Semenanjung Malaya. Sejak abad ke-11 pamor Sriwijaya mulai pudar.



6.Kerajaan Mataram Kuno



Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, muncul beberapa saat setelah Kerajaan Holing. Ibu kota Kerajaan Mataram Kuno bernama Medang Kamulan (sekitar daerah Kradenan Grobogan).Daerah Kerajaan ini dikenal dengan nama Bhumi Mataram. Dinasti yang pernah berkuasa di Mataram Kuno adalah Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. 

Sumber sejarah Kerajaan Mataram Kuno antara lain yakni sebagai berikut.
1)    Prasasti Canggal tahun 732 M, dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya berkaitan dengan pendirian lingga, yaitu berarti mendirikan kerajaan.

2)    Prasasti Balitung atau prasasti Mantyasih tahun 907 M dikeluarkan oleh Raja Balitung. Isinya terdapat raja-raja Mataram Kuno dari Dinasti Sanjaya dan menyebutkan bahwa Sanjaya adalah raja pertama yang memerintah Mataram Kuno.

3)    Prasasti Kalasan tahun 776 M yang berisi Raja Panangkaran mendirikan bangunan suci umat Buddha untuk Dewi Tara dan pendeta yang sekarang dikenal dengan nama Candi Kemalasan.

4)    Prasasti Kelurak tahun 782 M berisi Dewa Indra mendirikan bangunan suci dan arca manjusri yang sekarang dikenal dengan Candi Sewu.

5)    Prasasti Karang Tengah tahun 824 M berisi Raja Samaratungga mendirikan bangunan suci di Wenuawana (Candi Ngawen).Selain itu Pramodawardani membebaskan pajak tanah sekitar bangunan suci untuk pemeliharaan Kamulan di Bumi Sambhara (Borobudur).

Pemerintah Mataram Kuno dipegang oleh dua dinasti yaitu Dinasti Sanjaya yang menganut agama Hindu dan Dinasti Syailendra yang menganut agama Buddha. Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno dilandasi oleh kehidupan religius dan semangat gotong royong. Alasannya dengan jumlah penduduk sedikit dapat membangun candi cukup banyak. Kehidupan ekonomi Mataram Kuno bersumber pada pertanian.



7.Kerajaan Medang Kamulan


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Medang Kamulan


Kerajaan Medang Kamulan terletak di daerah Jawa Timur (di Muara Sungai Brantas) dan beribukota di Watan Mas. Didirikan oleh Mpu Sendok setelah memindahkan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur dan mendirikan Dinasti Isyana selama satu abad sejak tahun 929 M.
Sumber sejarah Kerajaan Medang Kamulan antara lain Prasasti Kalkuta yang menyatakan tentang silsilah keturunan raja Mpu Sendok sampai raja Airlangga. 

Selain itu ada berita dari India yang menyatakan bahwa Sriwijaya menjalin  hubungan dengan kerajaan – kerajaan di India untuk membendung serangan dari Medang Kamulan pada masa pemerintahan raja Darmawangsa.

Medang Kamulan mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Dharmawangsa. Ia bercita-cita menguasai jalur perdagangan dan pelayaran nusantara yang waktu itu dikuasai oleh Sriwijaya. Upaya itu diwujudkan dalam penyerbuan ke Sriwijaya dan Malaka tahun 991 M, namun mengalami kegagalan. Sebagai balasannya, pada tahun 1016 M Kerajaan Wora-Wari (bawahan Sriwijaya) menyerang Medang Kamulan. Akibatnya Medang Kamulan mengalami pralaya (kehancuran).

Kehidupan ekonomi Kerajaan Medang Kamulan mengarah pada perdagangan dan pelayaran. Sungai Brantas dan Bengawan Solo menjadi jalur perdagangan. Corak perekonomian berubah dari pertanian ke perdagangan Nusantara. Untuk menghindari perang saudara. Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan Kerajaan Panjalu (Kediri) dengan ibukota Daha. Pembagian dilakukan oleh Mpu Barada dan sebagai batasnya adalah Sungai Brantas.

8.Kerajaan Kediri



Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Kediri 


Sumber sejarah Kerajaan Kediri antara lain yaitu Prasasti Ngantang yang berisi Raja Jayabaya memberikan hadiah sebidang tanah yang terbebas dari pajak kepada rakyat Desa Ngantang. 

Adapun raja-raja yang memerintah Kerajaan Kediri yakni sebagai berikut.
1)    Samarawijaya
2)    Sri Bameswara
3)    Jayabaya, pada masa ini Kerajaan Kediri mencapai kejayaan terutama dalam bidang sastra, yaitu ditulisnya Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya.Ia juga dikenal sebagai ahli nujum dengan karangannya yang terkenal yaitu Jangka Jayabaya yaitu tentang ramalan keadaan Pulau Jawa di masa depan.
4)    Kameswara, pada masa ini ditulis kitab Wretasancaya, Smaradahana, dan Lubdaka.
5)    Sarweswara.
6)    Aryeswara
7)    Kertajaya, merupakan raja terakhir Kediri akibat serangan Ken Arok pada pertempuran di Desa Ganter pada tahun 1222 M.

9.Kerajaan Singasari


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Singasari



Kerajaan Singasari berdiri pada tahun 1222 M di sekitar Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Singasari berdiri diawali keberhasilan Ken Arok membunuh Akuwu Tunggul Ametung di Tumapel. Ken Arok makin kuat setelah ia mampu mengalahkan Kertajaya di Desa Ganter. Kemudian ia mendirikan dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindrawangsa dan mendirikan Kerajaan Singasari. 

Berikut ini sumber sejarah Kerajaan Singasari
1)    Kitab Pararaton, menguraikan tentang sejarah kehidupan Ken Arok.
2)    Kitab Negarakertagama, yang memuat silsilah raja-raja Majapahit yang berhubungan erat dengan raja-raja Singasari.
3)    Bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singasari, dan Candi Jawi.
4)    Berita Cina, yang menyatakan bahwa Kaisar Kubilai Khan mengirim pasukan untuk menaklukkan Singasari.
5)    Arca seperti patung Amogapasa dan Joko Dolok yang merupakan perwujudan dari Kertanegara.

Berikut ini merupakan raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari
1)    Ken Arok (1222-1227 M), ia merupakan pendiri Singasari yang juga dinasti Girindrawangsa. Pemerintahannya, Ken Arok mengembangkan wilayah Singasari hingga seluruh Jawa Timur.

2)    Anusapati (1227 – 1248 M), kekuasaannya diperoleh setelah membunuh ayah tirinya, Ken Arok. Kekuasaannya tidak lama karena dibunuh oleh Tohjaya. Ia didarmakan di Candi Kidal.

3)    Tohjaya ( 1248 M), pada masa pemerintahan Tohjaya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.

4)    Wisnuwardhana (1268 – 1292 M), setelah berhasil menggulingkan Tohjaya, Ranggawuni berhasil naik tahta dengan gelar Wisnuwardana. Ia mengangkat Mahesa Cempaka menjadi ratu Angabhaya dan bergelar Narasinghamurti. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan mahibit yang dilakukan oleh Linggapati karena tidak puas dengan adanya penyatuan Kerajaan Sriwijaya dan Kediri. Hal itu terjadi karena adanya perkawinan antara Wisnuwardana (Singasari) dengan Waning Hyun (Kediri).Setelah wafat, Wisnuwardana didarmakan di Candi Jago.

5)    Kertanegara (1250 M)
Pada masa pemerintahannya, Singasari mengalami masa kejayaan. Kubilai Khan mengirim utusan kepada Kertanegara agar tunduk kepada Mongol yaitu tahun 1280, 1281, dan 1289, namun Kertanegara tidak mau tunduk, bahkan mengirim kembali utusan Kubilai Khan (Meng-Chi) setelah dipotong telinganya. Tindakan itu membuat Kubilai Khan marah dan menyiapkan pasukan untuk menyerang Singasari. Namun ketika Kubilai Khan datang ke Jawa, Kertanegara sudah gugur karena serangan Jayakatwang pada tahun 1292 M. Setelah wafat Kertanegara dimakamkan di dua tempat yaitu Candi Singasari dan Candi Jawi. Wafatnya Kertanegara mengakhiri Singasari.


10.Kerajaan Majapahit


Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada
Kerajaan Majapahit


Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M. Berdirinya Majapahit tidak terlepas dari peristiwa runtuhnya Singasari. Tokoh yang merintis berdirinya Majapahit adalah Raden Wijaya. Saat Singasari mengalami keruntuhan karena diserang Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri. Atas anjuran Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang. 

Setelah menyerahkan diri Raden Wijaya diperbolehkan membuka hutan  tarik yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya Kerajaan Majapahit. Sumber sejarah Kerajaan Majapahit antara lain yaitu sebagai berikut.
1)    Prasasti Butak yang mengisahkan peristiwa runtuhnya Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.

2)    Kitab Pararaton yang menceritakan keadaan Majapahit terutama masa pemerintahannya Hayam Wuruk.

3)    Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular.

Berikut ini raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit.

1)    Raden Wijaya (1293 – 1309)

Raden Wijaya naik tahta pada tahun 1292 M dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Untuk memperkuat kedudukannya, Raden Wijaya memperistri keempat putri Kertanegara dan menegaskan bahwa tahta Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Kerajaan Singasari.

Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan Ronggolawe pada tahun 1295 dan pemberontakan Sora pada tahun 1300 M.Kedua pemberontakan tersebut dapat dipadamkan. Raden Wijaya wafat dan dimakamkan di Antahpura dan Candi Simping.

2)    Kala Gemet bergelar Sri Jayanegara (1309 – 1328).

Pada masa pemerintahannya terjadi beberapa pemberontakan yaitu pemberontakan Juru Demung (1313), Gajah Biru (1314), Nambi (1316), dan Kuti (1319).Kuti merupakan pemberontakan yang paling berbahaya karena berhasil menduduki ibukota dan istana Majapahit.

Dalam kemelut tersebut tampil Gajah Mada (seorang bekel Bayangkari) untuk memadamkan pemberontakan Kuti. Tahun 1329 Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri yaitu Tanca, dan kemudian dimakamkan di Candi Sanggapura, Kapopongan.

3)    Tribuanatunggadewi (1328 – 1350)

Terjadi pemberontakan sadeng dan kerta, namun berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Atas jasanya, Patih Amangkubumi Arya Tadah mengusulkan kepada ratu agar Gajah Mada diangkat menjadi patuh menggantikan dirinya. Pada saat dilantik, Gajah Mada mengucap sumpah Palapa.

4)    Hayam Wuruk (1350 – 1389)

Hayam Wuruk dan Gajah Mada merupakan dwitunggal yang membawa Kerajaan Majapahit menuju puncak keemasan Kerajaan. Persatuan Nusantara hampir dapat diwujudkan, namun sempat ternodai dengan adanya Peristiwa Bubat pada tahun 1357.Menurut Negarakertagama, kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi Sumatra, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan beberapa daratan di Asia Tenggara. 

Hayam Wuruk menerapkan  politik yang berwawasan cakrawala mandala yang artinya perluasan wilayah Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit mempunyai sistem ketatanegaraan yang teratur. Kemunduran Kerajaan Majapahit ditandai dengan wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364.Majapahit makin suram dan kerajaan kembali diisi kemelut politik berupa perang saudara dan pemberontakan.

5)    Wikramawardhana (1389 – 1429)

Wikramawardhana adalah suami dari Kusumawardhani (putri Hayam Wuruk).Kekuasaannya mendapat perlawanan dari Bhre Wirabumi karena ia hanya seorang menantu, maka terjadi perang Paregreg pada tahun (1401 – 1406)
Kehidupan di Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan agraris maritim. 

Agraris karena terletak di dekat aliran sungai dan pertanian yang sangat pesat, sedang maritim tampak dari angkatan lautnya.

Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Sepuluh (10) Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang Pernah Ada. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.

Terima Kasih…
            Salam Edukasi…