Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap
Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com

Hallo sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap



Berikut Pembahasannya


Masa kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dibagi menjadi empat tahap, yakni sebagai berikut.

1.Masa Berburu dan Meramu Tingkat Awal

Manusia pendukung pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini adalah Pithecanthropus, Meganthropus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis. Terjadi pada zaman palaeolithikum.
Ciri-ciri kehidupan sosial pada masa ini, yakni:

a)    Hidupnya berpindah-pindah (nomaden) dan menggantungkan makanan dari alam (food gathering).
b)    Mengenal kehidupan berkelompok dan hubungan antarkelompok sangat erat.
c)    Memiliki pemimpin yang dihormati dan ditaati.

Kehidupan manusia masa ini ditandai dengan kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan. Binatang perburuan yang dicari antara lain gajah, banteng, badak, rusa, dan kerbau liar. Mereka juga berburu ikan dan kerang di laut. Bahan makanan yang dikumpulkan yaitu ubi, keladi, daun-daunan, dan buah-buahan.

Kehidupan ekonomi masa berburu dan meramu tingkat awal memiliki ciri-ciri berikut ini.
a)    Kebutuhan makan masih bergantung pada alam sekitarnya.
b)    Kebutuhan akan makanan dipenuhi dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan dari hutan (food gathering).
c)    Kebutuhan akan tempat tinggal biasanya memilih di tempat yang dekat dengan sumber air, maupun di gua-gua di lereng bukit, yaitu gua yang bagian atasnya terlindung dari batu karang yang disebut abris sous roche.
d)    Mulai mengenal pembagian kerja, yaitu laki-laki bertugas berburu, sedangkan wanita bertugas meramu makanan dan merawat anak.

Pada masa ini, manusia belum mengenal kepercayaan. Hasil kebudayaan pada masa berburu dan meramu tingkat awal ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
1)    Kebudayaan Pacitan
Alat-alat yang ditemukan
a)    Alat-alat dari batu: kapak genggam/kapak penetak/chaper (untuk mengorek tanah seperti saat mencari ubi), pebble semacam kapak genggam yang terbuat dari batu kali, batu pipisan untuk menghaluskan makanan.

b)    Alat-alat serpih/flake: gurdi untuk membuat lubang, pisau untuk memotong, tombak untuk menembus.Alat-alat ini banyak ditemukan di Pacitan, Jawa Timur, Gombong Jawa Tengah, Lahat Kaliande (Sumatra), dan Cibenge Sulawesi.

2)    Kebudayaan Ngandong
Alat-alat yang ditemukan antara lain alat-alat dari tulang, tanduk rusa, dan duru ikan. Banyak ditemukan di Ngandong (Jawa Tengah), Gombong (Jawa Tengah), Cibenge (Sulawesi Selatan), dan Lahat (Sumatra).

2.Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut

Kehidupan ini terjadi di masa mesolithikum. Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut memiliki kehidupan sosial sebagai berikut ini.
a)    Kebutuhan akan tempat tinggal di gua-gua alam dan tidak jauh dari sumber air namun ada yang bermukim di tepi pantai dan daerah pedalaman.
b)    Sudah mengenal gotong royong

Masyarakat pada masa ini sudah mengenal kepercayaan tentang hidup dan mati. Hal ini dibuktikan dengan penguburan mayat dan lukisan tangan cap berwarna merah di dinding gua yang ditemukan di Gua Leang-Leang di Sulawesi Selatan.

a)    Penguburan mayat dengan cara jongkok
Pada umumnya mayat dikubur pada posisi jongkok, tangan berlipat di bawah dagu/di depan perut, disertai bekal kubur berupa perhiasan kulit kerang, bahkan ada beberapa tulang kerangka yang diberi hematite (pewarna).

b)    Lukisan cap tangan pada dinding gua
Pada Gua Pattae di Sulawesi Selatan ditemukan lukisan cap tangan (berkaitan dengan perkabungan) dan lukisan babi rusa (keberhasilan perburuan).Pada Gua Jariw dan Gua Burung ditemukan juga lukisan cap tangan.

Peninggalan kebudayaan pada masa ini ada dua macam, yaitu sebagai berikut.

a)    Kebudayaan Pantai
Hasil kebudayaan utama yang ditemukan adalah kjokkenmoddinger (sampah dapur) di Lahat, Sumatra Timur. Alat-alat yang digunakan antara lain kapak genggam, kapak pendek, batu pipisan/batu giling yang digunakan untuk menggiling obat-obatan atau zat warna untuk lukisan dan kapak pebble/kapak Sumatra untuk memotong, menggiling, dan menguliti. Banyak ditemukan di Sumatra Utara, Aceh, dan gua-gua di Besuki, Jawa Timur.


b)    Kebudayaan Pedalaman
Alat-alat yang ditemukan antara lain serpih bilah berupa pisau dan gurdi dari batu, dan alat-alat dari tulang seperti belati, sudip, dan penusuk.

3.Masa Bercocok Tanam




Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap



Terjadi pada zaman neolithikum dan manusia pendukungnya, yaitu jenis manusia Homo Sapiens. 

Kehidupan sosial pada masa ini, yakni sebagai berikut.
a)    Komunikasi antarkelompok sangat erat
b)    Tiap kelompok memiliki seorang pemimpin (kepala suku) yang dihormati dan dipatuhi.
c)    Sistem gotong royong sangat menonjol.

Ciri-ciri kehidupan ekonomi pada masa bercocok tanam ini, yakni sebagai berikut.
a)    Kehidupan cocok tanam di persawahan (food producing) dan sudah mengenal irigasi.
b)    Kehidupan mulai menetap.

Peninggalan budaya masa bercocok tanam, yakni sebagai berikut.

a)    Peninggalan budaya berupa alat, yaitu kapak persegi, kapak lonjong, alat panah.
b)    Sudah mengenal pakaian yang terbuat dari serat kulit kayu.
c)    Mengenal anyam-anyaman yang terbuat dari bambu rumput dan rotan.
d)    Adanya peninggalan budaya yang berkaitan dengan pemujaan arwah nenek moyang, yaitu berikut.

1.    Menhir, yaitu tugu yang terbuat dari batu besar yang digunakan untuk memuja arwah leluhur. Banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi Tengah.
2.    Dolmen, yaitu meja batu untuk meletakkan sesaji. Ditemukan di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
3.    Sarkofagus, yaitu kubur batu yang berbentuk lesung. Ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur.
4.    Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus untuk mayat dalam posisi jongkok. Ditemukan di Minahasa.
5.    Punden Berundak, yaitu bangunan yang terbuat dari batu yang disusun berundak-undak. Banyak dijumpai di Sukabumi dan Lampung.


4.Masa Perundagian

Manusia mulai berpikir untuk memanfaatkan logam yang akhirnya mengenal peleburan bijih logam dan peleburan benda-benda dari logam. Muncul golongan baru dalam masyarakat yaitu golongan undagi. Golongan undagi yaitu golongan yang terampil dalam melakukan jenis usaha tertentu, khususnya pembuatan logam.
Pada masa perundagian jumlah penduduk mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan adanya migrasi manusia purba dari luar ke Indonesia, yaitu bangsa Melayu Austronesia dari Yunani yang berasal dari Dongson dan membaur dengan bangsa Austromelanesoid. Bangsa ini datang dengan membawa kebudayaan logam yang kemudian berkembang, sehingga dikenal dengan kebudayaan dongson. Pada masa ini pula ada perkembangan norma-norma yang mengatur antara yang dipimpin dengan yang memimpin. 

Berikut ini merupakan ciri-ciri kehidupan sosial masa perundagian.

a)    Mengenal ilmu pengetahuan seperti ilmu  perbintangan, arah angin, dan pranata mangsa.
b)    Sudah terbentuk desa besar (gabungan beberapa desa).
c)    Sistem gotong royong sangat menonjol

Kehidupan perekonomian masa perundagian sudah maju. Pertanian ditunjang oleh perkembangan teknik pembuatan alat-alat kerja antara lain bajak, cangkul, sabit, dan telah mengenal teknik persawahan.

Ciri-ciri kehidupan ekonomi pada masa perundagian, adalah sebagai berikut ini.

a)    Mata pencaharian hidup bercocok tanam sejalan dengan alat-alat dari logam
b)    Perdagangan antarpulau sudah maju.

Pada masa ini manusia purba sudah mengenal logam dan cara-cara pembuatan alat dari logam. Teknik pembuatan logam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut ini.

a.    Teknik bivalve (tangkup), yaitu cetakan terdiri atas dua bagian yang dapat ditangkupkan. Teknik ini digunakan untuk membuat benda yang tidak menonjol, dapat digunakan beberapa kali.

b.    Teknik a cire perdu (cetak lilin), digunakan untuk membuat benda-benda yang punya bagian menonjol hanya digunakan sekali.

c.    Teknik tempa.

Peninggalan budaya pada zaman perundagian berupa alat-alat dari perunggu, antara lain yakni sebagai berikut.

a.    Nekara
Nekara merupakan genderang perunggu dengan membrane satu. Nekara dapat digunakan untuk memanggil roh para leluhur untuk turun ke dunia dan memberi berkah serta memanggil hujan

b.    Moko
Moko digunakan sebagai benda pusaka atau mas kawin. Moko banyak ditemukan di Pulau Alor.

c.    Arca Perunggu
Arca-arca berupa manusia dan binatang ditemukan di Bangkinang (Riau), Palembang, Bogor, dan Lumajang.

d.    Kapak Perunggu/Kapak Corong
Kapak perunggu disebut juga kapak sepatu berfungsi untuk memotong kayu. Kapak perunggu banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Irian Jaya.

e.    Bejana Perunggu
Bejana perunggu mempunyai bentuk seperti kepis (wadah ikan para pemancing) atau mirip gitar Spanyol. Bejana perunggu banyak ditemukan di Sumatra dan Madura.

f.     Perhiasan
Perhiasan dari perunggu berupa gelang, gelang kaki, anting-anting, kalung, cincin, dan mainan kalung. Perhiasan ditemukan hampir seluruh wilayah Indonesia.

g.    Senjata
Beberapa mata tombak dan belati perunggu ditemukan di Jawa Timur dan Flores.

Di samping itu, masa perundagian juga menghasilkan alat-alat dari besi untuk kebutuhan pertanian seperti bajak, cangkul, dan sabit.


Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Purba di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.

Terima Kasih…
Salam Edukasi…