DEVISA |
DEVISA: Pengertian, Manfaat, Fungsi, Jenis, Macam-Macam Devisa, Sumber Perolehan, Tujuan Penggunaan, Sistem, Beserta Penjelasan Terlengkap Mengenai Devisa
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul DEVISA:
Pengertian,Manfaat, Fungsi, Jenis, Macam-Macam Devisa, Sumber Perolehan, Tujuan
Penggunaan, Sistem, Beserta Penjelasan Terlengkap Mengenai Devisa
Berikut
Pembahasannya:
1.Pengertian, Manfaat dan Fungsi Devisa
Pengertian, Manfaat, dan Fungsi Devisa |
Apabila
seseorang importir Indonesia mengimpor dari luar negeri, sudah pasti,
pembayarannya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan uang rupiah.Barang atau
jasa yang diimpor harus dibayar dengan menggunakan mata uang negara yang
bersangkutan atau alat pembayaran lain yang dapat diterima secara
internasional.Alat pembayaran internasional inilah yang dimaksud dengan
devisa.Devisa dapat berbentuk, mata uang kuat ( hard currency)/ valuta asing,
emas, wesel asing, atau SDR (Special Drawing Rights). Hard Currency adalah mata uang suatu negara yang nilainya
dianggap relatif stabil sehingga uang tersebut dipercaya dan mudah diterima
oleh negara lain.Contoh mata uang kuat adalah Dollar Amerika, Dollar Canada,
Franc Swiss, dan Yen.Special Drawing Right (SDR) merupakan cadangan kekayaan
yang dimiliki IMF (International Monetary
Fund) yang dapat dipinjam oleh negara anggotanya.Dengan demikian, SDR
merupakan alat pembayaran dalam transaksi pinjam meminjam antara IMF dengan anggotanya atau antara negara anggota
IMF yang satu dengan negara anggota IMF yang lain.Dari uraian pokok bahasan di
atas dapat kita simpulkan bahwa, devisa adalah semua barang yang dapat
berfungsi sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
Secara umum,
Pengertian Devisa adalah sejumlah valuta asing untuk membiayai transaksi
perdagangan internasional. Devisa terdiri dari valuta asing, yaitu mata uang
yang diterima oleh semua negara di dunia adalah US Dollar ($), Yen Jepang,
Euro, Poundsterling (Inggris), Prancis-Franc, Switzerland-Franc, Dollar-Canada,
DM (Deutshe Mark)- Germany, emas, surat berharga yang berlaku untuk pembayaran
internasional.
Hal ini
berada di pengawasan otoritas moneter yaitu Bank Sentral. Devisa sama dengan
fungsi uang pada umumnya, namun devisa berada dalam transaksi internasional
atau antarnegara sebagai alat pembayaran antarnegara, pertukaran barang dan
jasa, menimbun kekayaan, cadangan monter, dan mengukur kekayaan.
Pemerintah
dan swasta wajib memiliki cadangan devisa untuk perdagangan internasional dalam
menjaga stabilitas moenter dan ekonomi makro suatu negara. Cadangan devisai
merupakan indikator moneter kuat atau lemahnya ekonomi suatu negara. Definisi
cadangan devisa adalah sejumlah valas yang dicadangkan Bank Sentral (Bank
Indonesia) untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar negeri, misalnya
pembiayaan impor dan pembiayaan yang lainnya kepada pihak asing.
Perlu diketahui bahwa tidak semua mata uang asing yang
berada di Indonesia disebut sebagai devisa. Mata uang asing yang disebut devisa
adalah mata uang asing yang beredar di dalam negeri dan di Bank Sentral (Bank
Indonesia) selain itu ada catatan kurs resminya.
Misalnya mata uang Honduras, di Bank Indonesia sendiri
belum ada catatan resminya, maka dari itu mata uang Honduras yang ada di
Indonesia tidak termasuk sebagai devisa negara.
Berbicara mengenai pengertian devisa, ada yang namanya
cadangan devisa. Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan
oleh Bank Sentral untuk kebutuhan pembiayaan serta kewajiban luar negeri.
Cadangan devisa ini merupakan salah satu indikator yang
menunjukkan kuat-lemahnya perekonomian suatu negara. Apabila negara memiliki
cadangan devisa yang besar, maka stabilitas moneter dan ekonomi makro negara
tersebut akan terjamin.
Tentunya setiap negara pasti menginginkan persediaan atau
cadangan devisanya cukup. Sehingga dengan adanya cadangan devisa, maka suatu
negara bisa membeli barang-barang atau kebutuhan dari negara lain, bisa
membiayai perjalanan dinas ke luar negeri, bisa membayar cicilan utang luar negeri,
dan lain-lain.
Manfaat Devisa
1) Membeli barang atau jasa dari
luar negeri (impor)
2) Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri
3) Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri
4) Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll)
5) Membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara
2) Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri
3) Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri
4) Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll)
5) Membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara
Fungsi Devisa
Pada
umumnya fungsi devisa sama seperti fungsi uang biasa, hanya saja devisa
digunakan dalam kegiatan transaksi internasional sebagai pembayaran antarnegara,
pertukaran barang dan jasa, mengukur kekayaan, menimbun kekayaan, dan cadangan
moneter.
Kenapa
suatu negara menginginkan cadangan devisa yang cukup? Karena ternyata devisa
memiliki fungsi yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara, fungsi
devisa tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Sebagai
alat pembayaran cicilan utang luar negeri khususnya bunganya
2.
Menjadi
alat pembayaran barang-barang dan jasa impor.
3.
Sebagai
Sumber pendapatan negara dalam membiayai pembangunan nasional.
4.
Pembiayaan
hubungan luar negeri, seperti biaya misi pendidikan dan kesenian, biaya
perjalanan dinas pejabat, biaya diplomatik, dan bantuan luar negeri.
5.
Sebagai
stabilisator nilai mata uang dalam negeri.
2.Sumber Perolehan Devisa
Transaksi
ekspor dan impor memerlukan alat pembayaran berupa devisa.Lebih dari itu devisa
juga digunakan dalam berbagai kegiatan atau hubungan internasional lain yang
memerlukan alat pembayaran luar negeri.Contohnya mahasiswa Indonesia yang
sedang belajar di Inggris untuk membiayai studinya dan ketika pemerintah
Indonesia harus mengembalikan cicilan utang dan bunganya kepada pemerintah Amerika
Serikat, semuanya itu menggunakan devisa.Oleh karena itu, semakin banyak devisa
yang dimiliki oleh suatu negara, maka akan semakin mudah negara tersebut
melakukan hubungan internasional khususnya perdagangan internasional. Dari
manakah suatu negara bisa memperoleh devisa, berikut pembahasan selengkapnya:
1)
Dengan
mengekspor tekstil dan produk tekstil ke Amerika, eksportir Indonesia akan
menerima pembayaran dalam bentuk uang dollar Amerika.Dollar yang diterima
eksportir kita ini akan menambah devisa negara Indonesia. Jadi semakin banyak
ekspor yang dilakukan eksportir Indonesia maka akan semakin besar pula devisa
yang diterima oleh negara kita.Dengan demikian, kegiatan ekspor barang
merupakan sumber penerimaan devisa bagi suatu negara.
2)
Ekspor
Jasa Tenaga Kerja Ke Luar Negeri,
seperti kita ketahui banyak sekali tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja di
luar negeri, seperti di Malaysia, Hongkong, atau Saudi Arabia.Ini artinya
Indonesia mengekspor jasa berupa tenaga kerja ke luar negeri.Contoh lain bentuk
ekspor jasa Indonesia yaitu jasa tenaga kerja Indonesia yang bekerja di
perusahaan asing dan jasa layanan pengangkutan udara kepada orang asing oleh
Garuda Indonesia Airways.Dengan bekerja di luar negeri, tenaga kerja Indonesia
akan menerima pembayaran dalam bentuk valuta asing.Bila gaji tersebut dikirim
untuk keluarganya di Indonesia, maka akan merupakan sumber devisa bagi Indonesia.Demikian
juga Garuda Indonesia Airways akan menerima pembayaran berupa valuta asing dari
penumpangnya, sehingga dapat menambah jumlah devisa Indonesia.Dengan demikian,
kegiatan ekspor jasa merupakan sumber penerimaan devisa bagi suatu negara.
3)
Wisatawan
Yang Datang Dari Luar Negeri, seperti yang juga kita ketahui bahwa Indonesia
merupakan sebuah negara yang sangat indah.Indonesia terkenal memiliki banyak
obyek wisata yang indah.Candi Borobudur yang merupakan salah satu dari tujuh
keajaiban dunia, keindahan matahari terbenam di Tanah Lot Bali, pemandangan
indah di Danau Toba, dan kebudayaan Keraton Yogyakarta yang sangat tinggi,
selalu menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.Selama tinggal di
Indonesia mereka membutuhkan mata uang rupiah.Mereka bisa memperolehnya dengan
terlebih dahulu menukarkan uang mereka sendiri (valuta asing) dengan uang
rupiah di money changer.Penukaran ini berarti pula penambahan devisa bagi
Indonesia.Dengan demikian, keindahan obyek wisata dan layanan-layanan kepada
turis asing oleh sektor pariwisata merupakan sumber penerimaan devisa bagi
suatu negara.
4)
Indonesia
dapat ikut menanamkan modal pada perusahaan-perusahaan asing di dalam negeri
maupun di luar negeri.Sebagai imbalan
dari penanaman modal tersebut, Indonesia akan menerima keuntungan atau
dividen.Keuntungan dan dividen ini biasanya berbentuk valuta asing, sehingga
dapat menambah cadangan devisa negara.Dengan demikian investasi ke luar negeri
merupakan sumber penerimaan devisa bagi suatu negara.
5)
Untuk
membiayai pembangunan di Indonesia, selain dari penerimaan dalam negeri,
pemerintah juga bisa mendapatkannya dari penerimaan luar negeri.Penerimaan luar
negeri dapat berupa bantuan atau pinjaman dari negara lain.Dengan menerima
bantuan atau pinjaman tersebut maka Indonesia mendapatkan tambahan
devisa.Dengan demikian pinjaman luar negeri merupakan sumber penerimaan devisa
bagi suatu negara.
6)
Dalam
upaya mengurangi kesenjangan antara negara kaya dan negara miskin atau untuk
alasan-alasan kemanusiaan, negara kaya biasanya memberi hadiah, hibah, atau
grant kepada negara-negara yang sedang berkembang.Hadiah atau hibah atau grant
tersebut dapat berupa barang misalnya obat-obatan dan bahan makanan saat
terjadi bencana alam, dan alat-alat laboratorium, ataupun dapat berupa jasa
misalnya jasa konsultan asing ataupun dapat berupa uang.Bila hibah yang
diberikan berupa barang atau jasa, maka berarti negara dapat menghemat devisa,
sedangkan bila diterima dalam bentuk uang atau valuta asing berarti menambah
devisa negara.Dengan demikian hadiah, hibah, atau grant merupakan juga sumber
perolehan/penerimaan devisa.
Agar
mampu menghasilkan devisa secara optimal, sudah seharusnya bila sumber-sumber
perolehan devisa tersebut dikelola dan diberdayakan secara optimal juga.
Sumber-Sumber Perolehan Devisa
Tinggi rendahnya suatu devisa terhadap suatu negara
dipengaruhi dari perkembangan neraca pembayaran suatu negara. Sumber-sumber
devisa adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan ekspor
Negara dengan sistem ekonomi terbuka, kegiatan ekspor
adalah salah satu andalan negara untuk mendapatkan devisa. Semakin banyak
ekspor barang atau jasa maka semakin besar pula pemasukan devisa bagi
negara.
b. Perdagangan jasa
Negara yang bergerak dan mengandalkan perdagangan jasa
merupakan negara yang tidak kaya dengan sumber daya alam. Hal ini seperti yang
dilakukan Singapura dengan mengandalkan jasa perdagangan sebagai sumber utama
devisa.
c. Kegiatan pariwisata
Salah satu sumber devisa adalah jasa pariwisata yang
diperoleh dari kunjungan turi mancanegara maupun domestik. Semakin banyak turis
yang berkunjung ke negara tersebut maka semakin banyak pula devisa akan
mengalir ke negara tersebut.
d. Pinjaman luar negeri (bantuan luar negeri)
Pinjaman luar negeri merupakan salah satu dari sumber
devisa suatu negara, khususnya negara-negara didunia ketika atau yang
berkembang. Negara-negara yang biasanya sangat bergantung atas bantuan luar
negeri selain sebagai sumber-sumber lain.
e. Hibah dan hadiah dari luar negeri
Hibah atau hadiah merupakan sumber devisa bagi suatu
negara memiliki sifat yang tidak memikat. Hibah atau hadiah bersumber dalam
negeri ataupun luar negeri.
f. Warga negara yang bekerja di luar negeri
Sumber devisa yang lain adalah dana yang berasal dari
warga negara yang bekerja di luar negeri, misalnya TKW atau TKI. Pekerja
tersebut memberikan peran yang besar untuk memperoleh devisa suatu negara
dengan uang yang ditransfer dari asal negara dia bekerja.
3.Tujuan Penggunaan Devisa
Setiap
negara selalu berusaha untuk mendapatkan devisa sebanyak mungkin.Lalu tahukah
sobat untuk apa devisa tersebut? Devisa dapat digunakan negara untuk membiayai
kegiatan pembangunan maupun konsumsi.Secara rinci, tujuan penggunaan devisa
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1)
Mengimpor
barang dari luar negeri, baik itu barang modal ataupun barang konsumsi.
2)
Mengimpor
jasa dari luar negeri
3)
Membayar
keuntungan atau dividen terhadap penanaman modal asing
4)
Membayar
cicilan dan bunga pinjaman luar negeri
5)
Membiayai
kegiatan warga negara di luar negeri, misalnya kegiatan kedutaan, konsulat, dan
atase di luar negeri, biaya studi pelajar atau mahasiswa di luar negeri,
kunjungan pejabat ke luar negeri, dan lain sebagainya.
4. Sistem Devisa
Devisa
dalam suatu negara itu perlu ditentukan besar kecilnya. Ada beberapa sistem dalam
penentuan besar kecilnya devisa yang dinamakan dengan sistem kurs (sistem
devisa). Berikut ini adalah beberapa sistem devisa:
Sistem Standar Emas
Dalam
sistem standar emas ini terdapat beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:
1.
Nilai
mata uang negara tersebut dinyatakan dengan emas.
2.
Jumlah
emas yang keluar masuk negara tersebut bebas tidak terbatas.
3.
Badan
moneter yang ada di negara tersebut bersedia untuk membeli dan menjual emas
berdasarkan perbandingan nilai yang sudah ditentukan.
Sistem Kurs Mengambang
Pada
sistem kurs mengambang, nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing ditentukan
langsung oleh permintaan dan penawaran pada bursa valuta asing.
Sistem
ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1.
Sistem
kurs mengambang murni
Pada sistem ini, sama sekali tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan nilai tukar di pasar uang.
Pada sistem ini, sama sekali tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan nilai tukar di pasar uang.
2.
Sistem
kurs mengambang tidak murni
Pada sistem ini, terdapat campur tangan pemerintah dalam permintaan dan penawaran mata uangnya, sehingga mempengaruhi nilai tukar di pasar uang.
Pada sistem ini, terdapat campur tangan pemerintah dalam permintaan dan penawaran mata uangnya, sehingga mempengaruhi nilai tukar di pasar uang.
Sistem Kurs Tambatan
Dalam
sistem kurs tambatan ini, penentuan nilai tukar dilakukan dengan mengaitkan
nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain atau sejumlah mata
uang tertentu.
Ada
beberapa negara di Afrika yang melakukan sistem kurs tambatan ini. Negara
tersebut mengaitkan mata uangnya dengan mata uang Perancis, beberapa negara
lainnya mengaitkan dengan mata uang dollar Amerika.
Sistem Pengawasan Devisa
Dalam
sistem pengawasan devisa ini pemerintah mengatur dan memonopoli seluruh
transaksi mata uang asing di negara tersebut.
Tujuan
dari monopoli ini merupakan salah satu pencegahan adanya modal yang mengalir ke
luar negeri dan melindungi pengaruh buruk perekonomian negara lain.
Oleh
karena itu pada sistem ini pemerintah memerlukan alokasi dalam penggunaan mata
uang asing.
5.Jenis Devisa
1) Valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir
semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling
Inggris), dan dapat diperjualbelikan.
2) Emas, emas mempunyai sifat convertible yakni semua orang
(negara) mau menerima emas sebagai alat pembayaran internasional yang sah dalam
bentuk batangan bukan dalam bentuk perhiasan.
3) Surat
berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, seperti
Special Drawing Rights (SDR) adalah hak kredit bagi negara anggota IMF bertujuan untuk membantu Negara anggota yang mengalami kesulitan dalam pembayaran internasional.
Special Drawing Rights (SDR) adalah hak kredit bagi negara anggota IMF bertujuan untuk membantu Negara anggota yang mengalami kesulitan dalam pembayaran internasional.
4) Cable Order
( Telegraphic Transfer) merupakan
cek yang dikirimkan melalui telegram atau radiogram atau telepon dari bank di
dalam negeri dengan bank di luar negeri.
5) Bill of
Exchange (Wesel) merupakan
surat perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang kepada seseorang.
6) Traveller
Cheque (TC) adalah cek untuk berpergian
biasanya dibawah oleh turis dan dapat dicairkan pada bank-bank perwakilannya
6.Macam-Macam Devisa
Macam-macam Devisa |
Berikut ini merupakan beberapa macam-macam devisa:
1) Devisa
umum, yaitu devisa yang didapat dari
kegiatan ekspor, penjualan jasa serta bunga modal.
2) Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri.
3) Devisa Negara adalah devisa yang dimiliki oleh pemerintah yang ditatausahakan dalam dana devisa.
4) Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh pihak swasta tetapi penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa hasil penjualan jasa (dalam valas) dari transfer, dan lan-lain yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh yang menghasilkan.
5) Devisa ekspor adalah devisa yang dimilki oleh swasta tetapi penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dai devisa hasil ekspor barang (visible goods) yang menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh eksportir yang bersangkutan sebagai perangsang ekspor.
6) Cadangan devisa yaitu simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan.
2) Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri.
3) Devisa Negara adalah devisa yang dimiliki oleh pemerintah yang ditatausahakan dalam dana devisa.
4) Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh pihak swasta tetapi penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa hasil penjualan jasa (dalam valas) dari transfer, dan lan-lain yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh yang menghasilkan.
5) Devisa ekspor adalah devisa yang dimilki oleh swasta tetapi penggunaannya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dai devisa hasil ekspor barang (visible goods) yang menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh eksportir yang bersangkutan sebagai perangsang ekspor.
6) Cadangan devisa yaitu simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan.
Macam-macam Devisa
Macam-macam
devisa dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu berdasarkan wujud dan
sumbernya.
Berikut
ini akan dijelaskan macam-macam devisa:
#1 Macam-macam Devisa
Berdasarkan Wujudnya
Macam-macam
devisa berdasarkan wujudnya ada dua, yaitu:
a) Devisa
Kartal
Devisa
kartal adalah suatu devisa yang memiliki wujud uang kertas atau uang logam.
b) Devisa
Giral
Devisa
giral adalah suatu devisa yang memiliki wujud surat-surat berharga, seperti
cek, wesel, IMO (Internasional
Money Order), cek perjalanan (travellers cheque), dan lain-lain.
#2 Macam-macam Devisa
Berdasarkan Sumbernya
Macam-macam
devisa berdasarkan sumbernya juga terdiri dari dua, yaitu:
a) Devisa
Umum
Devisa
umum adalah devisa yang dapat diperoleh tanpa adanya kewajiban untuk
mengembalikannya, misalnya seperti ekspor, penyelenggaraan jasa-jasa, dan
penerimaan bunga modal.
b) Devisa
Kredit
Devisa
kredit merupakan suatu devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar
negeri dan dengan syarat untuk mengembalikannya.
Contoh
devisa kredit: misalnya pemerintah memperoleh pinjaman dari Bank Dunia, kredit
itu disalurkan ke masyarakat dalam bentuk devisa kredit.
Salah
satu lembaga di Indonesia yang memiliki tugas untuk mengawasi devisa adalah
Biro Lalu Lintas Devisa (BLLD). Biro Lalu Lintas Devisa memiliki tugas untuk
mengawasi penggunaan devisa serta berusaha untuk bisa menambah pemasukan
devisa.
Penggunaan
devisa baik itu yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta perlu dilakukan
pengawasan. Mengapa demikian? Hal ini dimaksudkan dalam rangka mencegah
penghamburan cadangan devisa yang ada.
7.Perkembangan Devisa Tahun 2010 – 2014
(GRAFIK)
KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA
MATA UANG USD
MATA UANG USD
Nilai Kurs Jual
Kurs Beli Tanggal
1.00 12,273.00 12,151.00 30 Sep 2014
1.00 11,669.00 11,553.00 30 Mei 2014
1.00 12,287.00 12,165.00 30 Jan 2014
1.00 12,250.00 12,128.00 31 Des 2013
1.00 10,979.00 10,869.00 30 Agust 2013
1.00 9,746.00 9,650.00 31 Jan 2013
1.00 9,718.00 9,622.00 28 Des 2012
1.00 9,608.00 9,512.00 31 Agust 2012
1.00 9,045.00 8,955.00 31 Jan 2012
1.00 9,113.00 9,023.00 30 Des 2011
1.00 8,621.00 8,535.00 26 Agust 2011
1.00 9,102.00 9,012.00 31 Jan 2011
1.00 9,036.00 8,946.00 31 Des 2010
1.00 8,969.00 8,879.00 30 Sep 2010
1.00 12,273.00 12,151.00 30 Sep 2014
1.00 11,669.00 11,553.00 30 Mei 2014
1.00 12,287.00 12,165.00 30 Jan 2014
1.00 12,250.00 12,128.00 31 Des 2013
1.00 10,979.00 10,869.00 30 Agust 2013
1.00 9,746.00 9,650.00 31 Jan 2013
1.00 9,718.00 9,622.00 28 Des 2012
1.00 9,608.00 9,512.00 31 Agust 2012
1.00 9,045.00 8,955.00 31 Jan 2012
1.00 9,113.00 9,023.00 30 Des 2011
1.00 8,621.00 8,535.00 26 Agust 2011
1.00 9,102.00 9,012.00 31 Jan 2011
1.00 9,036.00 8,946.00 31 Des 2010
1.00 8,969.00 8,879.00 30 Sep 2010
Jika kita amati grafik perkembangan cadangan devisa di
atas, dapat kita lihat dari tahun 2010 – 2011, cadangan devisa mengalami
kenaikan. Namun, pada tahun 2011 – 2013 cadangan devisa Indonesia mengalami
penurunan. Hal ini sejalan dengan nilai tukar rupiah dimana pada tahun 2011 –
2013 mengalami penurunan harga jual terhadap dollar Amerika. Kinerja ekonomi
dan keuangan global saat itu masih terus melemah seiring masih berlarutnya
krisis di Eropa. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih rendah
dengan konsumsi di negara-negara maju cenderung stagnan dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal ini berdampak pada menurunnya kinerja ekspor
negara-negara berkembang.
Bank Indonesia sendiri mengumumkan nilai cadangan devisa Indonesia per Januari 2014 naik menjadi US$ 100,3 miliar. Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs mengatakan angka itu naik 1,3 miliar dibandingkan posisi Desember 2013 sebesar US$ 99,4 miliar. Pada Desember 2013 lalu, Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$ 99,4 miliar. Jumlah itu meningkat US$ 2,4 miliar dibandingkan dengan posisi akhir November 2013 yang sebesar US$ 97,0 miliar.
Menurut Peter, nilai cadangan devisa nasional pada
Januari lalu berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan
impor. BI menilai jumlah cadangan devisa tersebut cukup kuat dalam mendukung
ketahanan sektor eksternal dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke
depan. Level cadangan devisa Januari 2014 juga merupakan tertinggi sejak
delapan bulan terakhir. Selain memaksimalkan produksi ekspor dan menjaga iklim
investasi yang kondusif di dalam negara, fenome lain yang perlu mendapatkan
perhatian adalah peningkatan ekspor yang tidak terlalu mengandalkan aliran hot
money. Mengandalkan cadangan devisa dengan hot money sangat rentan terhadap
pelarian modal investasi. Hot money adalah istilah yang digunakan dalam terminologi
sektor keuangan untuk menggambarkan modal asing yang mudah datang sekaligus
gampang pergi, tergantung keinginan pemilik uang. Hot money selalu berburu
keuntungan. Dan keuntungan yang diburu pun berjangka pendek dengan memanfaatkan
berbagai instrumen investasi yang ada seperti saham, surat-surat utang jangka
pendek, hingga valuta asing.
Pemilik uang tidak peduli, apakah ulah mereka akan
membuat perekonomian suatu negara akan naik atau malah jatuh. Ketika melihat
ada negara lain yang lebih menjanjikan, mereka pun akan menarik uangnya dan
memindahkannya ke negara yang lebih menarik tadi. Untuk mengantisipasi bahaya
aliran dana jangka pendek (hot money) ini di pasar keuanganan dan bursa
nasional maka peran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) dan Kementerian Keuangan sangat vital. Salah satunya adalah dengan
mengawasi secara ketat perusahaan sekuritas asing yang beroperasi di dalam
negeri. Hal itu perlu dilakukan urtuk menjaga stabilitas likuiditas pasar modal
dan mengantisipasi keluarnya hot money secara massal dari Indonesia. Selain
itu, pemerintah juga perlu mengatur instrumen investasi perbankan. Selama ini,
dana pihak ketiga (DPK) bank besar banyak mengalir pada investasi saham dan
bukan untuk mendukung sektor rill seperti memberi kredit murah bagi usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Di samping itu, kita juga dapat mencontoh negara lain
dalam memanfaatkan aliran hot money tersebut untuk menjalankan sektor riilnya.
China, misalnya, memiliki lembaga yang memang ditugaskan untuk mencari hot
money tersebut. Namun dana tersebut nantinya dialirkan dalam bentuk subsidi ke
sektor-sektor tertentu. Di sisi lain, otoritas atau regulator finansial harus
membuat kebijakan yang menguntungkan banyak pihak, terutama bangsa Indonesia. Dalam
hal ini yang perlu ditekankan adalah bahwa aliran dana asing yang masuk ke
dalam negeri bukannya harus dibatasi, melainkan harus diwaspadai.
Cara mewaspadainya adalah dengan mencermati ke mana gerakan dana asing tadi. Apakah masuk ke instrumen surat utang di pasar modal melalui pembelian saham, obligasi, dan surat utang pemerintah lainnya. Ataukah masuk ke sektor riil.
Harapannya investasi asing itu tidak hanya terkonsentrasi di pasar modal (dalam bentuk portofolio investasi), tapi juga masuk ke dunia usaha secara nyata. Dengan dukungan iklim investasi yang semakin baik dan diperkuat kondisi makroekonomi yang stabil, tentu pilihan investasi asing ke Indonesia tidak salah jalan. Sejatinya, pemilik dana panas (hot money) tidak akan segera hengkang dari Indonesia, sehingga memberikan dampak negatif karena timbulnya guncangan-guncangan, apabila pemerintah mampu menciptakan iklim investasi di pasar keuangan yang kondusif. Jadi, hot money tidak harus dibatasi, tapi yang lebih penting adalah diawasi. Lebih penting dari semua itu, tentunya bagaimana menjaga agar hot money bertahan lama di Indonesia untuk memberikan manfaat bagi Indonesia.
8.Sektor-Sektor Penyumbang Cadangan Devisa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, selama periode
Januari-Juni 2013, di sektor non migas, ekspor bahan bakar mineral menempati
posisi teratas yang menyumbang devisa terbesar. Nilai ekspor bahan bakar
mineral (Free on Board/FOB) mencapai US$12,97 miliar. Selanjutnya, lemak dan
minyak hewan/nabati senilai US$9,61 miliar, dan mesin/peralatan listrik US$5,2
miliar. Karet dan barang dari karet menyumbang US$4,9 miliar. Sebagai salah
satu komoditas andalan Indonesia, kakao mempunyai peran strategis dalam
perekonomian Indonesia, salah satunya sebagai penyumbang devisa negara peringkat
ketiga di sektor perkebunan. Pada tahun 2012, komoditas kakao telah menyumbang
devisa sebesar USD 1.053.446.947 (1,053 Milyar) dari ekspor biji
kakao dan produk kakao olahan.
Penghasil devisa dari sektor pariwisata berbeda dengan
yang diterima dari sektor lainnya. Dalam kegiatan ekspor penerimaan
devisa diperoleh dengan mengirimkan barang-barang atau komoditi ekspor lainnya
ke luar negeri.
Akan tetapi dalam industri pariwisata, komoditi yang dijual tidak bergerak melainkan pembelinya yang datang menikmati produk yang ditawarkan. Makin banyak wisatawan yang datang, secara teoritis akan meningkatkan penerimaan devisa negara.
Secara praktis masuknya devisa negara melalui industri
pariwisata melalui :
1. Hasil penjualan tiket maskapai penerbangan nasional untuk mencapai negara dan kembali berikut penerbangan domestik.
2. Biaya taxi dan bus wisata untuk transfer dari dan ke airport, dan hotel.
3. Sewa kamar hotel selama menginap pada beberapa kota yang dikunjungi.
4. Pengeluaran wisatawan untuk makanan dan minuman pada Bar dan Restoran, baik di dalam maupun di luar hotel dimana mereka menginap.
5. Biaya sightseeing dan excursion atau tours pada kota-kota yang dikunjungi pada negara tujuan .
6. Biaya transportasi lokal untuk keperluan pribadi dalam kota yang dikunjungi.
7. Pengeluaran untuk membeli barang-barang cinderamata serta barang-barang lainya yang dibeli pada beberapa kota yang dikunjungi.
8. Fee untuk perpanjangan visa di tempat atau kota yang dikunjungi (apabila diperlukan).
1. Hasil penjualan tiket maskapai penerbangan nasional untuk mencapai negara dan kembali berikut penerbangan domestik.
2. Biaya taxi dan bus wisata untuk transfer dari dan ke airport, dan hotel.
3. Sewa kamar hotel selama menginap pada beberapa kota yang dikunjungi.
4. Pengeluaran wisatawan untuk makanan dan minuman pada Bar dan Restoran, baik di dalam maupun di luar hotel dimana mereka menginap.
5. Biaya sightseeing dan excursion atau tours pada kota-kota yang dikunjungi pada negara tujuan .
6. Biaya transportasi lokal untuk keperluan pribadi dalam kota yang dikunjungi.
7. Pengeluaran untuk membeli barang-barang cinderamata serta barang-barang lainya yang dibeli pada beberapa kota yang dikunjungi.
8. Fee untuk perpanjangan visa di tempat atau kota yang dikunjungi (apabila diperlukan).
9.Konsep Efek Berganda
Hal penting lain yang perlu
diperhatikan sebagai akibat kegiatan pariwisata bagi perekonomian suatu daerah
atau negara adalah timbulnya kontribusi (sumbangan) yang dihasilkan oleh
wisatawan terhadap pendapatan penduduk setempat. Pengeluaran wisatawan di
daerah yang dikunjunginya menimbulkan pendapatan dan produk serta jasa baru
yang selanjutnya akan merangsang timbulnya pengeluaran dan pendapatan lanjutan.
Sebagai ilustrasi, dapat kiranya dilihat bagan dibawah ini yang menunjukkan bagaimana
pengeluaran wisatawan tersalurkan beberapa kebutuhan di daerah tujuan wisata.
Bagan -1-
(Pola Pengeluaran Wisatawan Di Suatu Daerah Tujuan Wisata)
(Pola Pengeluaran Wisatawan Di Suatu Daerah Tujuan Wisata)
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa pengeluaran
wisatawan akan diterima oleh beberapa komponen penunjang kegiatan pariwisata.
Setiap komponen pariwisata itu, selanjutnya akan mengeluarkan lagi biaya-biaya
untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan proses produksi, begitu pula
selanjutnya. Meningkatnya pengeluaran wisatawan yang berakibat meningkatnya
pendapatan serta pengeluaran masyarakat setempat seperti pada kedua ilustrasi
di atas dikenal sebagai Efek Berganda atau Multiplier Effect. Oleh sebab itu
Efek Berganda, dapat didefinisikan sebagai jumlah peningkatan pandapatan
masyarakat setempat yang dihasilkan dari pengeluaran awal wisatawan pada suatu
periode waktu tertentu. Besaran atau koefisien Efek Berganda pariwisata ini
akan berbeda di setiap daerah atau negara. Perbedaan ini terjadi karena
berbedanya kondisi serta sifat perekonomian daerah atau negara yang satu dengan
daerah yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran atau koefisien Efek Berganda adalah
a.besarnya barang dan jasa lokal yang digunakan bagi kegiatan pariwisata
b.besarnya barang dan jasa impor yang digunakan untuk kegiatan pariwisata dan
c.kecenderungan masyarakat setempat untuk menabung.
Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak barang impor digunakan akan memperkecil koefisien Efek Berganda, yang
disebabkan karena terjadi kebocoran devisa (Leakage of Devisa)
Jenis Efek Berganda
Secara teoritis, efek berganda dapat
dibedakan ke dalam 4 (empat) jenis besar :
1. Efek Berganda Pendapatan (Income Multiplier)
Merupakan jenis efek berganda yang paling umum. Efek berganda ini menghitung perbandingan pengeluaran awal wisatawan terhadap pengeluaran langsung (direct spending), pengeluaran tidak langsung (indirect spending) serta pengeluaran ikutan (induce spending) bagi penduduk di suatu daerah wisata tertentu.
1. Efek Berganda Pendapatan (Income Multiplier)
Merupakan jenis efek berganda yang paling umum. Efek berganda ini menghitung perbandingan pengeluaran awal wisatawan terhadap pengeluaran langsung (direct spending), pengeluaran tidak langsung (indirect spending) serta pengeluaran ikutan (induce spending) bagi penduduk di suatu daerah wisata tertentu.
Secara nyata diketahui bahwa pengeluaran awal
wisatawan di suatu daerah tujuan wisata mengakibatkan timbulnya 3 (tiga) jenis
pengeluaran, yaitu :
a. Pengeluaran langsung (Direct Spending)
Pengeluaran pengusaha-pengusaha industri pariwisata yang dikeluarkan untuk membayar biaya operasi usahanya.
a. Pengeluaran langsung (Direct Spending)
Pengeluaran pengusaha-pengusaha industri pariwisata yang dikeluarkan untuk membayar biaya operasi usahanya.
b. Pengeluaran tidak langsung (Indirect Spending)
Pengeluaran pihak industri pendukung/masyarakat yang terlibat secara nyata dalam menunjang kegiatan pariwisata.
c. Pengeluaran Ikutan (Induced Spending)
Pengeluaran industri lainnya/masyarakat umum yang secara nyata tidak ada kaitannya dengan kegiatan pariwisata.
2. Efek Berganda Penjualan
(Sale/Transaction Multiplier)
Dalam pendekatan ini dapat diketahui akibat bertambahnya penjualan produk atau jasa karena pengeluaran wisatawan di suatu daerah.
Dalam pendekatan ini dapat diketahui akibat bertambahnya penjualan produk atau jasa karena pengeluaran wisatawan di suatu daerah.
3. Efek Berganda Keluaran (Output
Multiplier)
Pendekatan efek berganda ini menekankan pada rasio meningkatnya jumlah produksi suatu daerah karena adanya pengeluaran atau permintaan wisatawan.
Pendekatan efek berganda ini menekankan pada rasio meningkatnya jumlah produksi suatu daerah karena adanya pengeluaran atau permintaan wisatawan.
4. Efek Berganda Lapangan Kerja
(Employment Multiplier)
Suatu jenis efek berganda yang menghitung perbandingan dari keseluruhan tenaga kerja yang dapat tertampung bagi kegiatan pariwisata (baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung) terhadap tenaga kerja yang secara langsung bekerja pada sektor pariwisata.
Suatu jenis efek berganda yang menghitung perbandingan dari keseluruhan tenaga kerja yang dapat tertampung bagi kegiatan pariwisata (baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung) terhadap tenaga kerja yang secara langsung bekerja pada sektor pariwisata.
Masing-masing jenis efek berganda ini mampu menghitung
gejala-gejala yang berbeda satu sama lainnya dan setiap jenis memiliki kegunaan
tertentu dalam pembahasan mengenai dampak kegiatan pariwisata di suatu daerah
atau negara.
10. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Untuk Meningkatkan Devisa
Kebijakan-Kebijakan Pemerintah untuk Meningkatkan Devisa |
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam
rangka hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri
terbukti sangat efektif dalam pengembangan industri di Indonesia. Sebagai
contoh, sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan Bea Keluar atas ekspor biji
kakao melalui Peraturan Menteri Keuangan No 67/PMK.011/2010 pada 1 April
2010, industri kakao nasional menggeliat, terbukti dengan semakin menurunnya
volume ekspor biji kakao, sementara ekspor kakao olahan terus mengalami peningkatan.
Jumlah industri kakao yang pada tahun 2010 hanya 7 perusahaan, saat ini
bertambah menjadi 17 perusahaan. Pemerintah juga memberikan fasilitas Tax
Allowance dalam PP No. 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan
untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan / di Daerah-Daerah
Tertentu, serta pemberian Tax Holiday bagi industri pengolahan kakao di
daerah tertentu melalui PMK No. 130 Tahun 2011 tentang Pemberian Fasilitas
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
Kebijakan tersebut tidak hanya mampu membangkitkan
industri kakao, tetapi juga mampu menggerakkan industri hilir makanan dan
minuman berbasis cokelat untuk melakukan ekspansi dan berdampak positif karena
nilai tambah kakao ada di dalam negeri, menyerap tenaga kerja, adanya
multiplier effect terhadap industri pendukung seperti industri pengemasan
(packaging), transportasi, perbengkelan, perbankan dan sektor lainnya.
Penerapan SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk menjaga kualitas dan mutu
hasil produksi industri, serta program hilirisasi yang dicanangkan oleh
Kemenperin mampu mengangkat industri nasional untuk dapat bersaing baik dipasar
domestik maupun global serta berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.
Jika diperjelas, maka kebijakan pemerintah untuk
mendukung meningkatnya cadangan devisa adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Kebijaksanaan dalam bidang ekspor diarahkan pada peningkatan daya saing dan
penerobosan serta peluasan pasar luar negeri. Pencapaiannya ditempuh melalui
upaya-upaya meningkatkan efisiensi produksi, perbaikan mutu komoditas, jaminan
kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, serta penganekarangaman produk
dan pasar. Untuk mendukung semua itu, dilakukan penyempurnaan sarana dan
peningkatan akses pasar (temasuk jaringan informasi pasar, peningkatan promosi,
dan peningkatan akses pasar melalui kerjasama perdagangan internasional)
Sedangkan kebijaksanaan di bidang impor ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
barang dan jasa, terutama barang modal, bahan baku dan bahan penolong untuk
industri di dalam negeri, serta memperhemat penggunaan devisa, khususnya
yang digunakan untuk mengimpor barang-barang mewah. Pemerintah menggariskan
pula akan membatasi impor baranag dan jasa bagi kebutuhannya, kecuali untuk
barang dan jasa yang memang sangat dibutuhkan dan tidak dapat dihasilkan dalam
negeri. Pengadaan barang-barang kebutuhan pemerintah senantiasa mengutamakan
penggunaan hasil produksi dalam negeri.
2. Kebijakan Investasi Asing dan Pinjaman Luar Negeri
Dalam usaha meningkatkan laju
pembangunan nasional, selain terus meningkatkan sumber pembiayaan dari dalam
negeri, disadari bahwa sumber pembiayaan dari luar negeri tetap diperlukan.
Namun, berkaitan dengan upaya menuju masyarakat yang maju dan mandiri, peran
relatif sumber pembiayaan luar negeri di upayakan agar terus menurun. Oleh
karena itu, prioritas sumber pembiayaan luar negeri diberikan kepada pembiayaan
dalam bentuk investasi langsung atau penanaman modal asing (PMS, foreign direct
investment). Penanaman modal asing didorong bagi kegiatan ekspor dan kegiatan
pembangunan yang belum dapat dilakukan oleh model dan kemampuan teknologi dalam
negeri. Sedangkan mengenai pinjaman luar negeri, indonesia tetap pada pendirian
bahwa bantuan luar negeri berfungsi hanya sebagai pelengkap. Perolehan atau
penerimaan harus dengan syarat lunak, tidak memberatkan dan dalam batas kemmpuan
negara untuk bayar kembali, serta tanpa ikatan politik. Dengan demikian dapat
ditekan resiko gejolak tingkat bunga dan pertumbuhan kurs valuta, serta
dampaknya terhadap beban utang nasional. Kebijaksanaan pengelolah pinjaman luar
negeri demikinan ini dimaksudkan agar terwujud peningkatan kapasitas pelunasan,
serta agar perbandingan jumlah pelunasan utang terhadap nilai ekspor (DSR)
berada pada tingkat yang aman.
3. Kebijakan Nilai Tukar dan Devisa
Guna menunjang penngkatan ekpor
nonmigas, nilai tukar rupiah senantiasa di pertahankan untuk realistis.
Berkenaan dengan ini, Indonesia menganut sistem nilai tukar
mengambang-terkendali. Pemerintahan akan terus melanjutkan kebijaksanaan
pengelolaan kusr valuta asing yang dapat mempertahankan daya asing komoditas
ekspor.
Kebijaksanaan devisa Indonesia diarahkan untuk memelihara kondisi perekonomian yang sehat dan andal, serta sekaligus mampu mendorong ekspor dan mengendalikan impor, mendukung kestabilan pasar dan kurs vauta asing. Jumlah cadangan devisa diusahakan agar senantiasa dalam keadaan aman, memadai bagi kebutuhan perekonomian dan pembangunan, serta mampu memenuhi semua kewajiban pembayaran internasional. Rejim devisa bebas yang dianut oleh Indonesia, kendati di sadari dan dapat dirasakan manfaatnya, dinilai oleh beberapa kalangan didalam negeri sendri sebagai terlalu bebas atau sangat libeeral. Kebebasan yang berlebihan itu, menurut mereka, dapat menyulitkan pemerintah dalam mengendalikan stabilitas perekonomian di dalam negeri, terutema dalam hubungannya dengan arus keluar-masuk modal. Oleh karenanya disusulkan agar tidak kterlalu bebas, maksudnya di berlakukan pembatsana-pembatasan tertentu.
Kebijaksanaan devisa Indonesia diarahkan untuk memelihara kondisi perekonomian yang sehat dan andal, serta sekaligus mampu mendorong ekspor dan mengendalikan impor, mendukung kestabilan pasar dan kurs vauta asing. Jumlah cadangan devisa diusahakan agar senantiasa dalam keadaan aman, memadai bagi kebutuhan perekonomian dan pembangunan, serta mampu memenuhi semua kewajiban pembayaran internasional. Rejim devisa bebas yang dianut oleh Indonesia, kendati di sadari dan dapat dirasakan manfaatnya, dinilai oleh beberapa kalangan didalam negeri sendri sebagai terlalu bebas atau sangat libeeral. Kebebasan yang berlebihan itu, menurut mereka, dapat menyulitkan pemerintah dalam mengendalikan stabilitas perekonomian di dalam negeri, terutema dalam hubungannya dengan arus keluar-masuk modal. Oleh karenanya disusulkan agar tidak kterlalu bebas, maksudnya di berlakukan pembatsana-pembatasan tertentu.
4. Dumping
Dumping adalah kebijakan yang
dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih
murah daripada dijual di dalam negeri.
5.
Melepas kuota ekspor barang mineral yang saat ini diberlakukan.
Upaya itu diharapkan dapat memicu kenaikan kinerja
ekspor.
Dalam konteks kebijakan, pemerintah diharapkan mampu
mengeluarkan kebijakan yang ramah investor (investor friendly).
Kebijakan yang konsisten dan penuh kepastian dengan dukungan perangkat perundang-undangan yang kuat. Suatu kebijakan yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi investor. Bagi investor yang akan menanamkan modalnya di sektor riil dengan horizon waktu yang panjang, kepastian soal kebijakan mutlak diperlukan. Rezim pemerintahan boleh berganti, tapi hendaknya kebijakan tidak berubah alias tetap. Masuknya investor asing ke pasar modal di Indonesia sebenarnya juga memberikan dampak positif karena roda perekonomian terdorong bergerak lebih cepat. Pasalnya, pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang berkelebihan modal (investor) dan pihak yang membutuhkan modal (emiten perseroan). Investor akan memperoleh imbal hasil berupa capital gain dan dividen, sementara emiten perseroan memperoleh dana segar untuk menunjang kegiatan ekspansi usahanya yang kelak akan memberikan keuntungan bagi perseroan.
Kebijakan yang konsisten dan penuh kepastian dengan dukungan perangkat perundang-undangan yang kuat. Suatu kebijakan yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi investor. Bagi investor yang akan menanamkan modalnya di sektor riil dengan horizon waktu yang panjang, kepastian soal kebijakan mutlak diperlukan. Rezim pemerintahan boleh berganti, tapi hendaknya kebijakan tidak berubah alias tetap. Masuknya investor asing ke pasar modal di Indonesia sebenarnya juga memberikan dampak positif karena roda perekonomian terdorong bergerak lebih cepat. Pasalnya, pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang berkelebihan modal (investor) dan pihak yang membutuhkan modal (emiten perseroan). Investor akan memperoleh imbal hasil berupa capital gain dan dividen, sementara emiten perseroan memperoleh dana segar untuk menunjang kegiatan ekspansi usahanya yang kelak akan memberikan keuntungan bagi perseroan.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul DEVISA: Pengertian,Manfaat, Fungsi, Jenis, Macam-Macam Devisa,
Sumber Perolehan, Tujuan Penggunaan, Sistem, Beserta Penjelasan Terlengkap
Mengenai Devisa.Semoga
dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers
semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk
mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan ini
menjadi lebih baik.Jika ada permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan
berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…