Macam-macam-Batuan-Pembentuk-Permukaan-Bumi |
Macam-Macam Batuan Pembentuk Permukaan Bumi Beserta Penjelasannya Terlengkap (Batuan Beku, Sedimen, dan Malihan)
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi Lovers,senang
sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk
menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua.Artikel yang akan
saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Macam-Macam Batuan Pembentuk Permukaan Bumi Beserta
Penjelasannya Terlengkap (Batuan Beku, Sedimen, dan Malihan)
Berikut
Pembahasannya:
Berdasarkan proses terjadinya, batuan
dapat diklasifikasikan atau dibagi menjadi tiga bagian, yakni batuan beku
(igneous rock), batuan sedimen (sedimentary rock), dan batuan malihan (
metamorphic rock).Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai macam-macam
batuan pembentuk permukaan bumi.
1.
Batuan
Beku (Igneous Rock)
Batuan Beku |
Apa itu batuan beku? Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat. Menurut salah satu teori
tentang terjadinya bumi, dahulu bumi berupa massa cair yang dinamakan magma.
Magma ini selanjutnya membeku membentuk lapisan kerak bumi. Oleh karena itu,
sebagian besar batuan kerak bumi terdiri atas jenis batuan beku. Pada
kenyataannya 80% batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma, batuan beku dibagi atas tiga macam,
yaitu batuan beku dalam, batuan beku gang, dan batuan beku luar.
a. Batuan
Beku Dalam (Plutonik)
Granit |
Batuan
beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika
masih berada jauh di dalam kulit bumi. Batuan beku dalam adalah hasil pembekuan
magma di bagian dalam litosfer sehingga
proses pendinginannya berlangsung sangat lambat atau lama. Hasilnya adalah
batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin). Yang
termasuk ke dalam batuan beku dalam yakni adalah granit, gabro, dan diorit.
Granit terutama mengandung kuarsa dan feldspar, di samping hornblende dan mika.
Jenis batuan granit biasanya memiliki tekstur rata. Diorit juga merupakan batuan
yang memiliki tekstur rata. Gabro adalah batuan yang di dalamnya terdapat
mineral yang berwarna gelap.
b. Batuan
Beku Gang/Celah/Korok/Hypabisal
Batuan
beku gang (korok) terjadi dari magma yang membeku di lorong antara sarang magma
dengan permukaan bumi. Jika magma telah meresap di antara lapisan-lapisan
litosfer maka pembekuannya berlangsung lebih cepat sehingga kristal mineral
yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya
beraneka merupakan ciri batuan beku gang atau korok ini. Batuan ini dicirikan
ketampakan kristal-kristalnya ada yang besar ada yang kecil (tekstur porfir).
c. Batuan
Beku Luar/Lelehan/Vulkanik
Batuan
beku luar (batuan beku lelehan) terjadi dari sebagian magma yang membeku
setelah tiba di permukaan bumi. Batuan ini membeku secara cepat di permukaan
bumi. Akibatnya, batuan ini mempunyai tekstur kristal-kristal yang sangat
lembut (mikro), bahkan sering menimbulkan adanya mineral-mineral gelas (glassy
minerals) jika pendinginan sangat cepat. Contohnya, obsidian. Yang termasuk
batuan beku luar (lelehan) adalah basal, andesit, diorit, obsidian, scoria dan
pumice atau batu apung. Basal merupakan jenis batuan beku luar yang paling sering dijumpai. Basal
ada yang berwarna hitam, cokelat, abu-abu tua, atau hijau tua. Andesit adalah
diorit yang keluar di permukaan bumi. Nama andesit berasal dari Andes, yaitu
nama pegunungan di Amerika Selatan dan tempat berlimpahnya andesit. Obsidian
atau batu kaca adalah batuan bersinar yang berwarna hitam, abu-abu,
kuning, atau cokelat.
2.
Batuan
Beku Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Beku Sedimen (Glasial) |
Batuan
beku yang telah terbentuk pada permukaan bumi mengalami pelapukan lalu mengalami erosi. Bagian-bagian
yang lepas akibat erosi diangkut oleh agen-agen geomosfik, seperti air, es,
angin, dan gletser; kemudian diendapkan di suatu cekungan sedimen sehingga
mengalami proses litifikasi (proses pembatuan) sehingga menjadi batuan sedimen. Proses litifikasi ini
memakan waktu beribu-ribu bahkan jutaan tahun.
Berikut
penjabaran selengkapnya mengenai batuan sedimen.
a. Klasifikasi
Batuan Sedimen Berdasarkan Tenaga Pengangkutnya
Berdasarkan
tenaga yang mengangkutnya, batuan sedimen dibedakan menjadi empat, yakni batuan
sedimen aeris, glasial, aquatis, dan marine.
1)
Batuan
Sedimen Aeris atau Aeolis terbentuk oleh tenaga angin, misalnya tanah loss.
2)
Batuan
Sedimen Glasial terbentuk oleh tenaga es, misalnya morena.
3)
Batuan
Sedimen Aquatis terbentuk oleh tenaga air, misalnya batu lempung dan batu pasir
berlapis.
4)
Batuan
Sedimen Marine terbentuk oleh tenaga air laut, misalnya terumbu karang.
Contoh batuan sedimen, antara lain
yakni breksi dan konglomerat. Breksi adalah batuan sedimen yang terdiri atas
fragmen-fragmen yang bersudut-sudut tajam yang sudah terekat satu sama lain.
Batu konglomerat adalah batuan sedimen yang terdiri atas fragmen-fragmen dengan
bentuk bundar-bundar yang terekat satu sama lain.
b. Klasifikasi
Batuan Sedimen Berdasarkan Proses Pembentukannya
Berdasarkan
proses pembentukannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan atas tiga macam,
yaitu batuan sedimen klastik, kimiawi, dan organik.
1) Batuan
Sedimen Klastik
Klastik
sendiri berasal dari kata Yunani klastos yang berarti terangkut. Susunan kimia
batuan endapan klastik, relatif hampir sama dengan susunan kimia batuan
asalnya. Hal ini berarti batuan asal mengalami penghancuran secara mekanis dari
ukuran besar menjadi ukuran kecil, dan mengalami transportasi kemudian
mengendap membentuk batuan sedimen klastik. Contoh umum batuan endapan klastik
adalah batu pasir dan batu lempung (shale). Batuan sedimen klastik terbentuknya
sudah berpindah dari tempat asalnya. Suatu bukit, misalnya akibat pelapukan dan
erosi menjadi terlepas partikel-partikelnya. Kepingan itu diangkut oleh air
hujan yang mengakibatkan longsor berguling-guling di lereng dan masuk ke dalam
sungai. Arus sungai menggerus batu itu sehingga menjadi kerikil, pasir, dan
lumpur. Selanjutnya, dibawa ke sebuah cekungan sedimen, di mana endapan-endapan
tidak bisa berpindah tempat lagi.
2) Batuan
Sedimen Kimiawi
Batuan
sedimen kimiawi pada pengendapannya terjadi proses kimiawi, seperti penguapan,
pelarutan, dan dehidrasi. Batuan sedimen kimiawi dapat dibentuk secara
evaporasi dan biokimia.
a)
Dibentuk
Secara Evaporasi
Pada
proses ini batuan sedimen kimiawi dibentuk dari penguapan air laut pada endapan
sehingga mineral-mineralnya tertinggal. Batuan sedimen evaporit ini penyusunannya
adalah bersifat monomineralit (mineral-mineral tunggal) yang dikenal dengan
mineral garam. Batuan-batuan evaporit belum pernah ditemukan di Indonesia,
paling banyak ditemukan di Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah.
b)
Dibentuk
Secara Biokimia
Batuan
sedimen ini dibentuk dari pengendapan unsur-unsur kimia yang ada di air tawar
atau air laut, kemudian terendapkan selapis demi selapis.Contohnya, menguapnya
air laut dari larutan NaCl membentuk garam dan menguapnya airu laut dari
larutan garam kalsium membentuk gips.
3) Batuan
Sedimen Organik
Batuan
sedimen organik terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan
dari organisme, yaitu sisa rumah atau bangkai binatang di dasar laut. Batuan
ini dibentuk dari reaksi biokimia sewaktu tumbuh-tumbuhan dan
organisme-organisme tertentu masih aktif (hidup). Misalnya, organisme batu
karang (koral) mengambil kalsium karbonat (CaCO3) dari air laut
untuk membangun bahan rangka (skeletal). Ketika batu karang mati, rangka
mengumpul membentuk limestone.
3.
Batuan
Malihan (Metamorphic Rock)
Batuan Malihan (Marmer) |
Apa itu Batuan Malihan?
Batuhan malihan atau metamorf
adalah batuan yang berasal dari batuan induk, dapat berupa batuan beku, batuan
sedimen, ataupun metamorf yang mengalami proses metamorfosa. Metamorfosa adalah
suatu proses rekristalisasi di dalam kerak bumi (3 – 20 km) yang keseluruhannya
atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat yakni tanpa melalui fase cair
sehingga membentuk struktur dan mineral baru akibat pengaruh temperatur yang
sangat tinggi. Tipe-tipe metamorfosa, antara lain yakni metamorfosa thermal dan
metamorfosa kataklastik.
a. Metamorfosa
Thermal (Metamorfosa Kontak)
Metamorfosa
thermal atau metamorfosa kontak
disebabkan oleh adanya kenaikan temperatur pada batuan tertentu. Panas intrusi
yang diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfosa kontak.
Contohnya, yakni batu gamping yang terkena sebuah intrusi akan menjadi marmer.
b.
Metamorfosa
Kataklastik
Batuan
metamorfosa kataklastik ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi,
misalnya pada daerah sesar yang besar. Proses metamorfosanya terjadi pada
lokasi batuan yang mengalami proses penggerusan secara mekanik yang disebabkan
oleh faktor penekanan baik tegak maupun mendatar.Contohnya, batuan iklonik.
c.
Metamorfosa
Beban/ Burial
Batu Sabak |
Batuan
Metamorfosa Beban (Burial) ini terbentuk karena proses pembebanan massa
sedimentasi yang sangat tebal pada suatu cekungan yang sangat luas atau dikenal
dengan sebutan cekungan geosinklin. Jika pembebanan dan penekanan lama maka
suhu juga akan meningkat sehingga tekanan (P) akan berbeda-beda menurut
kedalamannya. Contohnya, batu sabak.
Demikianlah Artikel lengkap yang
berjudul Macam-Macam
Batuan Pembentuk Permukaan Bumi Beserta Penjelasannya Terlengkap (Batuan Beku,
Sedimen, dan Malihan).Semoga
dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers
semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk
mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan ini
menjadi lebih baik.Jika ada permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan
berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…