Sejarah Terbentuknya Bumi, Proses Terjadinya Benua-Benua di Bumi, dan Struktur Perlapisan Bumi Beserta Penjelasannya Terlengkap
|
Sejarah Terbentuknya Bumi, Proses Terjadinya Benua-Benua di Bumi, dan Struktur Perlapisan Bumi Beserta Penjelasannya Terlengkap
Selamat Datang di Web
Pendidikan edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah
Terbentuknya Bumi, Proses Terjadinya Benua-Benua di Bumi, dan Struktur
Perlapisan Bumi Beserta Penjelasannya Terlengkap
Berikut
Pembahasannya:
1.
Sejarah
Terbentuknya Bumi
Sejarah Terbentuknya Bumi |
Sejarah
Terbentuknya Bumi I Pengetahuan
tentang bumi memberi simpulan bahwa di masa lampau bumi pernah mengalami fase
cair pijar.Bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan
sewaktu-waktu mengalami retak, magma dapat menerobos ke permukaan.Menurut
Rittmann (1960), sekitar 4,6 miliar tahun yang lampu awan, debu,dan gas yang
mengapung di ruang angkasa mulai mengecil.Materi pada pusat awan itu mengumpul
menjadi matahari.Kira-kira 100 juta tahun yang lalu, sisa gas dan debunya
memipih menjadi awan berbentuk cakram di sekitar matahari.Butir-butir debu
dalam awan itu saling melekat dan membentuk planet-planet kecil dengan diameter
beberapa kilometer.Benda-benda ini bertabrakan dan bergabung membentuk
planet.
Proses urutan kelahiran bumi menurut Rittmann adalah sebagai berikut.
a)
Bumi
mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan di sekitar matahari
saling melekat.Partikel-partikel ini menggumpal menjadi badan yang lebih besar.Kemudian,
badan-badan itu bertumbukan dan membentuk benda-benda berukuran planet.
b)
Sisa-sisa
dari awan asli berjatuhan.Energi dari bahan yang jatuh ini, bersama dengan
pemanasan yang terjadi akibat pelapukan radioaktif menyebabkan melelehnya bumi.
c)
Akibat
pelelehan ini, bahan-bahan yang mampat terutama besi tenggelam ke pusat planet
dan menjadi intinya.Seluruh permukaan bumi tertutup oleh lautan batuan yang
meleleh.Bahan-bahan yang lebih ringan, seperti uap air dan karbon dioksida beralih
ke luar dan membentuk suatu atmosfer purba.
d)
Akibat
aliran cepat dari partikel-partikel bermuatan dari matahari menyapu bersih
sisa-sisa awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke bumi
berkurang.Planet itu mendingin dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer.
e)
Awan
pun mendingin, uap airnya mengembun, dan hujan deras membanjiri bumi.Hujan
deras itu mendinginkan bebatuan di permukaan bumi.
f)
Limpahan
air dari badai itu menyatu di tempat yang rendah sehingga terjadi awan.Karbon
dioksida dari udara mulai larut dalam genangan air sehingga planet ini makin
menjadi dingin.
g)
Kira-kira
2,5 milyar tahun yang lalu, sebuah bumi yang biru telah muncul.Awan menghilang
dan matahari menyinari dunia yang sangat mirip dengan dunia kita sekarang.
Awal sejarah terbentuknya
bumi, beberapa lapisan utama memisah atau berdiferensiasi di dalam planet.Panas
yang dihasilkan oleh tumbukan-tumbukan planetoid membuat seluruh planet tetap
panas dan leleh; logam-logam yang lebih berat, seperti nikel dan besi tenggelam
ke pusat dan membentuk inti berupa logam; sewaktu planet mendingin magma yang
mengelilingi inti mulai berdiferensiasi; dan suatu kerak tipis terbentuk pada
permukaannya.
2.
Terbentuknya
Benua-Benua di Bumi
Terbentuknya
Benua-Benua di Bumi I
Teori-teori terjadinya benua menurut Alfred Lother Wegener disebut teori
apungan dan pergeseran benua.A.L. Wegener mengungkapkan teori tersebut pada
tahun 1912 di hadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman.Teorinya
diungkapkan pertama kali dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die
Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan).Buku tersebut
menimbulkan kontroversi besar di lingkungan para ahli-ahli geologi.Kontroversi
itu baru mereda pada tahun 60-an setelah teori apungan dan pergeseran benua
oleh Wegener semakin banyak mendapat penganut di lingkungan ahli ilmu
pengetahuan.
Titik tolak teori Wegener
tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Adanya
persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara
dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.Kedua garis yang
sama tersebut, dahulu adalah daratan yang berimpitan.Itulah sebabnya formasi
geologi di bagian-bagian yang bertemu itu sama.Keadaan itu telah dibuktikan
kebenarannya.Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone
sampai ke Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di Pantai Timur
Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
b)
Daerah
Greenland sekarang bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter
setiap tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan
kecepatan 9 meter tiap tahun.Menurut Wegener, benua-benua sekarang ini dahulu
merupakan satu benua yang disebut dengan Benua Pangea.Benua tunggal itu mulai
terpecah oleh gerakan benua besar dari Selatan, baik ke arah barat maupun ke
arah utara menuju khatulistiwa.
Peristiwa tersebut menyebabkan terjadinya
hal-hal sebagai berikut.
1)
Bentangan-bentangan
Samudra dan Benua mengapung sendiri-sendiri.
2)
Samudra
Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika terus bergerak ke arah
barat.Dengan demikian, terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran
pegunungan utara dan selatan yang terdapat di Sepanjang Pantai Amerika Utara
dan Selatan.
3)
Adanya
kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai
barat Amerika Serikat.
Batas
Samudra Hindia semakin mendesak ke utara.India semula diduga agak panjang,
tetapi karena bergerak ke utara, India semakin menyempit dan makin mendekati ke
Benua Eurasia.Proses tersebut menimbulkan
lipatan Pegunungan Himalaya.
Benua-benua
yang ada sekarang ini pun masih terus bergerak.Gerakan itu dapat dibuktikan
dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam Samudra.
3.
Struktur
Perlapisan Bumi
Struktur Perlapisan Bumi |
Strukur Perlapisan Bumi
antara lain yakni sebagai berikut:
a.
Kerak
Bumi (Litosfer)
Bagian litosfer yang
paling atas, seperti kulit ari pada kulit manusia yang merupakan lapisan kerak
bumi yang tipis.Lapisan kerak bumi terdiri atas dua bagian, yaitu kerak Benua
dan kerak Samudra.
1) Kerak
Benua
Kerak Benua memiliki
ketebalan sekitar 40 km.Kerak bumi mempunyai ketebalan tidak sama di setiap tempat.Di bawah benua,
kerak bumi rata-rata setebal 30 kilometer, sedangkan di bawah samudra hanya
setebal 5-7 kilometer.Kerak benua yang berupa batuan granit ringan, menjulang
lebih tinggi daripada kerak samudra yang berupa basal dan lebih berat.Rata-rata
kerak benua berada 850 meter di atas muka laut, sedangkan kerak samudra
rata-rata berada pada 3.800 meter di bawah permukaan laut.Angin dan hujan terus
menerus menggerus kerak benua.Selain itu, menciptakan pasir, debu, serta lumpur
yang akhirnya hanyut ke samudra sehingga terbentuk suatu lapisan tebal sedimen
di dasar samudra.Di bawah lapisan sedimen terdapat lapisan batuan basal, lava
bantal, retas vertikal, dan gabro berbutir kasar.
Lapisan atas kerak benua
berupa batuan granit ringan, sedangkan lapisan bawahnya berupa batuan basal
yang lebih rapat.Lapisan-lapisan ini menurut istilah geologi terbentuk dari
berbagai macam proses.Batuan yang paling tua ditemukan pada perisai-perisai
Prakambrium.Batuan yang lebih muda mulai terbentuk pada zaman pembentukan
gunung.
2) Kerak
Samudra
Kerak Samudra memiliki
ketebalan sekitar 10 kilometer.Lapisan atas kerak samudra adalah sedimen yang
tebalnya mencapai 800 meter.Kerak samudra yang terus dibentuk oleh letusan
gunung berapi sepanjang celah-celah di bawah laut disebut pematang tengah
samudra dan umurnya kurang dari 200 juta tahun.Secara geologis, umur tersebut
masih muda jika dibandingkan dengan kerak benua yang berumur 3,8 miliar tahun.
b.
Mantel
Bagian Atas (Upper Mantle)
Di bawah kerak bumi
tersebut kedalaman 400 km, terdapat selubung atas (upper mantle) yang dicirikan
oleh sebaran gelombang gempa rendah.Mantle bagian atas terdiri atas eklogit atau peridolit yang kaya Fe, Mg,
Ca, Na, dan silikat aluminium dengan viskositas rata-rata 8x1021
piose.Selubung atas (upper mantle) ini
sering disebut sebagai Asthenosfera.
c.
Zona
Peralihan (Transition Zone)
Zona ini terletak antara
kedalaman 400 hingga 1.000 km, dicirikan oleh landaian kecepatan gelombang
gempa yang tinggi, dan tersusun oleh Ca, Al, oksida besi, dan silikat.
d.
Mantel
Bagian Bawah (Lower Mantle)
Zona ini terletak antara
kedalaman 1.000 – 2.900 km.Dicirikan oleh kenaikan kecepatan gelombang gempa
yang relatif sebanding dengan bertambahnya kedalaman.Lapisan ini disusun oleh
oksida besi padat, Mg, dan SiO2.
e.
Inti
Bumi (Core)
Inti bumi terbagi menjadi
dua, yaitu inti bumi luar (outer core) dan inti bumi dalam (inner
core).Inti bumi luar terdapat pada
kedalaman 2.900 – 5.100 km dan inti bumi dalam terletak antara 5.100 – 6.371
km. Bagian luar inti bumi terdiri atas besi dan sejumlah kecil silikat, sulfur,
dan oksigen.Inti bagian dalam terdiri atas besi padat (solid iron).
4.
Dinamika
(Perubahan) Litosfer
Dinamika
(Perubahan) Litosfer
I Litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng.Dinamakan lempeng karena
bagian litosfer ini mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal
(panjang dan lebar) dan berukuran kecil pada arah vertikal.Lempeng-lempeng
tersebut bergerak (tektonik) dengan arah mendatar. Akibat pergeseran arah yang
tidak sama, terjadi tiga jenis batas antara lempeng-lempeng itu, yakni dua
lempeng saling menjauh (divergent-bondary), dua lempeng saling bertumbukan
(subduction bondary), dan dua lempeng saling berpapasan (transform fault).
Berikut penjelasan
lengkapnya
a.
Dua
Lempeng Saling Menjauh (Divergent-Plate Boundaries)
Peristiwa dua lempeng yang
saling menjauh ini dapat terjadi pada suatu lempeng yang sedang pecah.Contoh
perbatasan divergent di lempeng samudra adalah punggungan samudra dan
perbatasan divergent di lempeng benua
adalah Lembah Retak Besar Afrika.Di daerah dua lempeng yang saling menjauh
terdapat beberapa fenomena sebagai berikut.
1)
Perenggangan
lempeng yang membentuk celah memanjang.
2)
Pembentukan
pegunungan dasar samudra (mid ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
lempeng-lempeng tersebut.
3)
Aktivitas
vulkanisme laut dalam menghasilkan lava basalt berstruktur bantal yang
dinamakan dengan lava bantal serta hamparan leleran lava (plato lava)
4)
Aktivitas
gempa.
b.
Dua
Lempeng Saling Menumbuk (Subduction)
Di daerah pertumbukan dua
lempeng terjadi beberapa fenomena sebagai
berikut.
1)
Lempeng
samudra menunjam ke bawah lempeng benua.
2)
Terbentuk
palung laut di tempat tumbukan.
3)
Pembengkakan
tepi pada lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan.
4)
Terjadi
aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ektrusi.
5)
Merupakan
daerah hiposenter gempa dangkal dan dalam.
6)
Terjadi
dislokasi pada lempeng benua yang getarannya disebut gempa;
7)
Timbunan
sedimen campuran.
Kerak
samudra yang lebih tipis itu didesak ke bawah oleh kerak benua yang lebih tebal
dan kaku.Di tempat ini terbentuk palung-palung laut, yaitu dasar laut yang
dalam dan memanjang.Contoh palung, antara lain Palung Laut Aleut, Palung
Jepang, Palung Guam, dan Palung Mindanau.Palung Jawa di sebelah selatan Pulau
Jawa merupakan tempat pertemuan antara lempeng dasar Samudra Hindia dengan
Lempeng Benua Asia.
Pegunungan
di pantai Barat Amerika, dereta Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara adalah
akibat dari pembengkakan lempeng benua. Di sepanjang pegunungan dan pulau-pulau
itu bermunculan gunung berapi.Di dasar palung terjadi kerusakan lempeng benua
akibat dislokasi.Selain itu, terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari
laut dalam atau pun dari darat.Endapan campuran tersebut dinamakan batuan
bancuh atau melange.Bongkahan lempeng benua yang hancur akibat pergesekan akan
menambah campuran bancuh.
c.
Dua
Lempeng Saling Berpapasan atau Pergeseran Mendatar (Transform Fault)
Di daerah seperti itu
terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah diserta gempa yang tidak kuat. Gejala
pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudra yang tidak berhubungan, tetapi
terputus-putus. Tanggul dasar samudra di bagian tengah Samudra Atlantik ternyata
terputus-putus akibat dari pergeseran mendatar tersebut. Di suatu daerah
ditemukan sebuah singkapan kerak bumi.Hal ini disebabkan daerah itu terkikis
oleh sungai atau sengaja digali dengan menerobos pegunungan untuk membuat jalan
raya. Di dalam singkapan itu tampak lapisan kerak bumi bergelombang, ada bagian
yang naik ataupun yang turun. Gejala seperti itu disebut lipatan. Pada lipatan,
bagian lembah yang turun disebut dengan sinklin dan bagian puncak disebut
dengan antiklin. Setelah mengalami pengikisan, sebuah antiklin dapat menjadi
puncak pegunungan yang berderet memanjang. Pada sebuah kasus antiklin dapat
menjadi lembah, sedangkan sinklin berubah menjadi puncak pegunungan. Gejala
seperti itu dinamakan pembalikan topografi. Pembalikan topografi terjadi akibat
bagian puncak lipatan yang terdiri atas batuan yang mudah dierosikan. Sementara
itu, batuan pada sinklin lebih tahan terhadap erosi sehingga bertahan menjadi
puncak pegunungan. Contoh pegunungan lipatan ialah Pegunungan Mediterania dan
Sirkum Pasifik. Sebuah lipatan besar sering mengalami pelipatan lagi sehingga
sinklin ataupun antiklinnya bergelombang.Hal-hal seperti ini dinamakan
sinklinorium dan antiklinorium.Contohnya, di sebelah utara Gunung Tangkuban
Perahu, Jawa Barat.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul Sejarah Terbentuknya Bumi, Proses Terjadinya Benua-Benua di
Bumi, dan Struktur Perlapisan Bumi Beserta Penjelasannya Terlengkap.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat
Edukasi Lovers semuanya.Jika artikel ini
bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel
ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan ini menjadi lebih baik.Jika ada
permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat semua
di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…