Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia

Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia

Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Gambar:Ilustrasi Sistem Romusa

Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com

Hallo sobat Edukasi Lovers,senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia
Berikut Ini Pembahasan Selengkapnya:
Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia

Perlu diketahui bahwa untuk menopang Perang Asia Timur Raya,Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia.Tenaga kerja inilah yang kemudian kita kenal dengan sebutan “romusa”.Mereka dipekerjakan di lingkungan terbuka,misalnya di lingkungan pembangunan kubu-kubu pertahanan,jalan raya,dan Lapangan Udara.Pada awalnya,tenaga kerja romusa dikerahkan di Pulau Jawa yang padat penduduknya,kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda.Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusa.Panitia pengerahan tersebut Romukyokai,yang ada di setiap daerah.
Rakyat yang dijadikan romusa pada umumnya adalah rakyat yang bertenaga kasar.Pada awalnya,rakyat Indonesia melakukan tugas romusa secara sukarela,sehingga Jepang tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh tenaga.Sebab,rakyat sangat tertarik dengan propaganda tentara Jepang sehingga rakyat rela membantu untuk bekerja apa saja tanpa digaji.Oleh karena itu,di beberapa kota pernah terdapat beberapa romusa yang sifatnya sementara dan sukarela.Romusa sukarela terdiri atas para pegawai yang bekerja (tidak digaji) selama satu minggu di suatu tempat yang penting.Salah satu contoh ada rombongan dari Jakarta dipimpin oleh Sukarno.Para pekerja sukarela ini bekerja dalam suasana yang disebut “Pekan Perjuangan Mati-Matian”.Akan tetapi lama-kelamaan karena kebutuhan yang terus meningkat di seluruh kawasan Asia Tenggara,pengerahan tenaga romusa yang bersifat sukarela ini oleh pemerintah Jepang diubah menjadi sebuah keharusan ataupun paksaan.
Rakyat Indonesia yang menjadi romusa itu diperlakukan dengan tidak senonoh,tanpa mengenal peri kemanusiaan.Mereka dipaksa bekerja sejak pagi hari sampai petang,tanpa makan dan pelayanan yang cukup,padahal mereka melakukan pekerjaan kasar yang sangat memerlukan banyak asupan makanan dan istirahat.Mereka hanya dapat beristirahat pada malam hari.Kesehatan mereka tidak terurus.Tidak jarang di antara mereka yang jatuh sakit bahkan mati kelaparan.
Untuk menutupi kekejamannya dan agar rakyat merasa tidak dirugikan,sejak tahun 1943,Jepang melancarkan kampanye dan propaganda untuk menarik rakyat agar mau bekerja sebagai romusa.Untuk mengambil hati rakyat tersebut,Jepang memberi julukan mereka yang menjadi romusa itu sebagai “Prajurit Ekonomi” atau “Pahlawan Pekerja”.
Para romusa itu diibaratkan sebagai orang-orang yang sedang menunaikan tugas sucinya untuk memenangkan perang dalam Perang Asia Timur Raya.Pada periode itu sudah sekitar 300.000 tenaga romusa dikirim ke luar Jawa,bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Birma,Muangthai,Vietnam,Serawak,dan Malaya.
Sebagian besar dari mereka ada yang kembali ke daerah asal,ada yang tetap tinggal di tempat kerja,tetapi kebanyakan mereka mati di tempat kerja.
Bagagaimana Dampak dari kebijakan dan tindakan Jepang tersebut?
Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia

Yang jelas,penderitaan rakyat tidak berkurang tetapi justru semakin bertambah.Kehidupan rakyat benar-benar menyedihkan.Bahan makanan sulit di dapatkan karena banyak petani yang menjadi pekerja romusa.Gelandangan di kota-kota besar makin bertumbuh  subur,seperti di Kota Surabaya,Jakarta,Bandung,dan Semarang.Tidak jarang mereka mati kelaparan di jalanan maupun di bawah jembatan.Penyakit kudis menjangkiti masyarakat.Pasar gelap tumbuh di Kota-kota besar,akibatnya barang-barang keperluan semakin sulit di dapatkan dan semakin sedikit juga jumlahnya.Masyarakat hidup dalam kesulitan. Uang yang dikeluarkan oleh Jepang tidak ada jaminannya,bahkan mengalami inflasi yang parah.Bahan-bahan pakaian sulit di dapatkan,bahkan masyarakat menggunakan karung goni sebagai bahan pakaian mereka.Obat-obatan juga sangat sulit di dapatkan.Penderitaan rakyat Indonesia semakin tidak tertahankan.
Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Sejarah Pengerahan Romusa Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik.Jika ada permintaan,pertanyaan,komentar,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
     Terima Kasih…

Salam Edukasi…