Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit, Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit, Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit, Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit, Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit



Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit,Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit,Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit





Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com

Hallo sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit, Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit, Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit





1.Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit





Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit,Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit,Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit




    Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa TimurIndonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di JawaSumatraSemenanjung MalayaKalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.

   Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upetiKertanegara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang. Jawaban dari surat di atas disambut dengan senang hati. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. 
Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.

    Setelah Singhasari (Singosari) jatuh, berdirilah Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, antara abad ke-14 sampai ke-15 Masehi. Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293.Berdirinya Kerajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden Wiajaya).

Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan kemegahan Singhasari yang saat itu sudah hampir runtuh. Saat itu dengan dibantu oleh Arya Wiraraja seorang penguasa Madura, Raden Wiajaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam Kitab Pararaton sebagai hutannya orang Trik. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa pahit dari buah tersebut. Ketika Pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. 

Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya. Pada masa pemerintahannya Raden Wijaya mengalami pemberontakan yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya yang pernah mendukung perjuangan dalam mendirikan Majapahit. Setelah Raden Wijaya wafat, ia digantikan oleh putranya Jayanegara. Jayanegara dikenal sebagai raja yang kurang bijaksana dan lebih suka bersenang-senang. 

Kondisi itulah yang menyebabkan pembantu-pembantunya melakukan pemberontakan. Di antara pemberontakan itu, yang dianggap paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti. Pada saat itu, pasukan Kuti berhasil menduduki ibukota negara. Jayanegara terpaksa menyingkir ke Desa Badander di bawah perlindungan pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada. 

Gajah Mada kemudian menyusun strategi dan berhasil menghancurkan pasukan Kuti. Atas jasa-jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan (1319-1321) dan Patih Kediri (1322-1330).Kerajaan Majapahit penuh dengan intrik politik dari dalam kerajaan itu sendiri. Kondisi yang sama juga terjadi menjelang keruntuhan Majapahit. 

Masa pemerintahan Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddani adalah pembentuk kemegahan kerajaan. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350.Kemudian puncak kekuasaan diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk. Pada masa kepemimpinan inilah Majapahit berada di puncak kejayaannya. Hayam Wuruk disebut juga Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389.

    Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit mencapai zaman keemasan. Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah Republik Indonesia sekarang ini.Oleh karena itu, Muhammad Yamin menyebut Majapahit dengan sebutan negara nasional kedua di Indonesia. Seluruh kepulauan di Indonesia berada di bawah kekuasaan Majapahit. 

Hal ini memang tidak bisa dilepaskan juga dari peran dan kegigihan Patih Gajah Mada. Sumpah Palapa, ternyata benar-benar dilaksanakan. Dalam melaksanakan cita-citanya, Gajah Mada didukung oleh beberapa tokoh, misalnya Adityawarman dan Laksamana Nala. Di bawah pimpinan Laksamana Nala Majapahit membentuk angkatan laut yang sangat kuat. Tugas utamanya adalah mengawasi seluruh perairan yang ada di nusantara. 

Di bawah pimpinan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kemajuan di berbagai bidang. Menurut Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan,Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua,Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.  

2.Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit




Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit,Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit,Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit



  Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi. Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh berbagai badan atau pejabat, yakni sebagai berikut:

1)    Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.

2)    Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mahapatih atau Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring Wilwatika. Di antara kelima pejabat itu Rakryan Mahapatih atau Patih Mangkubumi merupakan pejabat yang paling penting. Ia menduduki tempat sebagai perdana menteri. Bersama sama raja, ia menjalankan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula dewan pertimbangan yang disebut dengan Batara Sapta Prabu.

Struktur tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiap daerah yang berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip. Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuklah badan peradilan yang disebut dengan Saptopapati. Selain itu disusun -pula kitab hukum oleh Gajah Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa. 

Gajah Mada memang seorang negarawan yang mumpuni sebab ia memahami pemerintahan, strategi perang dan juga hukum. Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan atau pejabat yang disebut Dharmadyaksa. Dharmadyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal ada dua Dharmadyaksa sebagai berikut:

1)    Dharmadyaksa ring Kasaiwan,mengurusi agama syiwa (Hindu),
2)    Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.

Dalam menjalankan tugas, masing-masing Dharmadyaksa dibantu oleh pejabat keagamaan yang diberi sebutan Sang Pamegat. Kehidupan beragama di Kerajaan Majapahit berkembang dengan semarak. Para pemeluk agama Hindu maupun Buddha saling bersatu. Pada masa itupun sudah dikenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika,artinya, ’sekalipun berbeda-beda baik Hindu maupun Buddha pada hakikatnya adalah satu jua. 

Kemudian secara umum kita artikan berbeda-beda akhirnya satu jua. Berkat kepemimpinan raja Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kehidupan politik, dan stabilitas nasional Majapahit terjamin. Hal ini disebabkan pula karena kekuatan tentara Majapahit dan angkatan lautnya sehingga semua perairan nasional dapat diawasi. Kerajaan Majapahit juga menjalin hubungan dengan kerajaan lainnya seperti hubungan Kerajaan Majapahit dengan Siam, Kamboja, Birma, India, Anam, dan Cina yang berlangsung dengan baik dan harmonis. Dalam menjalin hubungan dengan luar negeri itu, Kerajaan Majapahit mengenal motto Mitreka Satata yang artinya ‘negara sahabat’.

Raja-Raja Majapahit
Para penguasa Majapahit adalah penerus dari keluarga kerajaan Singhasari, yang dirintis oleh Sri Ranggah Rajasa, pendiri Wangsa Rajasa pada akhir abad ke-13. Berikut adalah daftar penguasa Majapahit. Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.

Daftar Nama-Nama Raja Kerajaan Majapahit
Nama Raja
Gelar
Tahun
Raden Wijaya
Kertarajasa Jayawardhana
1293 - 1309
Kalagamet
Sri Jayanagara
1309 - 1328
Sri Gitarja
Tribhuwana Wijayatunggadewi
1328 - 1350
Hayam Wuruk
Sri Rajasanagara
1350 - 1389
Wikramawardhana
1389 - 1429
Suhita
Dyah Ayu Kencana Wungu
1429 - 1447
Kertawijaya
Brawijaya I
1447 - 1451
Rajasawardhana
Brawijaya II
1451 - 1453
Purwawisesa atau Girishawardhana
Brawijaya III
1456 - 1466
Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa
Brawijaya IV
1466 - 1468
Bhre Kertabumi
Brawijaya V
1468 - 1478
Girindrawardhana
Brawijaya VI
1478 - 1498
Patih Udara
1498 



3.Sejarah Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit



Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit,Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit,Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit





Di bawah pemerintahan sang Raja Hayam Wuruk, rakyat Majapahit hidup aman dan tenteram. Raja Hayam Wuruk sangat memperhatikan rakyatnya, keamanan dan kemakmuran rakyat pun diutamakan. Untuk hal itu dibangun jalan-jalan dan jembatan-jembatan. Dengan demikian lalu lintas menjadi lancar, yang tentunya hal ini akan mendukung kegiatan perekonomian, terutama perdagangan dan mendukung terciptanya keamanan yang baik. Lalu lintas perdagangan yang paling penting yakni sungai seperti Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas. 

Akibatnya desa-desa di tepi sungai dan yang berada di muara serta di tepi pantai, berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan. Hal itu menyebabkan terjadinya arus bolak-balik para pedagang yang menjajakan barang dagangannya dari daerah pantai atau muara ke pedalaman atau sebaliknya. Bahkan di daerah pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau, bahkan dengan pedagang dari luar. Kemudian timbullah kota-kota pelabuhan sebagai pusat pelayaran dan perdagangan. 

Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit, antara lain yakni Canggu, Surabaya, Sedayu, Tuban,dan Gresik. Pada waktu itu banyak pedagang dari luar seperti dari Cina, India, dan Siam. Adanya pelabuhan-pelabuhan tersebut mendorong munculnya kelompok bangsawan kaya. Mereka menguasai pemasaran bahan-bahan dagangan pokok dari dan ke daerah-daerah Indonesia Timur dan Malaka.

    Selain itu, kegiatan pertanian juga dikembangkan. Sawah dan ladang dikerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini maksudnya agar tanah tetap subur dan tidak kehabisan lahan pertanian. Tanggul-tanggul di sepanjang sungai diperbaiki untuk mencegah bahaya banjir.

4.Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit,Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit,Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit


 Pada masa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, bidang sastra juga mengalami kemajuan. Karya sastra yang paling terkenal pada zaman Majapahit adalah Kitab Negarakertagama. Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 Masehi. Disamping menunjukkan kemajuan di bidang sastra, Negarakertagama juga merupakan sumber sejarah Majapahit. 

Kitab lain yang penting adalah Sutasoma. Kitab ini disusun oleh Empu Tantular. Kitab Sutasoma memuat kata-kata yang sekarang menjadi semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Disamping itu, Empu Tantular juga menulis kitab Arjunawiwaha. Selain itu,bidang seni bangunan juga berkembang.

Banyak bangunan candi telah dibuat. Misalnya Candi Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi Tigawangi, dan Surawana di dekat Pare, Kediri,serta Candi Tikus di Trowulan.
  Terjadinya keruntuhan Kerajaan Majapahit pada masa itu lebih disebabkan oleh ketidakpuasan sebagian besar keluarga raja, setelah turunnya Hayam Wuruk. 

Perang Paregrek telah melemahkan unsur-unsur kejayaan Majapahit. Meskipun peperangan berakhir, Kerajaan Majapahit terus mengalami kelemahan karena raja yang berkuasa tidak mampu lagi mengembalikan kejayaannya. Unsur lain yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah semakin meluasnya pengaruh Islam pada saat itu.

   Namun kemajuan peradaban Majapahit itu tidak hilang dengan runtuhnya kerajaan itu. Pencapaian itu terus dipertahankan hingga masa perkembangan Islam di Jawa. Peninggalan peradaban Majapahit juga dapat kita saksikan pada perkembangan lingkup kebudayaan Bali pada saat ini. Kebudayaan yang masih dikembangkan hingga masa Islam adalah cerita wayang yang berasal dari epos India yaitu Mahabharata dan Ramayana, serta kisah asmara Raden Panji dengan Sekar Taji (Galuh Candrakirana).Selain itu dapat kita saksikan juga pada unsur arsitekturnya bentuk atap tumpang, seni ukir sulur-suluran dan tanaman melata, senjata keris, dan masih banyak lagi.


5.Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit,Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit,Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit,Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit



   Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
   Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatrasemenanjung MalayaKalimantanSulawesi, kepulauan Nusa TenggaraMalukuPapua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.
   Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan CampaKambojaSiamBirma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
   Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya. Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. 
Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam. Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.  Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.
    Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku
Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.
   Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.
   Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.


6.Sejarah Jatuhnya Kerajaan Majapahit

    Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. 
Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, sementara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.
   Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di SemarangDemakTuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.
   Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. 
Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.
   Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara. 
Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
   Setelah mengalami kekalahan dalam perebutan kekuasaan dengan Bhre Kertabumi, Singhawikramawardhana mengasingkan diri ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus melanjutkan pemerintahannya di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dengan memanfaatkan ketidakpuasan umat Hindu dan Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi serta mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. 
Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1498 dengan gelar Girindrawardhana hingga ia digulingkan oleh Patih Udara. Akibat konflik dinasti ini, Majapahit menjadi lemah dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan Demak yang didirikan oleh keturunan Bhre Wirabumi di pantai utara Jawa.
  Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1518.
   Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana
Raden Patah yang saat itu adalah adipati Demak sebetulnya berupaya membantu ayahnya dengan mengirim bala bantuan dipimpin oleh Sunan Ngudung, tetapi mengalami kekalahan bahkan Sunan Ngudung meninggal di tangan Raden Kusen adik Raden Patah yang memihak Ranawijaya hingga para dewan wali menyarankan Raden Fatah untuk meneruskan pembangunan masjid Demak.
  Hal ini diperkuat oleh prasasti Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi  dan memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Ranawijaya dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi.
 Sebenarnya perang ini sudah mulai mereda ketika Patih Udara melakukan kudeta ke Girindrawardhana dan mengakui kekuasaan Demak bahkan menikahi anak termuda Raden Patah, tetapi peperangan berkecamuk kembali ketika Prabu Udara meminta bantuan Portugis. Sehingga pada tahun 1518, Demak melakukan serangan ke Daha yang mengakhiri sejarah Majapahit dan ke Malaka. Sejumlah besar abdi istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.
   Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1518, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.  Demak di bawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.
    Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.
    Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional dan menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat. Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo dan Semeru.

Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Sejarah Kerajaan Majapahit Paling Lengkap : Sejarah Awal Mula Berdirinya Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Politik dan Pemerintahan Kerajaan Majapahit, Sejarah Kondisi Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit, Sejarah Perkembangan Sastra dan Budaya Kerajaan Majapahit Sejarah Masa Kejayaan (Keemasan) Kerajaan Majapahit, Sejarah Jatuhnya Kerajaan MajapahitSemoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…