Pengertian Generalisasi Peta dan Penjelasan Mengenai Generalisasi Peta Terlengkap
Generalisasi Peta |
Selamat Datang di Web Pendidikan www.edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Pengertian Generalisasi Peta dan Penjelasan Mengenai
Generalisasi Peta Terlengkap
Berikut Penjelasannya:
1.Pengertian atau Definisi Generalisasi Peta
Pengertian atau Definisi Generalisasi Peta |
Setiap
peta pada umumnya merupakan representasi atau pengkajian kenampakan-kenampakan
yang ada di permukaan bumi secara grafis. Mengingat bahwa peta merupakan
pengecilan yang dinyatakan dengan skala peta, dan karena keterbatasan ruang
peta, maka tidak mungkin semua
kenampakan permukaan bumi yang kompleks ini dapat terwakili seluruhnya pada
peta.
Untuk itu generalisasi perlu dilakukan dan ada beberapa unsur generalisasi
yang perlu diketahui baik oleh pembuat peta maupun oleh si pengguna peta, yaitu
antara lain sebagai berikut:
a)
Seleksi
memilih kenampakan atau unsur yang diperlukan saja, misalnya
kenampakan-kenampakan penting.
b)
Simplifikasi,
menyederhanakan bentuk, bila dirasa perlu karena bentuknya yang mungkin terlalu
rumit.
c)
Pembesaran
(exageration) obyek penting yang kecil, agar pada skala kecil masih dapat
digambar, ukurannya diperbesar.
d)
Klasifikasi,
misalnya klasifikasi kelas jalan, klasifikasi kepadatan penduduk.
e)
Penggabungan.
Perubahan
skala peta dari peta skala yang lebih besar ke skala kecil memerlukan beberapa
unsur generalisasi. Dapat dinyatakan bahwa semakin kecil skala peta, semakin
besar tingkat generalisasinya. Akibat generalisasi dalam pembuatan peta, bagi
pembaca peta yang mempunyai peta mental lebih baik daripada orang lain, dia
akan dapat membaca peta itu dengan persepsi lingkungan yang lebih baik tentang
daerah yang dipetakan.
Hal ini karena walaupun beberapa obyek tidak tergambar
pada peta, dia mengetahui bahwa obyek-obyek itu sebenarnya ada. Orang Jakarta
akan dapat menangkap kesan lebih baik tentang keadaan realita daerah Jakarta
yang dibacanya dari peta Jakarta, dibandingkan dengan orang Surabaya yang baru
di Jakarta dan dia membaca peta itu.
Generalisasi pada kartografi adalah memilih dan menyederhanakan penyajian
unsur-unsur
permukaan bumi di atas peta yang berhubungan dengan skala dan tujuan
peta (kepentingan
unsur tertentu) yang akan di buat. Unsur- unsur yang akan di
sajikan di atas peta. Semakin kecil
skala peta maka semakin besar proses
generalisasi.
Maka generalisasi peta terjadi karena :
1) ketidakmungkinan peta menyajikan seluruh informasi muka bumi
2) skala yang
diperbesar
Generalisasi
di lakukan agar pemakai peta mendapatkan kejelasan dalam membaca peta.
Jadi generalisasi perlu untuk
mempertahankan kejelasan dari peta. Pada setiap pembuatan peta, bentuk
dari unsur-unsur terrain di generalisasi sampai tingkat tertentu.
Kartografer harus menganalisis dan
menyeleksi secara tepat dalam menyajikan simbol dari unsur permukaan bumi.
Tebal garis, ukuran simbol dan huruf akan menjadi hal yang penting dalam proses
generalisasi. Spesifikasi suatu peta ikut menentukan tingkat generalisasi
yang dilakukan, jadi bentuk suatu simbol tidak harus sama untuk suatu peta yang
berbeda skala petanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian peta adalah :
1) objek- objek
yang penting harus ditonjolkan.
2) Perbedaan
dalam bentuk harus jelas.
3) Harus di
hindari reduksi kontras yang disebabkan karena pencetakan warna muda dan
penyinaran yang lemah.
4) Harus
diperhatikan kemudahan dalam proses produksinya.
2. Aspek-aspek Generalisasi Peta
Pekerjaan kartografis yang berkaitan dengan aspek-aspek generalisasi
meliputi:
1) Menyeleksi
(pemilihan)
Unsur yang
akan disajikan disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta skala
peta
yang dikehendaki.
2) Penyederhanaan
Jika terdapat
unsur yang terlalu kecil, serta sulit untuk disajikan dengan detail yang cukup,
maka unsur tersebut perlu disederhanakan. Contoh: pada peta topografi 1 :
5.000 umumnya
rumah atau gedung diperlihatkan dalam bentuk yang sebenarnya,
sebaliknya pada peta 1 :
30.000 bentuk rumah dan gedung disajikan secara kelompok, bahkan bangunan seperti
rumah ibadah di sajikan dalam bentuk simbol.
3) Menghilangkan
(omittance)
Beberapa unsur
dipermukaan bumi yang dianggap tidak penting perlu dihilangkan tanpa
merusak
kejelasan isi peta dengan pertimbangan faktor skala dan keadaan asli dari
permukaan.
4) Eksagerasi
(exaggeration)
Eksagerasi
adalah suatu teknik pembebasan dalam penyajian suatu unsur pada peta yang
dihubungkan dengan ukuran sebenarnya dari suatu unsur dalam skala tertentu dari
peta.
Contoh: jalan dengan lebar 10 meter jika di gambar pada peta skala 1 :
50.000 maka
sebenarnya ukuran lebar jalan pada peta adalah 0,2mm. garis
tersebut terlalu kecil sehingga
tidak jelas bahkan dapat tertutup dengan
detail-detail yang lain. Agar terlihat dengan jelas
maka dibuat dengan
mempertebal garis jalan tersebut.
5) Pergeseran
(Displacement)
Akibat
eksagerasi akan berpengaruh terhadap unsur-unsur yang lain. Seperti jalan atau
unsur
tertentu yang mengalami eksagerasi akan terjadi overlapping dengan unsur
lain. Maka untuk
menghindari tumpang tindih dilakukan pergeseran.
Suatu penyajian yang bersifat mutlak
dalam hal yang mengutamakan unsur mana yang dapat digeser atau dipindahkan
tidaklah ada, semua ini tergantung pada penting tidaknya suatu unsur.
Contoh
daftar unsur-unsur yang diutamakan dalam hal pergeseran pada peta topografi
adalah :
1) Sungai
menggeser jalan kereta api
2) Jalan
kereta api menggeser jalan raya
3) Jalan
raja menggeser bangunan
4) Bangunan
menggeser batas tumbuhan
Generalisasi
adalah pemilihan dan penyederhanaan dari penyajian unsur-unsur pada peta dan
selalu hams berhubungan dengan skala dan tujuan dari peta itu sendiri. Semua
peta disajikan dalam skala kecil dari bagian bumi. Penggambaran pada skala yang
lebih kecil ini akan melibatkan adanya generalisasi. Adalah tidak mungkin untuk
menyajikan pada peta semua unsur-unsur yang ada di bumi, karena akan
mengakibatkan peta menjadi penuh dan sukar dibaca.
Jadi generalisasi perlu
untuk mempertahankan kejelasan dari peta. Pada setiap pembuatan peta, bentuk
dari unsur-unsur terrain di generalisasi sampai tingkat tertentu. Pada pemetaan
topografi hal ini mempunyai peranan penting.
3.Macam-macam Generalisasi Peta
Macam-macam Generalisasi Peta |
1)
Generalisasi
Geometris
2)
Generalisasi
Konsep
Generalisasi Geometris
Generalisasi
geometris adalah penyederhanaan bentuk, eksagerasi (perbesaran ) dari
unsur-unsur, dan pergeseran (displacement) dari unsur-unsur sebagai akibat dari
eksagerasi tadi.
a) Generalisasi Geometris Murni
Di sini hanya bentuk geometris dari
unsur-unsur yang berubah
b) Generalisasi Geometris Konsep
Generalisasi Geometris dilakukan
bersamaan dengan generalisasi konsep, misalnya : klasifikasi jalan, klasifikasi
hutan, dan sebagainya. Tugas kartografer dalam generalisasi diutamakan pada
generalisasi geometris murni, Tetapi dalam pemetaan topografi seorang
kartografer juga melakukan generalisasi geometris konsep.
Generalisasi Konsep
Generalisasi
konsep tidak dilakukan oleh kartografer melainkan oleh orang yang mengetahui
tentang subyek tersebut. Prosesnya terdiri dari klasifikasi dan kombinasi.
Contoh : untuk peta tanah (soil map) bila terdapat 20 macam klas tanah akan
disederhanakan klas tanahnya pada peta yang lebih kecil skalanya. Misalnya
menjadi 8 klas tanah yang ada hubungannya satu sama lainnya. Hal ini tentu saja
hanya seorang ahli tanah yang dapat mengerjakan.
4.Arti Penting Generalisasi Peta
Generalisasi peta penting
sebab
1)
Bertambahnya
padat isi peta dikarenakan reduksi skala Pada semua peta, penyajian permukaan
bumi mengalami reduksi. Tingkat reduksi ini bervariasi, pada peta skala besar,
tingkat reduksinya kecil. Sebaliknya, pada peta skala kecil, tingkat reduksinya
besar. Apabila isi peta tidak dikurangi sebanding dengan reduksi kertas, maka
pada peta skala kecil penyajian detail akan menjadi sangat padat dan sulit
dibaca.
2)
Terbatasnya
kemampuan pandangan mata. Harus diperhatikan bahwa mata mempunyai kemampuan
melihat yang terbatas yaitu 0,02 mm pada jarak 30 cm dari mata. Bila kontrasnya
baik, garis-garis halus dengan lebar garis 0,04 mm masih dapat dilihat. Ini
merupakan batas kemampuan pandangan mata manusia oleh karena itu harus
dihindarkan adanya garis yang sangat kecil, yang diakibatkan oleh skala.
3)
Ukuran
minimum. Adalah tidak baik untuk memperkecil bentuk dari elemen-elemen peta
sampai ke tingkat minimum untuk dilihat dan minim untuk dicetak.
Prinsip-prinsip yang harus dipertahankan dalam penyajian peta adalah :
5.Obyek-Obyek Yang Penting Harus Ditonjolkan Pada Generalisasi Peta
a)
Perbedaan
dalam bentuk harus jelas
b)
Harus
dihindarkan reduksi kontras yang disebabkan karena pencetakan warna muda dan
penyinaran yang lemah
c)
Harus
diperhatikan kemudahan dalam proses reproduksinya.
d)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Generalisasi
1)
Skala
Skala
menentukan ukuran gambar obyek pada peta. Tingkatan generalisasi tergantung
dari skala yang dipilih. Makin kecil skala makin besar tingkat generalisasi.
Penyajian hams disederhanakan untuk mempertahankan tingkat kejelasan dari peta.
Misalnya, pada skala 1/10.000 pemisahan antara bangunan dan macam-macam jalan
akan kelihatan pada suatu kota. Pada skala 1/50.000 dengan kota yang sama akan
diperlihatkan jalan jalan utama saja dan penggabungan rumah-rumah menjadi
blok-blok. Pada skala 1/100.000 kota tersebut akan disajikan ke dalam peta
berupa simbol lingkaran atau bujur sangkar.
2)
Maksud
/ Tujuan dari peta
Ada
bermacam-macam peta sesuai dengan maksud dan tujuan. Unsur-unsur utama yang
berhubungan dengan maksud/tujuan peta tadi hams lebih ditonjolkan dibandingkan
dengan unsur-unsur lainnya. Pertama kita hams menetapkan unsur-unsur apa yang
akan diperlihatkan (sesuai spesifikasi peta) dan barulah ditentukan tingkat
penyederhanaan yang akan dilakukan untuk penyajiannya.
Skala dan maksud/tujuan
peta sangat erat hubungannya, sehingga skala harus dipilih untuk memenuhi
maksud/tujuan peta. Ini berarti bahwa unsur-unsur/informasi yang disajikan
harus jelas terbaca atau dimengerti. Jika tingkat penyederhanaannya
(generalisasi) mengakibatkan unsur-unsur/ informasi tidak dapat disajikan
dengan detail yang cukup dalam skala yang dipilih, berarti skalanya terlalu
kecil, sehingga harus diperbesar.
Aspek-aspek
yang menentukan Generalisasi Peta
a)
Pemilihan
(selection)
Maksud/tujuan dari peta adalah faktor utama
dalam penentuan unsur-unsur apa yang harus diperlihatkan pada peta. Pemilihan
unsur juga berhubungan dengan skala peta, misalnya : pada peta topografi ingin
memberikan penyajian selengkapnya termasuk unsur buatan manusia, tetapi pada
peta topografi hanya menyajikan unsur alam saja.
b)
Penyederhanaan.
Bila
unsur yang harus disajikan, terlalu kecil dan terlalu kompleks untuk disajikan
seluruhnya, harus disederhanakan untuk menjaga tingkat kejelasan dari peta.
Skala disini memegang peranan penting, misalnya pada peta 1: 10.000 semua
bangunan disajikan sendiri-sendiri dengan bentuk dan ukuran yang betul. Pada
peta 1 : 50.000 bangunan-bangunan tidak bisa digambar sendiri-sendiri melainkan
digabung menjadi blok. Bangunan yang penting masih tetap diperlihatkan
tersendiri dengan suatu penyederhanaan dan eksagerasi bentuk, atau dengan
simbol misalnya masjid.
c)
Penghilangan
(Omittance).
Untuk
mempertahankan tingkat kejelasan peta beberapa unsur dapat dihilangkan. Contoh
: peta dengan skala kecil, jalan kelas tiga dan jalan setapak yang dianggap
tidak penting bisa dihilangkan, tetapi untuk peta hutan jalan setapak yang
berada di hutan cukup penting, tidak boleh dihilangkan.
d)
Eksagerasi
(Exaggeration).
Merupakan teknik memperbesar penyajian suatu
unsur pada peta dari ukuran sesungguhnya bila dikalikan dengan skala peta. Hal
ini dilakukan untuk mempertahankan kejelasan dari unsur tersebut. Tingkat
eksagerasi pada peta bertambah sebanding dengan pengecilan skala peta.
Eksagerasi dilakukan hanya pada detail yang penting, misalnya jalan dengan
lebar 5 m pada peta 1 : 10.000 dapat digambar dengan garis tebal 0,5 mm, tetapi
pada skala 1 : 50.000 penggambaran jalan dengan garis tebal 0,1 mm. Walaupun
garis tersebut dapat dicetak tapi akan tidak jelas kelihatan pada peta bila
sudah dicampur detail lainnya. Oleh karena itu perlu diperbesar (eksagerasi)
agar dapat jelas terlihat yaitu dengan mempertebal garis. Biasanya simbol yang
dieksagerasi diletakkan sepanjang sumbu dari posisi yang sesungguhnya utuk
unsur garis, dan diletakkan di titik sumbu bila berupa unsur titik.
e)
Pergeseran
(Displacement).
Setiap eksagerasi berarti unsur tersebut
menempati tempat yang lebih besar pada peta yang akan mengakibatkan unsur di sekitarnya
harus digeser untuk menghindari penggambaran yang overlap. Biasanya gambar
bangunan akan mengalami pergeseran akibat eksagerasi dari jalan. Hal ini akan
nampak sekali bila 2 bangunan yang berhadapan dan berseberang jalan.
f)
Emphasizing
(menitik beratkan).
Telah disebutkan bahwa tujuan dari
generalisasi adalah memproduksi peta dengan berbagai informasi yang dapat
dilihat jelas dan dapat mengadakan interpretasi. Oleh karena itu pertama isi
peta hams direduksi sesuai dengan yang dikehendaki, setelah itu detail yang
kurang penting dihilangkan dan detail penting ditonjolkan atau digambar sesuai
skala.
g)
Kombinasi.
Bila skala peta direduksi, maka detail pada
peta akan terlihat lebih kecil sehingga tidak setiap unit dapat disajikan pada
posisi yang betul. Oleh karena itu diadakan kombinasi dengan bentuk tertentu.
Proses generalisasi diperlukan untuk mempertahankan bentuk pada tempat yang
terbatas. Hal ini dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa unit yang berbeda
ke dalam satu simbol, sehingga bentuk utama akan tetap terlihat. Misalnya
kombinasi beberapa bangunan ke dalam satu simbol.
h)
Klasifikasi
Dalam
hubungannya dengan tingkat generalisasi, untuk mempertahankan tingkat kejelasan
dan menghindari penuhnya detail, perlu dilakukan penyederhanaan beberapa tipe
dari unsur alam maupun unsur buatan manusia dengan cara membuat klasifikasi,
misalnya klasifikasi jalan, klasifikasi hutan, dan sebagainya.
6. Petunjuk Untuk Generalisasi Peta
Beberapa Petunjuk untuk Generalisasi
Kesulitan
yang dihadapi dalam generalisasi adalah karena generalisasi itu bersifat
subyektif (menurut pandangan sendiri). Misalnya sebuah peta 1 : 10.000
diberikan pada 15 orang kartografer untuk digeneralisasi ke skala 1 : 50.000,
basil yang didapat adalah 15 macam bentuk generalisasi yang berbeda. Akan
sangat sulit untuk menentukan mana yang baik atau mana yang sama sekali salah.
Juga sangat sulit untuk memberikan cara-cara (aturan) dalam melakukan
generalisasi yang dapat dipakai sebagai ketentuan mutlak dan dapat diikuti
dalam segala keadaan. Sekalipun demikian, ada beberapa petunjuk umum yang perlu
diperhatikan yaitu:
a.
Memperhatikan
maksud /tujuan peta
Pemilihan
detail harus sesuai dengan tujuan peta, dan penyederhanaan yang disebabkan
karena skala harus memenuhi tujuan peta. Pemilihan dilakukan terhadap unsur
yang penting yang berhubungan dengan peta.
b.
Memelihara
sifat / karakter daerah
Di
dalam penyederhanaan bentuk, agar dipertahankan agar diperoleh kenampakan yang
sama (visual impression) yang berarti juga mempertahankan sifat/karakter daerah
yang dipetakan.
c.
Memelihara
tingkat generalisasi Adalah perlu untuk mengadakan generalisasi dengan tingkat
yang sama untuk seluruh peta (series). Tingkat generalisasi untuk detail yang
padat dan daerah terbuka hams sama, agar diperoleh kesan yang sama dengan peta
aslinya.
7.Cara Pelaksanaan Generalisasi Peta
Pelaksanaan Generalisasi ada 3 cara :
1)
Langsung,
generalisasi dilakukan dengan menggunakan garis tipis pada peta asli yang telah
dikecilkan dari peta dasar (base map). Kebaikan : pengaruh generalisasi dengan
segera terlihat. Kejelekan : melakukan interpretasi pada skala kecil biasanya
agak sukar bahkan terkadang tidak mungkin bila faktor pengecilan tersebut besar
sekali.
2)
Generalisasi
dilakukan pada peta asli, yang dianggap sebagai peta dasar (base map), jadi
menggunakan garis tebal.
Kebaikan
: apa yang akan dihasilkan terlihat dengan jelas dan menggunakan garis tebal
akan lebih mudah. Kejelekan : agak sukar untuk membayangkan/menilai bagaimana
hasil akhirnya (setelah diperkecil).
3)
Generalisasi
dilakukan pada skala perantara (intermediate scale).
Cara
ini adalah yang terbaik, dalam hal ini ada dua pengecilan (reduction) yang
diperlukan, yakni : pada peta ash dan kemudian setelah dilakukan generalisasi
sebagai basil akhir. Misal : peta 1 : 10.000 diperkecil menjadi 1 : 25.000
kemudian pada 1 : 25.000 dilakukan generalisasi, dikecilkan lagi menjadi 1 :
50.000. Cara (1) & (2) tersebut di atas digunakan pada pengecilan sekitar
1/4 - 1/5 kali. Bila melakukan generalisasi sampai 1/10 kali atau lebih, hams
dilakukan dulu pada skala perantara.
Demikianlah Artikel lengkap yang
berjudul Pengertian Generalisasi Peta dan
Penjelasan Mengenai Generalisasi Peta Terlengkap. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat
Edukasi Lovers semuanya. Jika artikel ini
bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel
ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada
permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua
di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam
Edukasi…