5 (Lima) Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu Buddha di Berbagai Daerah di Indonesia
Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua.Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul 5 (Lima)
Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu Buddha di Berbagai Daerah di Indonesia
Berikut Pembahasannya
1.
Seni Bangunan
Candi berasal dari kata
Candikagraha yang berarti kediaman. Chandika sebutan untuk Dewa Durga. Candi didirikan
sebagai makam sekaligus tempat pemujaan khusus para raja dan kalangan terkemuka
lainnya. Candi terdiri atas tiga bagian yakni sebagai berikut.
1)
Kaki
candi melambangkan alam bawah (Bhurioka), dunia manusia yang masih dikuasai
hawa nafsu.
2)
Tubuh
candi melambangkan alam antara (Bhuvarloka, dunia manusia yang sudah diumumkan,
tidak terikat lagi pada hal-hal duniawi. Pada tubuh candi terdapat relung yang
berisi arca perwujudan.
3)
Atap
candi melambangkan alam atas (svarloka),
dunia para dewa.
Apabila
dilihat dari susunannya, terdapat tiga corak bangunan candi, yaitu sebagai
berikut.
1)
‘Corak
Jawa Tengah bagian selatan menggambarkan susunan masyarakat yang feudal, dimana
raja sebagai pusat. Corak ini tampak dari kompleks-kompleks candi kecil yang
mengelilingi candi utama yang lebih besar. Contoh Candi Kalasan, Candi Borobudur,
Candi Mandut, Komplek Candi Roro Jonggrang, Kompleks Candi Sewu, Candi Plaosan,
dan Candi Sukuh.
2)
Corak
Jawa Tengah bagian selatan ada juga yang menggambarkan susunan masyarakat yang
mendekati demokratis. Corak ini tampak dari bangunan candi yang sama
bangunannya. Contoh Candi Canggal, Kompleks Candi Gedongsongo, Kompleks Candi
Dieng.
3)
Corak
Jawa Timur, menggambarkan susunan masyarakat feudal, dimana raja berdiri di
belakang mempersatukan daerah-daerah dalam rangka membentuk kekuasaan. Corak ini
tampak dari letak bangunan candi utama di latar belakang bangunan candi yang
lebih kecil. Contoh kompleks Candi Bandut, Kidal, Jago, Jawi, Singasari, Sumber
Awan, dan Candi Panataran.
2.Stupa
Di
kalangan Buddha, stupa menjadi tempat menyimpan abu sang Buddha. Namun dalam
perkembangannya, stupa menjadi lambang Buddhisme. Stupa terdiri atas tiga
bagian yakni sebagai berikut.
1)
Andah,
melambangkan dunia bawah, tempat manusia yang masih dikuasai hawa nafsu.
2)
Yanthra,
melambangkan suatu benda untuk memusatkan yang masih dikuasai hawa nafsu.
3)
Cakra,
melambangkan nirwana, tempat para dewa.
3.Seni Patung
Peninggalan
patung bercorak Hindu diwujudkan dalam beberapa patung perwujudan yakni seperti
berikut.
1)
Patung
dewa-dewi antara lain patung Trimurti dan Durga
2)
Patung
Airlangga dalam wujud Dewa Wisnu naik garuda.
3)
Patung
Ken Dedes dalam wujud Dewi
Prajnaparamita.
4)
Patung
Kertanegara dalam wujud Amoghapasa dan Joko Dolok.
5)
Patung
Kertarajasa dalam wujud Dewa Siwa.
Patung
bercorak Buddha mewujudkan sang Buddha Gautama sendiri yang tampil dalam
berbagai posisi dengan sikap tangan dan
menghadap arah mata angin tertentu. Sikap tangan (mudra) mengandung makna
tertentu.
1)
Arca
Aksobya dengan sikap Bhumisparsamudra yaitu sikap tangan menyentuh bumi sebagai
saksi menghadap ke timur.
2)
Arca Rantasanbhawa dengan sikap waranudra yaitu
sikap tangan sedang memberi anugerah, menghadap ke selatan.
3)
Arca
Amitab, dengan sikap Dhyanamudra yaitu sikap tangan menenteramkan atau menolak
bahaya, menghadap ke utara.
4)
Arca
Wairicana dengan sikap Darmacakramudra yaitu sikap tangan memutar roda dharma
arca tersembunyi dalam stupa.
4.Relief
Relief
adalah hasil seni pahat sebagai pengisi bidang pada dinding candi yang
melukiskan suatu cerita atau kisah. Relief dipahatkan pada tubuh atau kaki
candi. Relief pada Candi Borobudur antara lain melukiskan suatu cerita sebagai
berikut.
1)
Karmawibhangga,
menceritakan sebab akibat perbuatan baik buruk manusia.
2)
Lalitawistara,
cerita riwayat Buddha Gautama sejak lahir sampai amanat di taman rusa.
3)
Jataka-Awadan
berupa kumpulan sajak yang menceritakan Sang Buddha dan para Boddhisatwa
Samantabadra.
4)
Gandawyuha-
Bhadracari, menceritakan usaha Sudhana mencari ilmu yang tinggi sampai ia
bersumpah mengikuti Boddhisatwa Samantabadra.
Relief
pada candi Rorojonggrang yaitu cerita Ramayana dan cerita Kresnayana.
5.Seni Sastra
Kitab
sastra yang bercorak Hindu Buddha misalnya kitab Ramayana, Mahabarata, dan Sang
Hyang kamahayanikan. Disamping itu ada beberapa kitab sastra yang lain yaitu sebagai
berikut.
1)
Masa
Kerajaan Kediri
a)
Kitab
Kakawin baratayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
b)
Kitab
Kakawin Hariwangsa dan Gathutkacasraya karya Mpu Panuluh
c)
Kitab
Samaradahana karya Mpu Dharmaja
d)
Kitab
Lubdhaka dan Wretasancaya karya Mpu Tanakung
e)
Kitab
Kresnayana karya Mpu Triguna
2)
Masa
Kerajaan Majapahit
a)
Kitab
Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
b)
Kitab
Sutasoma karya Mpu Tantular.
c)
Kitab
Pararaton.
d)
Kitab
Sundayana menceritakan peristiwa Bubat.
e)
Kitab
Ranggalawe menceritakan pemberontakan Ranggalawe.
f)
Kitab
Sorandaka menceritakan pemberontakan Sora.
g)
Kitab
Usana Jawa menceritakan penakhlukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul 5 (Lima) Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu Buddha di Berbagai
Daerah di Indonesia. Semoga
dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers
semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk
mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan ini
menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan
berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…