Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap


Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap
Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap


Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap



1.Faktor Penyebab Keanekaragaman Hayati



Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap
Faktor Penyebab Keanekaragaman Hayati



Apa saja faktor penyebab keanekaragaman hayati? I Keanekaragaman hayati tersebar tidak merata di bumi, ada wilayah yang menyimpan keanekaragaman yang tinggi ada pula yang memiliki sedikit keanekaragaman. Negara-negara di wilayah tropik, seperti Indonesia, memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan negara yang terletak jauh dari garis khatulistiwa. Oleh karena itu, Indonesia termasuk salah satu negara dengan sebutan megabiodiversity karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati dapat menurun seiring dengan semakin jauhnya suatu tempat dari garis khatulistiwa, menurunnya curah hujan, atau semakin tingginya tempat tersebut. Adapun faktor-faktor penyebab keanekaragaman hayati di Indonesia disebabkan oleh kondisi geografi  sebagai berikut.
a.    Indonesia terletak di wilayah tropis dengan kondisi iklim dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau serta intensitas sinar matahari yang merata sepanjang tahun.
b.    Indonesia merupakan negara kepulauan, terdiri atas kurang lebih 13.000 pulau yang masing-masing terpisah oleh lautan. Kondisi ini menyebabkan isolasi geografis bagi makhluk hidup sehingga terdapat pulau-pulau yang memiliki spesies-spesies khas dan tidak terdapat pada pulau lainnya (spesies endemik).
c.    Wilayah Indonesia terbagi atas dua zona, yaitu zona Asia (Indonesia bagian barat) dan Zona Australia (Indonesia bagian timur) sehingga spesies-spesies makhluk hidup merupakan spesies peralihan di antara kedua wilayah tersebut.
d.    Negara kepulauan Indonesia memiliki wilayah laut yang luas, lebih kurang 3.650.000 km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (14% panjang pantai bumi). Kondisi laut di Indonesia sangat beragam ada yang berupa laut dalam, dangkal, dan memiliki wilayah bakau (mangrove) yang cukup luas (4.250.000 ha). Terumbu karang yang terdapat di laut Indonesia juga sangat luas dengan segala jenis ikan, ataupun hewan lain serta tumbuhannya.
Kondisi di atas menyebabkan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi baik di daratan ataupun di lautan. Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman spesies endemik yang sangat tinggi (nomor tiga di dunia).

Adapun persentase keanekaragaman hayati di Indonesia antara lain yakni sebagai berikut.

No
Kelompok
Jumlah dari Dunia
1
Mamalia
12%
2
Reptilia dan Amphibia
16%
3
Burung
17%
4
Ikan
25%
5
Serangga
15%
6
Tumbuhan berbunga
10%


2.Manfaat Keanekaragaman Hayati


Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap
Manfaat Keanekaragaman Hayati



Manfaat Keanekaragaman Hayati I Keanekaragaman hayati mempunyai nilai penting bagi manusia. Populasi penduduk miskin di dunia mengandalkan produk dan proses hayati untuk memenuhi 85-90% kebutuhan hidupnya. Obat-obatan yang paling banyak diresepkan oleh dokter berasal dari tumbuhan atau senyawa sintetis dari kimiawi tumbuhan. Sekitar 40% dari ekonomi dunia mengandalkan proses dan produk hayati. Dengan kata lain, keanekaragaman hayati merupakan sumber daya alam yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan manusia.Oleh karena itu, manfaat keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi lima, yaitu nilai konsumtif, nilai ekonomi, nilai pilihan,nilai eksistensi, dan nilai ekologis atau lingkungan.

1.     Nilai Konsumtif

Keanekaragaman hayati memberikan manusia sumber daya untuk mencukupi kebutuhan dasar hidupnya, baik itu pangan, sandang, maupun papan. Masyarakat Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 100 spesies tumbuhan biji-bijian dan ubi-ubian sebagai sumber karbohidrat. Tidak kurang dari 100 spesies kacang-kacangan, 450 spesies buah-buahan, serta 250 spesies sayur-sayuran dan jamur digunakan dalam menu makanan masyarakat kita. Berbagai spesies liar dari hutan seperti pasak bumi, tabat barito, akar kuning, maupun bungan Raflesia, serta berbagai spesies budidaya, seperti jahe, (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga) dan kapulaga (Amomum cardomomum), digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat lokal. Beberapa spesies seperti kayu angin (Usnea dasypoga) dan tapak dara (Vinca rosea), digunakan sebagai bahan obat modern. Lebih dari 100 spesies kayu, 56 spesies bambu, dan 150 spesies rotan digunakan masyarakat untuk membangun rumah dan membuat peralatan rumah tangga. Keanekaragaman hayati menyediakan manusia pilihan yang lebih luas untuk bertahan hidup. Misalnya, suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur, mereka memelihara tidak kurang dari 95 spesies tanaman di dalam lembo dan menanam 25 varietas padi di ladang-ladang mereka; suku Dani, penduduk asli di Papua yang mengembangkan empat belas varietas ubi; masyarakat pedesaaan di Maninjau menanam 30 jenis buah-buahan di lahan mereka.

2.     Nilai Ekonomi

Keanekaragaman hayati memiliki nilai ekonomi, yaitu nilai pasar yang didapat dari perdagangan di pasar lokal, nasional, maupun internasional. Berbagai spesies tanaman budi daya, khususnya tanaman perkebunan seperti karet dan kopi, menjadi komoditas ekspor yang penting  di pasar dunia. Demikian pula berbagai hasil hutan, baik produk kayu olahan maupun spesies nonkayu. Hingga tahun 1990-an, produk industri kayu dan pengolahan hasil hutan merupakan komoditas ekspor nonmigas terpenting, sedangkan pada 1999 dan 2000 nilai ekspor produk hutan (termasuk pulp dan kertas) masih mencapai 16 dan 17 persen dari total nilai ekspor nonmigas Indonesia. Nilai ekonomi juga bisa didapatkan melalui perdagangan jasa, misalnya melalui ekoturisme. Ekoturisme merupakan suatu bentuk wisata lingkungan. Misalnya, taman nasional baik yang berada di darat ataupun di laut.Abad ke-21 seringakali disebut sebagai abad biologi atau abad hayati. Pada masa ini, industri yang menguntungkan adalah “industri ilmu kehidupan” yaitu farmasi, kesehatan, pangan, pertanian, dan kosmetik. Kesemua industri ini mengandalkan keanekaragaman hayati sebagai bahan baku, beserta pengetahuan dan teknologi hayati yang menyertainya.

3.     Nilai Pilihan

Nilai pilihan terkait dengan potensi keanekaragaman hayati dalam memberikan keuntungan pada masyarakat di masa datang. Seringkali keanekaragaman hayati menyimpan nilai manfaat yang belum disadari atau belum dapat dimanfaatkan oleh manusia pada saat kini. Akan tetapi, seiring dengan perubahan permintaan, pola konsumsi dan perkembangan teknologi, nilai tersebut menjadi penting di masa depan.Sebagai contoh, potensi tanaman-tanaman liar sebagai sumber obat-obatan merupakan salah satu bentuk nilai pilihan tersebut. Banyak perusahaan farmasi maupun lembaga kesehatan pemerintah, secara intensif berupaya menemukan zat-zat sumber obat baru yang berasal dari keanekaragaman hayati di habitat aslinya untuk memerangi penyakit, seperti AIDS dan Kanker. Potensi-potensi lain dari kenakeragaman hayati yang memiliki prospek penting untuk dikembangkan dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, antara lain yakni sebagai berikut:
a)    Kekayaan hayati di lautan  yang berupa ikan dan tumbuhan laut; seperti kelompok ganggang sangat penting bagi sumber bahan pangan alternatif yang kaya dengan zat gizi.
b)    Kelompok umbi-umbian dapat dikembangkan untuk sumber karbohidrat.
c)    Kelompok mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
d)    Plasma nutfah  sangat penting untuk pengembangan dan pemuliaan spesies, baik tanaman ataupun hewan budi daya.

Jika salah satu spesies dengan nilai pilihan yang besar tersebut punah sebelum diidentifikasikan maka hal itu menjadi salah satu penyebab hilangnya kesejahteraan manusia. Dengan demikian, sangat penting untuk selalu meneliti nilai manfaat yang terkandung dalam keanekaragaman hayati kita. Hal ini menimbulkan nilai ilmiah atau nilai pendidikan bagi para peneliti dan masyarakat.

4.     Nilai Eksistensi dan Estetika

Nilai eksistensi merupakan nilai yang dimiliki oleh keanekaragaman hayati karena keberadaannya. Nilai eksistensi terkait dengan nilai estetika yang ditimbulkan, tidak berkaitan dengan manfaat ekonomi secara langsung. Para pecinta alam maupun wisatawan, bersedia mengeluarkan sejumlah biaya untuk mengunjungi taman-taman nasional, melihat flora dan fauna di habitat aslinya. Meskipun mereka tidak mendapatkan manfaat ekonomi dari aktivitas tersebut, kenyamanan hati yang mereka terima dari melihat gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung jauh lebih tinggi dibandingkan dengan melihat gajah di kebun binatang. Manfaat yang didapatkan dari nilai estetika keanekaragaman hayati bersifat abstrak tetapi dapat meningkatkan  kesejahteraan manusia. Di negara-negara maju, dana bagi konservasi alam dan keanekaragaman hayati yang dikumpulkan dari masyarakat yang menikmati nilai eksistensi ini sangatlah besar. Nilai estetika pada suatu wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, menyebabkan kita kagum dan menyadari kebesaran Yang Mahakuasa. Hal inilah yang dapat menimbulkan nilai religius atau nilai spiritual.

5.     Nilai Ekologis atau Lingkungan

Keanekaragaman hayati memberikan nilai ekologis atau nilai lingkungan bagi manusia. Ekosistem hutan melindungi keseimbangan siklus hidrologi dan tata air sehingga menghindarkan manusia dari bahaya banjir, tanah longsor, ataupun bencana kekeringan. Hutan juga menjaga kesuburan tanah melalui daur unsur hara yang berasal dari serasah hutan, serta mengendalikan iklim mikro. Ekosistem terumbu karang dan mangrove meindungi pantai dari abrasi, juga sebagai tempat perkembangbiakan dan pemeliharaan benih bagi berbagai spesies ikan dan udang. Oleh karena itu, keanekaragaman hayati mempunyai arti yang penting, tidak hanya bagi kehidupan manusia, tetapi bagi kelangsungan seluruh sistem kehidupan yang ada di dunia. Selain manfaat konsumtif,  ekonomi, maupun lingkungan yang diperoleh manusia, keanekaragaman hayati juga merupakan satu kesatuan di mana komponen yang ada saling berkaitan dan bergantung membentuk suatu pola tertentu. Keanekaragaman spesies menyebabkan mereka mampu membentuk rantai makanan.Berbagai spesies juga mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan di dalam rantai tersebut, seperti serangga yang mengambil madu namun sekaligus membantu penyerbukan tumbuhan, atau kelelawar yang memakan buah durian namun sekaligus membantu penyebaran bijinya. Ekosistem yang berfungsi dengan baik, bisa menyediakan dan menghasilkan jasa-jasa lingkungan lain sehingga bermanfaat bagi spesies yang hidup di dalamnya, seperti dalam perlindungan kualitas air dan tanah serta penciptaan iklim lokal.


Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Faktor Penyebab dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Beserta Penjelasannya Terlengkap.Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya.Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan ini menjadi lebih baik.Jika ada permintaan,pertanyaan,kritik,maupun saran,silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
                Salam Edukasi…