Apa Itu IMF (International Monetary Fund)? : Pengertian IMF, Latar Belakang Sejarah IMF, Struktur Kepemimpinan IMF, Peranan IMF Dalam Dunia Internasional, Fungsi IMF, Tujuan IMF, Negara Anggota IMF, Beserta Penjelasan Mengenai IMF Terlengkap
![]() |
Logo IMF |
Selamat Datang di Web Pendidikan www.edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Apa Itu IMF (International Monetary Fund)? :
Pengertian IMF,Latar Belakang Sejarah IMF,Struktur Kepemimpinan IMF,Peranan IMF
Dalam Dunia Internasional,Fungsi IMF,Tujuan IMF,Negara Anggota IMF,Beserta
Penjelasan Mengenai IMF Terlengkap
Berikut Ini Pembahasan Selengkapnya
1.Pengertian International Monetary Fund (IMF)
IMF adalah singkatan dari International Monetary Fund. IMF adalah organisasi dunia yang bertugas mengatur sistem
keuangan internasional dan menyediakan pinjaman kepada negara-negara yang
membutuhkannya. Sejarah IMF dimulai ketika pertama kali didirikan pada tanggal 27
September 1945 sebagai bagian dari usaha memperbaiki kerusakan perekonomian
internasional akibat Perang Dunia II. Tujuan IMF adalah meningkatkan kerja sama
moneter internasional, mengembangkan ekspansi dan pertumbuhan yang seimbang
dalam perdagangan internasional, dan meningkatkan stabilitas kurs Negara
anggota. IMF sekarang ini bermarkas di Washington
DC, Amerika Serikat.
IMF bertugas untuk membantu Negara-negara anggota yang
mengalami kesulitan ekonomi dengan cara
meminjamkan bantuan dana dengan suku bunga pinjaman yang ditetapkan. Sebagai
syaratnya, negara penerima bantuan pinjaman diminta mengikuti kebijakan IMF dan
Bank Dunia dalam mengatur perekonomian Negara itu. Misalnya, dengan melakukan
privatisasi badan usaha milik Negara dan menerapkan sistem ekonomi pasar.
IniIah yang sering merugikan perekonomian negara penerima bantuan. Oleh karena
itu, sejak reformasi 1998 Indonesia bertekad mengurangi ketergantungan kepada
IMF.
Dana Moneter Internasional (DMI; bahasa Inggris: International
Monetary Fund; IMF) adalah organisasi internasional
beranggotakan 188 negara yang bertujuan mempererat kerja sama moneter global,
memperkuat kestabilan keuangan, mendorong perdagangan internasional, memperluas
lapangan pekerjaan sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan
mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia. Organisasi ini bermarkas di Washington, D.C.DMI dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi Bretton Woods, kemudian
diresmikan tahun 1945 dengan 29 negara anggota. DMI sejak awal bertujuan menata
ulang sistem
pembayaran internasional.
Negara anggota menyumbangkan dana cadangan menggunakan sistem kuota. Dana cadangan tersebut dapat dipinjam
oleh negara-negara yang mengalami kesulitan dalam neraca pembayarannya. Pada 2010, dana cadangan DMI mencapai SDR476,8 miliar,
sekitar US$755,7 miliar atau Rp6,73 kuadriliun menurut nilai tukar tahun itu.
Lewat dana ini, dibantu aktivitas
lainnya seperti pencatatan statistik dan analisis, pengawasan ekonomi negara
anggota dan tuntutan kebijakan tertentu, DMI berupaya memperbaiki ekonomi
negara-negara anggotanya..Tujuan organisasi ini tercantum dalam Pasal Persetujuannya yaitu mempererat kerja sama
moneter internasional, mendorong perdagangan internasional, ketersediaan lapangan
pekerjaan, kestabilan nilai tukar, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan
menyalurkan sumber daya kepada negara anggota yang mengalami kesulitan keuangan.
Dana Moneter
Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi
internasional yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan
menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah
keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah
membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan
sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan
tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara.
Dari negara-negara anggota PBB, yang tidak menjadi anggota IMF adalah Korea
Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra, Monako, Tuvalu dan Nauru.
Lembaga ini berawal
ketika PBB mensponsori Konferensi Keuangan dan Moneter di Bretton Woods, New
Hampshire, Amerika Serikat pada tanggal 22 Juli, 1944.
Artikel tentang
Perjanjian IMF berlaku mulai 27 Desember 1945, dan organisasi IMF terbentuk
pada bulan Mei 1946, sebagai bagian dari rencana rekonstruksi pasca Perang
Dunia II dan memulai operasi finansial pada 1 Maret 1947.
Lembaga ini, bersama Bank untuk Penyelesaian Internasional dan Bank Dunia, sering pula disebut sebagai institusi Bretton Woods. Ketiga institusi ini menentukan kebijakan moneter yang diikuti oleh hampir semua negara-negara yang memiliki ekonomi pasar. Sebuah negara yang menginginkan pinjaman dari IMF, keistimewaan BIS serta pinjaman pembangunan Bank Dunia, harus menyetujui syarat-syarat yang ditentukan oleh ketiga institusi ini.
IMF adalah lembaga
pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia. Lembaga internasional ini
beranggotakan 188 negara. Kantor pusatnya terletak di Washington. Misi lembaga
ini adalah mengupayakan stabilitas keuangan dan ekonomi melalui pemberian
pinjaman sebagai bantuan keuangan temporer, guna meringankan penyesuaian neraca
pembayaran. Sebuah negara akan meminta dana kepada IMF ketika sedang dilanda
kiris ekonomi. Pinjaman tersebut terkait erat dengan berbagai persyaratan, yang
disebut kondisionalitas. Mata uang IMF adalah SDR — Special Drawing Rights.
Mulai 20 Agustus 1998, 1 SDR = US$ 1,33.
IMF dijuluki ‘organisasi
internasional paling berkuasa di abad 20, yang sangat besar pengaruhnya bagi
kesejahteraan sebagian besar penduduk bumi’. Ada pula yang mengolok-olok IMF
sebagai singkatan dari ‘institute of misery and famine’ (lembaga kesengsaraan
dan kelaparan). Sebagaimana halnya Bank Dunia, lembaga ini dibentuk sebagai
hasil kesepakatan Bretton Woods setelah Perang Dunia II.
Menurut pencetusnya,
Keynes dan Dexter White, tujuannya adalah ‘menciptakan lembaga demokratis yang
menggantikan kekuasaan para bankir dan pemilik modal internasional’ yang
bertanggung jawab terhadap resesi ekonomi pada dekade 1930-an. Akan tetapi
peran itu sekarang berbalik 180 derajat, setelah IMF dan Bank Dunia menerapkan
model ekonomi neo-liberal yang menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta
dan investor internasional. Lembaga keuangan tersebut dikecam sebagai tak lebih
dari perpanjangan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
IMF diserang kritik. Selama bertahun-tahun IMF dikecam karena meningkatkan kemiskinan dan
ketidakstabilan. Laporan-laporan terbaru dari Kongres AS dan Parlemen Inggris
juga memberikan kecaman pedas terhadap tindakan-tindakan IMF. Kepala ahli
Ekonomi Bank Dunia, Joseph Stiglitz, sangat mengecam IMF atas perannya dalam
krisis Asia. Di Indonesia, IMF dituding sebagai biang keladi kepanikan yang
berbuntut pada krisis keuangan, setelah ia memaksa penutupan 16 bank dan
membuat kesepakatan restrukturisasi besar-besaran yang mengakibatkan investor
panik. Kendati sejak musim gugur 1999 IMF menempuh langkah pengurangan kemiskinan
sebagai sasaran utama, masih perlu dicermati seberapa kuat daya penyembuhnya.
Menurut laporan staf IMF
sendiri: “Sering didapati bahwa program-program (IMF) diikuti oleh meningkatnya
inflasi dan anjloknya tingkat pertumbuhan” (Khan 1990). Institut Pembangunan
Luar Negeri (ODI) Inggris menyimpulkan bahwa program-program IMF mengandung
‘pengaruh terbatas kepada pertumbuhan ekonomi,’ ‘mengurangi pendapatan riil’,
‘gagal memicu arus modal masuk,’ ‘tidak begitu berdampak terhadap angka
inflasi’, ‘memangkas tingkat investasi’, ‘berbiaya sosial besar,’ ‘menciptakan
destabilisasi politik.’
2.Latar Belakang & Sejarah Organisasi IMF (International Monetary Fund)
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah
organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam mengatur sistem finansial
global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu
masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara. Salah satu
misinya adalah membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang
serius, dan sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan
kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara.
Latar Belakang Lahirnya IMF
Pada saat akhir Perang Dunia II tersebut, ekonomi cenderung mengerucut
pada satu tumpuan kekuatan, Amerika Serikat (AS). Britania Raya mengalami
kebangkrutan ekonomi akibat resesi sejak akhir abad ke-19 dengan kehilangan
cadangan emasnya. Eropa Barat hancur sebagai akibat perang dunia. Demikian juga
dengan Jepang. Dan tidak ada negara satu pun di dunia yang cukup kuat, kecuali
AS.
AS menjadi kekuatan ekonomi tunggal pada saat itu dengan memiliki
cadangan emas mencapai 65 persen dari seluruh dunia. Dia juga menjadi pemimpin
dalam Perang Dunia II dan menang. AS juga, yang secara fisik, tidak tersentuh
dan terseret menjadi medan perang, kecuali wilayah Hawai yang dihajar bom oleh
Jepang.
Atas dasar peta kekuatan tersebut, kesepakatan Bretton Woods sangat
kental dengan nuansa peran AS dalam mengatur tatanan ekonomi dunia. Salah
satunya, peran dolar AS sebagai satu-satunya alat pembayaran dunia. Pada saat
itu, setiap mata uang ditetapkan nilai berdasarkan cadangan emas masing-masing
negara dan kemudian menetapkan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS
berdasarkan nilai paritasnya terhadap emas masing-masing.
International Monetary Fund (IMF) muncul sebagai hasil dari perundingan
Bretton Woods, pasca Great Depression yang melanda dunia pada dekade 1930-an.
Pada Pada tanggal 22 Juli 1944 – sebagai akibat dari Great Depression – 44
negara mengadakan pertemuan di Hotel Mount Washington Hotel, Kota Bretton
Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, untuk membahas kerangka kerja sama
ekonomi internasional baru yang akan dibangun setelah Perang Dunia II.
Negara-negara ini percaya bahwa kerangka kerja sama tersebut sangat dibutuhkan
untuk menghindari pengulangan bencana ekonomi yang terjadi selama Great
Depression.
Pertemuan ini melahirkan “Bretton Woods Agreements” yang membangun
IMF dan organisasi kembarannya, The International Bank for Reconstruction and
Development (sekarang lebih dikenal dengan nama World Bank). Pada awalnya, IMF
hanya beranggotakan 29 negara, namun kemudian pada awal tahun 2004 anggota IMF
sudah mencapai 184 negara, yang berarti hampir semua negara anggota PBB juga
menjadi anggota IMF.
Sejarah Organisasi IMF (International Monetary Fund)
Dana Moneter Internasional (DMI) atau
International Monetary Fund (IMF) awalnya didirikan sebagai bagian dari kesepakatan nilai
tukar sistem Bretton Woods tahun 1944. Semasa Depresi Besar, berbagai negara menerapkan hambatan
perdagangan untuk memperbaiki ekonominya. Tindakan ini
memicu devaluasi mata uang nasional dan anjloknya perdagangan dunia.
Kerja sama moneter internasional butuh pengawasan. Perwakilan 45 negara bertemu
dalam Konferensi Bretton Woods di Mount Washington Hotel di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, untuk membahas kerangka
kerja sama ekonomi internasional pascaperang dan pembangunan Eropa pasca-Perang
Dunia II.
Terdapat dua pandangan terhadap peran yang harus diambil DMI sebagai
lembaga ekonomi global. Ekonom Britania Raya, John Maynard Keynes,
membayangkan DMI sebagai dana koperasi yang dapat ditarik negara anggota untuk
mempertahankan aktivitas ekonomi dan lapangan pekerjaannya pada masa-masa
krisis. Pandangan ini menginginkan DMI yang membantu negara yang membutuhkan
dan beroperasi layaknya New Deal Amerika Serikat setelah Perang Dunia
II. Delegasi Amerika Serikat Harry Dexter Whitememandang DMI seperti bank
yang nasabahnya wajib melunasi utang tepat waktu. Sebagian besar pandangan
White disertakan dalam peraturan terakhir yang disepakati di Bretton Woods.
DMI secara resmi berdiri tanggal 27 Desember 1945. 29 negara anggota
pertamanya meratifikasi Pasal Perjanjian DMI. Pada akhir 1946, keanggotaan DMI bertambah menjadi 39
negara. Tanggal 1 Maret 1947, DMI memulai operasi keuangannya, dan pada tanggal
8 Mei, Perancis menjadi negara pertama yang meminjam dana dari DMI.
DMI adalah salah satu organisasi utama dalam sistem
ekonomi internasional; rancangan organisasinya memungkinkan sistem ini
menyeimbangkan penataan kembali kapitalisme internasional dengan pemanfaatan
kedaulatan ekonomi nasional dan kesejahteraan manusia, biasa disebut liberalisme
tertanam. Pengaruh DMI dalam ekonomi global perlahan meningkat seiring
bertambahnya anggota baru. Peningkatan pengaruh ini terjadi setelah beberapa
negara Afrika merdeka dan pembubaran Uni Soviet tahun 1991 karena
banyak negara di lingkup pengaruh Soviet yang dulunya tidak bergabung dengan DMI.
Sistem Bretton Woods bertahan sampai tahun 1971, ketika pemerintah A.S.
menghentikan ketertukaran (konvertibilitas) dolar Amerika Serikat (dan cadangan
dolar yang dipegang negara lain) dengan emas. Keputusan tersebut dikenal
sebagai Kejutan Nixon.
Sejak
2000
Pada Mei 2010, dengan proporsi 3 banding 11, DMI terlibat
dalam penalangan pertama Yunani senilai €110 miliar untuk
menyelesaikan penumpukan utang pemerintah akibat defisit sektor publik.
Pemerintah Yunani setuju untuk menerapkan pengetatan yang akan mengurangi
defisit dari 11% pada tahun 2009 menjadi "di bawah 3%" pada tahun
2014. Penalangan ini tidak mencakup tindakan restrukturisasi utang
seperti haircut yang dipermasalahkan Direktur DMI dari Swiss,
Brasil, India, Rusia, dan Argentina. Pemerintah Yunani sendiri (waktu itu
dipimpin Perdana Menteri George Papandreou dan Menteri
KEuangan Giorgos Papakonstantinou) tidak menyetujui haircut.
Paket talangan kedua senilai lebih dari €100 miliar disetujui dalam
kurun beberapa bulan sejak Oktober 2011; saat itu Papandreou dipaksa
mengundurkan diri. Troika, termasuk DMI, adalah perancang program ini.
Program tersebut disetujui oleh Direktur Eksekutif DMI pada tanggal 15 Maret
2012 dengan nilai SDR23,8 miliar. Berdasarkan program tersebut, pemegang
obligasi swasta mendapat haircut senilai 50%. Antara Mei 2010
dan Februari 2012, bank-bank swasta di Belanda, Perancis, dan Jerman menurunkan
keterpaparannya terhadap utang Yunani dari €122 miliar menjadi €66 miliar.
Per Januari 2012, negara peminjam terbesar dari DMI adalah Yunani, Portugal,
Irlandia, Rumania, dan Ukraina.
Tanggal 25 Maret 2013, penalangan internasional senilai €10
miliar untuk Siprus disetujui
oleh Troika dengan syarat sebagai berikut: Siprus menutup bank
terbesar keduanya; memberlakukan tarif deposito bank pada deposito
tak terasuransi di Bank of Cyprus. Tak satupun deposito
berasuransi senilai €100.000 atau kurang yang terdampak oleh persyaratan
pinjaman berdasarkan skema talangan baru ini.
Restrukturisasi utang nasional diangkat oleh DMI pada April 2013 untuk
pertama kalinya sejak 2005 dalam sebuah laporan berjudul "Sovereign Debt
Restructuring: Recent Developments and Implications for the Fund’s Legal and
Policy Framework". Laporan yang dibahas oleh dewan pada tanggal 20
Mei ini merangkum kasus Yunani, St Kitts
dan Nevis, Belize, dan Jamaika. Wawancara dengan Wakil Direktur Hugh Bredenkamp
diterbitkan beberapa hari kemudian bersamaan dengan wawancara oleh Matina Stevis dari Wall
Street Journal.
Dalam Fiscal Monitor edisi Oktober 2013, DMI menyatakan
bahwa penerapan pajak modal yang mampu mengurangi rasio utang negara
Zona Euro hingga "angka akhir 2007" membutuhkan kenaikan pajak hingga
10%.
Departemen Fiskal DMI, saat itu dipimpin Direktur Pelaksana Sanjeev
Gupta, menerbitkan laporan pada Januari 2014 berjudul "Fiscal Policy and
Income Inequality". Laporan ini menyatakan bahwa "Pajak-pajak yang
dibebankan pada kekayaan, khususnya aset tak bergerak, juga merupakan pilihan
bagi negara-negara yang ingin menerapkan pajak progresif ... Pajak
properti cenderung setara dan efisien, namun kurang dimanfaatkan di sejumlah
negara. ... Ada rencana untuk memanfaatkan potensi pajak ini, baik sebagai
sumber pendapatan dan instrumen redistribusi kekayaan."
Pada akhir Maret 2014, DMI mengumpulkan dana talangan sebesar $18 miliar
untuk pemerintahan sementara Ukraina setelah revolusi Ukraina 2014.
Organisasi IMF
Dana Moneter
Internasional (DMI) atau International Monetary Fund (IMF)
adalah sebuah organisasi internasional
yang dikandung pada 22 Juli 1944 awalnya dengan
45 anggota dan muncul pada tanggal 27 Desember 1945
ketika 29 negara menandatangani perjanjian, dengan
tujuan untuk menstabilkan nilai tukar dan membantu rekonstruksi sistem
pembayaran internasional di dunia. Negara memberikan
kontribusi ke kolam renang yang bisa
dipinjam dari, untuk sementara, dengan negara-negara
dengan ketidakseimbangan pembayaran. IMF bekerja untuk
meningkatkan perekonomian negara-negara anggotanya.
IMF menggambarkan
dirinya sebagai "sebuah organisasi dari 187 negara (per
Juli 2010), bekerja untuk mendorong kerjasama moneter global,
stabilitas keuangan aman, memfasilitasi
perdagangan internasional, mempromosikan tinggi lapangan kerja
dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi
kemiskinan. "tujuan organisasi itu menyatakan adalah untuk
mempromosikan kerjasama ekonomi internasional, perdagangan
internasional, ketenagakerjaan, dan stabilitas nilai
tukar, termasuk dengan membuat sumber daya yang
tersedia untuk negara-negara anggota untuk
memenuhi keseimbangan kebutuhan pembayaran. kantor
pusatnya terletak di Washington, DC.
Pada tahun 1995 Dana
Moneter Internasional mulai bekerja pada standar diseminasi data dengan pandangan membimbing negara-negara anggota IMF untuk menyebarkan
data ekonomi dan keuangan kepada publik. Dana
Moneter Internasional
dan Komite Keuangan (IMFC) mengesahkan pedoman untuk
standar diseminasi dan mereka dibagi menjadi dua
tingkatan: The Diseminasi Data System Umum (GDDS)
dan Standar Diseminasi data khusus (SDDS). Dewan eksekutif Dana Moneter
Internasional menyetujui SDDS dan GDDS pada tahun
1996 dan 1997, dan perubahan berikutnya yang dipublikasikan
di revisi Sistem ini ditujukan terutama pada statistik dan
bertujuan untuk meningkatkan banyak
aspek statistik "Panduan ke Sistem Diseminasi Data
General." sistem di suatu negara.
Hal ini juga bagian
dari Tujuan Pembangunan Milenium dan Bank
Dunia Makalah Penanggulangan
Kemiskinan Strategis. IMF menetapkan sistem dan
standar untuk membimbing anggota dalam penyebaran kepada
publik data ekonomi dan keuangan. Saat ini ada
dua sistem seperti: GDDS dan SDDS superset,
untuk negara-negara anggota memiliki atau mencari akses ke
pasar modal internasional. Tujuan utama dari GDDS adalah
untuk mendorong negara-negara anggota IMF untuk
membangun kerangka kerja untuk meningkatkan kualitas data dan
meningkatkan pembangunan kapasitas statistik. Ini akan
melibatkan penyusunan meta data yang menjelaskan praktek
saat ini koleksi statistik
dan menetapkan rencana perbaikan.
Setelah membangun kerangka
kerja, sebuah negara dapat
mengevaluasi kebutuhan statistik, menentukan prioritas dalam
meningkatkan ketepatan waktu, transparansi, kehandalan dan
aksesibilitas data keuangan dan ekonomi.
Aplikasi ini akan
dipertimbangkan terlebih dahulu oleh dewan eksekutif IMF. Setelah
pertimbangannya, dewan akan menyampaikan laporan kepada dewan gubernur IMF
dengan rekomendasi dalam bentuk Rekomendasi ini mencakup jumlah kuota di IMF,
berupa pembayaran langganan "resolusi keanggotaan.", Dan istilah adat
lainnya dan kondisi keanggotaan Setelah dewan gubernur telah mengadopsi
Resolusi keanggotaan,. negara pemohon perlu mengambil langkah-langkah hukum
yang diperlukan berdasarkan hukum sendiri untuk mengaktifkannya untuk
menandatangani Anggaran Dasar IMF Perjanjian dan untuk memenuhi kewajiban
keanggotaan IMF.
Demikian pula, setiap negara anggota dapat menarik diri
dari IMF, walaupun itu jarang terjadi. Sebagai contoh, pada bulan April 2007,
Presiden Ekuador, Rafael Correa, mengumumkan pengusiran perwakilan Bank Dunia
di negara ini. Beberapa hari kemudian, pada akhir April, presiden Venezuela
Hugo Chavez mengumumkan bahwa negara itu akan menarik diri dari IMF dan Bank
Dunia. Chavez dijuluki kedua organisasi sebagai "alat kekaisaran"
yang "melayani kepentingan Utara. Pada Juni 2009, kedua negara
tetap sebagai anggota dari kedua organisasi. Pemerintah Venezuela terpaksa
mundur karena penarikan akan memicu klausa default di obligasi pemerintah
negara itu. Seorang anggota kuota di IMF menentukan jumlah
langganan, berat suara, akses kepada pembiayaan IMF, dan alokasi Special
Drawing Rights (SDR).
Sebuah negara anggota tidak dapat secara sepihak
meningkatkan kuota-kenaikan harus disetujui oleh Dewan Eksekutif IMF dan
terkait dengan formula yang mencakup variabel seperti ukuran sebuah negara
dalam perekonomian dunia. Sebagai contoh, pada tahun 2001, Republik Rakyat
China dicegah meningkatkan kuotanya setinggi itu berharap, memastikan itu tetap
pada tingkat ekonomi G7 terkecil (Kanada). Pada bulan September 2005
negara-negara anggota IMF setuju untuk putaran pertama ad-hoc peningkatan kuota
bagi empat negara, termasuk China [rujukan?]. Pada tanggal 28 Maret 2008, dewan
eksekutif IMF berakhir masa diskusi yang luas dan negosiasi melalui paket utama
reformasi untuk meningkatkan tata kelola lembaga yang akan mengalihkan kuota
dan hak suara dari canggih untuk pasar negara berkembang dan negara berkembang.
Di bawah pengaturan yang ada, negara-negara industri (termasuk Meksiko)
memegang 57 persen dari suara IMF [kutipan diperlukan]. Tapi krisis keuangan
telah miring kontrol jauh dari ekonomi dewasa dililit hutang, seperti Amerika
Serikat dan Inggris, yang mendukung tumbuh cepat, kas-kaya, yang disebut BRIC
ekonomi Brasil, Rusia, India, dan China. Pada Mei 2011 IMF Pemimpin Dominique
Strauss-Kahn ditangkap yang membuka itu IMF dan tempat bank dunia untuk
pemimpin baru. Ini dikatakan mereka benar-benar mencari beberapa perubahan
untuk membuka hal-hal ke negara lain untuk memimpin, dan untuk mendapatkan
sistem suara berubah sekitar. Sistem pemungutan suara memberikan suara lebih
banyak negara yang lebih besar, tetapi juga membantu Negara-negara berkembang
kecil memiliki lebih besar mengatakan karena pertumbuhan ekonomi mereka.
3.Struktur Kepemimpinan Organisasi IMF (International Monetary Fund)
Dewan Gubernur
Dewan Gubernur terdiri dari satu
gubernur dan satu gubernur alternatif untuk setiap negara anggota. Setiap
negara anggota menunjuk kedua gubernurnya. Dewan rapat sekali setiap tahun dan
bertugas memilih atau menunjuk anggota Dewan Eksekutif. Meski Dewan Gubernur
secara resmi bertugas menyetujui penambahan kuota, alokasi Hak Penarikan Khusus, penerimaan anggota baru, pengunduran diri anggota, dan perbaikan Pasal
Persetujuan dan Peraturan Organisasi, Dewan Gubernur justru sering melimpahkan
kekuasaannya ke Dewan Eksekutif DMI.
Dewan Gubernur mendapat saran
dari Komite
Moneter dan Keuangan Internasional dan Komite Pembangunan
Internasional. Komite Moneter dan Keuangan Internasional
memiliki 24 anggota dan memantau perkembangan likuiditas global serta
perpindahan sumber daya ke negara berkembang. Komite Pembangunan memiliki 25
anggota dan memberi saran tentang isu pembangunan penting dan sumber dana yang
dibutuhkan untuk mendorong pembangunan ekonomi di negara berkembang. Mereka
juga memberi saran tentang isu perdagangan dan lingkungan.
Dewan Eksekutif
Dewan Eksekutif terdiri dari 24
Direktur Eksekutif. Direktur Eksekutif mewakili ke-188 negara anggota secara
bergilir sesuai kawasan dunia. Negara yang ekonominya besar memiliki Direktur
Eksekutifnya sendiri, namun banyak negara yang dikelompokkan dalam konstituensi
empat negara atau lebih.
Setelah 2008 Amendment
on Voice and Participation diberlakukan bulan Maret 2011, delapan negara
berhak menunjuk seorang Direktur Eksekutif: Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Perancis, Britania Raya, Cina, Federasi Rusia, dan
Arab Saudi. 16 Direktur lainnya mewakili konstituensi yang terdiri dari 4
sampai 22 negara. Direktur Eksekutif mewakili konstituensi terbesar (22 negara)
memiliki bobot suara 1,55%. Dewan Eksekutif biasanya rapat beberapa kali setiap
minggu. Keanggotaan dan konstituensi Dewan ditinjau ulang setiap delapan tahun.
Direktur Pelaksana
DMI dipimpin oleh
seorang Direktur Pelaksana yang bertugas seabgai kepala staf dan Ketua Dewan
Eksekutif. Direktur Pelaksana dibantu oleh Wakil Direktur Pelaksana Pertama dan
tiga Wakil Direktur Pelaksana lainnya. Direktur Pelaksana DMI selalu dijabat oleh
orang Eropa. Presiden Bank Dunia juga selalu dijabat oleh orang Amerika
Serikat. Seiring waktu, tradisi jabatan ini mulai dipertanyakan. Bila
kesempatan terbuka, dua jabatan tersebut dapat diperebutkan oleh sejumlah calon
berkualitas tinggi dari berbagai belahan dunia.
Pada tahun 2011,
negara-negara berkembang terbesar di dunia, BRIC, mengeluarkan pernyataan bahwa tradisi memilih orang
Eropa sebagai Direktur Pelaksana justru melemahkan legitimasi DMI dan menuntut
pemilihan Direktur Pelaksana berdasarkan keahliannya.
Direktur Pelaksana sebelumnya, Dominique Strauss-Kahn, ditahan terkait pelecehan seksual tamu hotel di New York dan mundur
pada tanggal 18 Mei. Tanggal 28 Juni 2011, Christine Lagarde dipilih sebagai Direktur Pelaksana DMI dengan masa jabatan lima tahun
terhitung sejak 5 Juli 2011. Pada tahun 2012, Lagarde digaji US$467.940 bebas
pajak; nilainya otomatis bertambah tiap tahun mengikuti inflasi. Selain itu,
Direktur Pelaksana mendapat tunjangan sebesar US$83.760 dan tunjangan hiburan
tambahan.
Hak Suara
Hak suara di DMI didasarkan pada
sistem kuota. Setiap anggota memiliki sejumlah suara dasar (suara dasar setiap anggota setara dengan 5,502%suara total), plus satu suara tambahan
untuk setiap 100.000 Hak Penarikan Khusus (SDR) dari kuota negara anggota. Hak Penarikan Khusus adalah satuan hitungan DMI yang mewakili klaim mata uang. SDR didasarkan
pada beberapa mata uang internasional yang kuat. Suara dasar didominasi
negara-negara kecil, tetapi suara tambahan yang ditentukan oleh SDR mengimbangi
dominasi tersebut.
Pada Desember 2015,
Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang terkait Reformasi Kuota dan
Tata Kelola Pemerintahan 2010. Hasilnya:
·
kuota seluruh 188
anggota DMI naik dari SDR238,5 miliar menjadi SDR477 miliar, sedangkan porsi
kuota dan hak suara negara anggota termiskin di DMI akan dilindungi.
·
lebih dari 6 persen
porsi kuota berpindah ke negara berkembang dan negara pasar berkembang yang
dinamis dan negara berkembang; porsi kuota tersebut juga berpindah dari anggota
yang sangat terwakili suaranya ke anggota yang kurang terwakili.
·
empat negara pasar
berkembang (Brasil, Cina, India, dan Rusia) akan berada di antara sepuluh
anggota terbesar DMI. Anggota terbesar lainnya adalah Amerika Serikat, Jepang,
Jerman, Perancis, Britania Raya, dan Italia.
Dampak sistem kuota
Sistem kuota DMI
dirancang untuk mengumpulkan dana cadangan agar dapat dipinjamkan. Setiap negara
anggota DMI diberi kuota atau jumlah sumbangan yang disesuaikan dengan ukuran
negara tersebut dalam perekonomian global. Setiap kuota anggota juga menentukan
besaran hak suaranya. Sumbangan uang dari negara anggota menentukan besaran hak
suaranya di organisasi ini.
Sistem ini
mengikuti logika organisasi pemegang saham, artinya negara kaya memiliki andil
dalam pembuatan dan perubahan aturan. Karena pengambilan keputusan di DMI
mewakili setiap posisi ekonomi negara anggota di dunia, negara kaya yang
sumbangannya lebih besar memiliki pengaruh lebih besar daripada negara miskin
yang sumbangannya sedikit. Walau demikian, DMI terus mengupayakan redistribusi.
4.Peranan dan Fungsi IMF (International Monetary Fund)
IMF memiliki tiga fungsi yang berperan dalam pencapaian dua tujuannya.
Adapun fungsi yang pertama yaitu pemantauan, yang diartikan sebagai tanggung
jawab mengawasi sistem keuangan internasional dan mengawasi kepatuhan setiap
negara anggota dalam memenuhi kewajibannya untuk mengimplementasi
kebijakan-kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan yang terpadu seperti
stabilitas harga, membantu memajukan pengaturan pertukaran yang stabil dan
menghindari manipulasi nilai tukar, serta memberikan data perekonomiannya
kepada IMF sehingga dapat memantau kondisi ekonomi dan keuangan di
seluruh dunia serta memeriksa apakah kebijakan di negara anggota terbukti benar
menurut sudut pandang internasional maupun nasional.
Selain itu juga IMF
memiliki kewenangan dalam memperingatkan negara anggota untuk mewaspadai bahaya
yang mengintai, dengan demikian pemerintah dapat mengambil tindakan pencegahan.
Untuk fungsi kedua yaitu peminjaman, yang diartikan sebagai institusi yang
memberikan pinjaman kepada negara- negara yang mengalami kesulitan dengan
neraca pembayarannya. Tujuan utama peminjaman bagi negara-negara berpendapatan
rendah adalah demi pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Sedangkan
fungsi ketiga yaitu bantuan teknis dan pelatihan. Fungsi ketiga ini membuat IMF
membantu negara-negara anggotanya dalam memberikan saran untuk mengembangkan
institusi pembuat kebijakan dan instrumen kebijakan ekonomi yang kuat.
Fungsi IMF
Menurut IMF (International Monetary Fund)
atau Dana Moneter Internasional (DMI) sendiri, organisasi ini berusaha
mendorong pertumbuhan dan kestabilan ekonomi global dengan mengeluarkan
kebijakan, saran, dan dana kepada anggota serta bekerja sama dengan negara berkembang untuk membantu mereka mencapai kestabilan ekonomi makro dan mengurangi
tingkat kemiskinan. Alasannya adalah pasar modal swasta internasional
tidak sempurna dan banyak negara yang tidak mampu mengakses pasar keuangan.
Ketidaksempurnaan pasar dan pendanaan neraca pembayaran menjadi alasan
pendanaan resmi. Tanpa pendanaan resmi, negara tersebut akan menerapkan
kebijakan ekonomi yang buruk demi menutupi ketidakseimbangan neraca
pembayarannya.The IMF provides alternate sources of financing.
Setelah DMI didirikan, tiga
fungsi utamanya adalah mengawasi kesepakatan nilai tukar tetap antarnegara.membantu pemerintah mengelola nilai tukarnya sehingga
memungkinkan pertumbuhan ekonomi, dan menyediakan modal jangka
pendek untuk membantu neraca pembayaran. Bantuan ini
bertujuan mencegah penyebaran krisis ekonomi internasional. DMI juga bertujuan
membantu memulihkan ekonomi internasional pasca-Depresi Besar dan Perang Dunia II. Selain itu, DMI juga menyediakan investasi modal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan proyek pembangunan seperti proyek infrastruktur.
Peran DMI berubah total setelah
penerapan nilai tukar mengambang pasca-1971. Sejak saat itu DMI
mulai mempelajari kebijakan ekonomi negara-negara peminjam dana untuk
mengetahui apabila kelangkaan modal disebabkan oleh fluktuasi ekonomi atau kebijakan ekonomi. DMI juga mencari tahu jenis kebijakan pemerintah
yang mampu memulihkan ekonomi. Tantangan baru bagi DMI adalah mempromosikan dan
menerapkan kebijakan yang mengurangi frekuensi krisis di negara-negara
berkembang, khususnya negara berpendapatan menengah yang rentan mengalami arus
modal keluar besar-besaran. Alih-alih menjadi pengawas nilai tukar, DMI mulai
menjadi pengawas seluruh kinerja ekonomi makro negara anggota. Peran mereka
semakin besar karena DMI tidak hanya menangani nilai tukar, tetapi juga
kebijakan ekonomi.
Selain itu, DMI merundingkan
syarat pinjaman sesuai kebijakan kondisionalitas yang ditetapkan tahun 1950-an.Negara berpendapatan rendah boleh meminjam dalam jangka konsesi, artinya ada periode peminjaman
tanpa bunga, melalui Extended Credit Facility (ECF), Standby Credit Facility
(SCF), dan Rapid Credit Facility (RCF). Pinjaman non-konsesional yang mencakup
bunga disalurkan melalui Stand-By Arrangements (SBA), Flexible Credit Line
(FCL), Precautionary and Liquidity Line (PLL), dan Extended Fund Facility. DMI
menyediakan bantuan darurat melalui Rapid Financing Instrument (RFI) untuk
anggota yang perlu menyeimbangkan neraca pembayarannya sesegera mungkin.
5.Pengawasan Ekonomi Global
DMI bertugas mengawasi sistem
moneter dan keuangan internasional dan memantau kebijakan ekonomi dan keuangan
negara-negara anggotanya. Aktivitas ini dikenal dengan istilah pengawasan (surveillance)
dan bertujuan memperkuat kerja sama internasional..Sejak sistem nilai tukar tetap Bretton Woods diganti pada awal 1970-an, hanya prosedur pengawasannya yang berubah;
tujuan organisasi tetap sama. Tugasnya berubah dari pengawal kebijakan menjadi
pemantau kebijakan negara anggota.
DMI biasanya menganalisis
kelayakan setiap kebijakan ekonomi dan keuangan negara anggota demi menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang teratur, dan menilai dampak kebijakan tersebut
terhadap negara lain dan ekonomi global.
Pada tahun 1995, Dana Moneter
Internasional mulai menetapkan standar pembebasan data agar negara anggota DMI
membuka data ekonomi dan keuangannya ke masyarakat umum. Komite Moneter dan
Keuangan Internasional (IMFC) mengusulkan panduan standar pembebasan dalam dua
bagian: Sistem Pembebasan Data Umum (GDDS General Data Dissemination
Standard) dan Standar Pembebasan Data Khusus (SDDS; Special Data
Dissemination Standard).
Dewan Eksekutif menyetujui SDDS
dan GDDS masing-masing pada tahun 1996 dan 1997. Perubahan selanjutnya
dicantumkan dalam Guide to the General Data
Dissemination System. Sistem ini ditujukan kepada statistikawan dan bertujuan memperbaiki berbagai aspek sistem statistik di sebuah
negara. Sistem ini merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Strategis Pengentasan Kemiskinan Bank Dunia.
Tujuan utama GDDS adalah
mendorong negara anggota untuk membangun kerangka kerja perbaikan kualitas data
dan pembangunan kapasitas statistik agar mampu menilai kebutuhan statistik,
mengutamakan perbaikan ketepatan waktu, transparansi, keandalan, dan keterbukaan data
keuangan dan ekonomi. Beberapa negara awalnya menggunakan GDDS, lalu beralih ke
SDDS yang lebih mutakhir.
Beberapa lembaga
non-anggota DMI juga memberi kontribusi data statistik untuk sistem ini:
·
Otoritas Palestina – GDDS
·
Hong Kong – SDDS
·
Makau – GDDS
·
Lembaga UE:
·
Bank Sentral Eropa untuk Zona Euro – SDDS
·
Eurostat untuk seluruh UE – SDDS, memasok
data dari Siprus (tanpa DDS sendiri) dan Malta (menggunakan GDDS sendiri)
6.Tujuan IMF (International Monetary Fund)
IMF (International Moneter Fund) memiliki dua tujuan yaitu menjaga keseimbangan
neraca perdagangan dan menjaga stabilitas nilai tukar merupakan dua tujuan yang
mencerminkan liberalisasi perdagangan dan memperkuat globalisasi dengan
berbagai implikasinya. Adapun beberapa implikasi dari dua tujuan IMF tersebut
adalah semakin terbukanya perdagangan antara negara yang diharapkan memiliki
dampak positif karena keberadaan suatu negara akan memiliki pilihan yang lebih
luas dalam memperdagangkan hasil produk dan jasanya atau dengan kata lain yaitu
memiliki pilihan ekspor-impor yang lebih luas sehingga diharapkan akan
memperkuat cadangan devisanya. Lebih lanjut bahwa keterbukaan pasar akan akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena akan semakin banyaknya investasi
langsung maupun tidak langsung yang akan mendorong mobilitas sumber daya
semakin efisien, namun kebijakan ini memiliki persyaratan yaitu dibutuhkannya
transparansi dan pemerintah yang demokratis dalam mempersiapkan iklim investasi
yang baik seperti penerapan prinsip-prinsip GCG dan penegakkan hukum yang baik.
Tujuan kedua yaitu stabilitas nilai tukar yang diharapkan bermanfaat
menjaga keseimbangan perdagangan internasional sehingga tidak memiliki distorsi
harga dalam implementasi ekspor dan impor. Hal ini didasari bahwa apabila
terjadi goncangan pada nilai tukar yang menyebabkan terdepresiasi mata uang
negara tertentu (soft currency) dan berakibat pada naiknya biaya impor sehingga
akan berakibat pada ketidakseimbangan neraca pembayaran dan sebaliknya. Lebih
lanjut bahwa dengan ketidakseimbangan neraca pembayaran akan mempengaruhi
cadangan devisa suatu negara dalam membiayai permintaan mata utang untuk
transaksi bisnis. Sebagai contohnya yaitu pada saat krisis moneter dimana
negara-negara asia terkhususnya asia tenggara yang mengalami kesulitan cadangan
devisa maka IMF dapat membantu dengan memberikan bantuan financial dan berbagai
bantuan teknis lainnya sehingga secara perlahan-lahan terjadi perbaikan pada
kinerja ekonomi.
Tujuan IMF
Tujuan IMF mulanya untuk menata alat
pembayaran (uang) yang nilai standarnya rusak akibat
perang dunia ke-II. Namun, seiring peradaban manusia yang semakin maju dan
semakin kompleks permasalahan perekonomian dunia, tujuan utama organisasi IMF pun bertambah. Tujuan utama
berdirinya IMF terdiri dari:
- Membantu
memperlancar kerja sama melalui perundingan-perundingan dalam bidang
keuangan.
- Membantu
memperlancar perdagangan internasional.
- Membantu
memecahkan permasalahan perekonomian negara anggota sehingga dapat
memperluas kesempatan kerja.
- Membantu
negara anggota untuk memperbaiki dan mengatasi kesulitan pembayaran luar
negeri melalui pemberian pinjaman.
- Mengusahakan
tercapainya stabilitas nilai mata uang (valuta) dan mewujudkan sistem
pembayaran internasional sehingga dapat mengurangi hambatan perdagangan
antarnegara.
- Membantu
mengatasi ketidakseimbangan struktur neraca pembayaran negara-negara
anggota.
7.Persyaratan Pinjaman
Kondisionalitas (persyaratan) DMI
adalah serangkaian kebijakan atau syarat yang diajukan DMI sebelum mencairkan
pinjaman. DMI perlu jaminan dari negara peminjam dan meminta
pemerintah mencari bantuan untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi makronya dalam
bentuk reformasi kebijakan. Bila syarat tersebut tidak dipenuhi, DMI tidak
mencairkan pinjaman. Menurut beberapa pihak, kondisionalitas adalah salah satu
aspek kebijakan DMI yang kontroversial. Konsep kondisionalitas
diperkenalkan lewat keputusan Dewan Eksekutif tahun 1952, lalu disertakan dalam
Pasal Perjanjian DMI.
Kondisionalitas berkaitan dengan
teori ekonomi dan penerapan mekanisme pelunasan utang. Kondisionalitas
diturunkan dari pemikiran Jacques Polak. Menurutnya, dasar teoretis dari
kondisionalitas adalah "pendekatan moneter terhadap neraca
pembayaran".
Bagaimana pinjaman
berlaku
Ada beberapa macam pinjaman;
SBA – standby arrangements: pinjaman jangka pendek 1-2 tahun
EFF – extended fund facility: pinjaman jangka menengah 3 tahun dengan peninjauan sasaran setiap tahun.
SAF – structural adjustment facility: pinjaman jangka menengah dengan konsesi tertentu selama tiga tahun bagi negara-negara berpendapatan rendah.
ESAF – enhanced structural adjustment fund: mirip SAF, tapi berbeda cakupan dan rentang persyaratannya.
Ada beberapa macam pinjaman;
SBA – standby arrangements: pinjaman jangka pendek 1-2 tahun
EFF – extended fund facility: pinjaman jangka menengah 3 tahun dengan peninjauan sasaran setiap tahun.
SAF – structural adjustment facility: pinjaman jangka menengah dengan konsesi tertentu selama tiga tahun bagi negara-negara berpendapatan rendah.
ESAF – enhanced structural adjustment fund: mirip SAF, tapi berbeda cakupan dan rentang persyaratannya.
Amerika Serikat mengontrol pembuatan
keputusan di IMF melalui hak votingnya, sesuai dengan besarnya hak suara yang
dimiliki yakni 17.81%. Angka tersebut cukup memberinya hak untuk memveto
kebijakan IMF. Selain AS, tidak ada negara yang mempunyai lebih dari 6% hak
suara dan mayoritas negara anggota mempunyai kurang dari 1%. Pinjaman IMF
dianggap sebagai sesuatu yang ‘keramat’; yang tidak bisa dilalaikan oleh suatu
negara.
8.Negara Anggota IMF (International Monetary Fund) atau DMI (Dana Moneter
Internasional)
Tidak semua negara anggota DMI
berdaulat, artinya tidak semua "negara anggota" DMI adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ada pula "negara anggota" DMI non-PBB
yang merupakan daerah istimewa di bawah kedaulatan negara anggota PBB, yaitu Aruba, Curaçao, Hong Kong, dan Makau, serta Kosovo. Para anggota
menunjuk ex-officio anggota berhak suara. Semua anggota DMI adalah anggota Bank Rekonstruksi dan Pembangunan
Internasional (IBRD).
Bekas anggota DMI meliputi Kuba (keluar tahun 1964) dan Republik Cina yang dikeluarkan dari PBB tahun
1980 setelah Presiden Jimmy Carter mencabut dukungannya dan digantikan oleh Republik Rakyat Cina. Namun demikian, "Provinsi Taiwan Cina" masih terdaftar di
indeks resmi DMI.
Selain Kuba, negara
PBB lainnya yang bukan anggota DMI adalah Andorra, Liechtenstein, Monako, Nauru, dan Korea Utara.
Bekas Cekoslowakia dikeluarkan tahun 1954 karena "tidak menyediakan data yang
diperlukan" dan diterima kembali pada tahun 1990 setelah Revolusi Beludru. Polandia keluar tahun 1950—konon di bawah
tekanan Uni
Soviet—dan diterima kembali tahun 1986.
Negara Anggota IMF
Angola, argentina,
armenia , australia, austria , belarush , bangladesh , belgium, bosnia , brazil
, cameroon , canada , bulgaria, chile , china, colombia, croatia, denmark,
finland,Indonesia.
9.Syarat Menjadi Anggota IMF (International Monetary Fund) atau
DMI (Dana Moneter Internasional)
Negara manapun
boleh mendaftar sebagai anggota DMI. Setelah DMI dibentuk tidak lama setelah
Perang Dunia II, aturan keanggotaan DMI dibiarkan longgar. Anggota harus
membayar sumbangan keanggotaan rutin sesuai kuotanya, tidak membatasi
perdagangan mata uang tanpa seizin DMI, mematuhi aturan main yang tercantum
dalam Pasal Persetujuan DMI, dan menyediakan informasi soal perekonomian
nasional. Peraturan yang lebih ketat diterapkan kepada negara-negara yang
mengajukan pinjaman kepada DMI.
Negara yang
bergabung dengan DMI antara tahun 1945 dan 1971 sepakat untuk mengamankan nilai
tukarnya sehingga dapat disesuaikan atas persetujuan DMI apabila terjadi
"ketimpangan mendasar" pada neraca pembayaran.
Sejumlah anggota
memiliki hubungan yang rumit dengan DMI. Meski sudah menjadi anggota, mereka
tidak mau ekonominya diawasi DMI. Argentina, misalnya, menolak berpartisipasi
dalam Konsultasi Pasal IV dengan DMI.
10.Keuntungan Menjadi Anggota IMF (International Monetary Fund) atau DMI (Dana Moneter Internasional)
Negara anggota DMI memiliki akses
informasi tentang kebijakan ekonomi semua negara anggota, serta kesempatan
untuk memengaruhi kebijakan ekonomi negara anggota lain, bantuan teknis dalam perbankan, fiskal, dan nilai tukar, bantuan pendanaan pada
masa-masa sulit, serta kesempatan perdagangan dan investasi yang luas.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul Apa Itu IMF
(International Monetary Fund)? : Pengertian IMF, Latar Belakang Sejarah
IMF, Struktur Kepemimpinan IMF, Peranan IMF Dalam Dunia Internasional, Fungsi
IMF, Tujuan IMF, Negara Anggota IMF, Beserta Penjelasan Mengenai IMF Terlengkap. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat
Edukasi Lovers semuanya. Jika artikel ini
bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel
ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada
permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua
di kolom komentar di bawah ini.
Terima
Kasih…
Salam Edukasi…