4 Teori Terbentuknya Jagat Raya Beserta Penjelasannya Terlengkap (Teori Pembentukan Jagat Raya)
Selamat Datang di Web Pendidikan www.edukasinesia.com
Hallo
sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat
membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers
semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul 4 Teori Terbentuknya
Jagat Raya Beserta Penjelasannya Terlengkap
(Teori Pembentukan Jagat Raya)
Berikut Ini Pembahasan Selengkapnya
Pada saat sobat menerawang
ke langit di waktu malam hari, sobat akan melihat bulan dan bintang-bintang
yang bertaburan di langit tidak terhitung jumlahnya. Bulan dan bintang
merupakan sebagian kecil dari benda benda yang terdapat di ruang angkasa. Masih
banyak lagi benda-benda lain yang berada di ruang angkasa yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Pernahkah muncul pertanyaan dalam diri sobat,
mengapa bintang tersebut dapat bersinar dengan terang?
Dewasa ini, negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Rusia telah menciptakan satelit-satelit ruang angkasa serta telah berhasil mengirimkan para peneliti untuk menjelajahi ruang angkasa. Hasil dari penjelajahan tersebut dipublikasikan di bumi sebagai kajian dari ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat mempermudah seseorang dalam mempelajari jagat raya dan isinya.
1. Pengertian Jagat Raya
Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas. Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas.Seperti diketahui Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.
Teori
Terjadinya Jagat Raya Proses terjadinya jagat raya merupakan salah satu misteri
yang dicoba dipecahkan oleh manusia. Berikut ini adalah teori-teori yang
menjelaskan proses pembentukan jagat raya.
Teori “Big Bang”
Salah satu teori yang
menjelaskan proses terjadinya jagat raya adalah teori ”Big Bang”. Menurut teori
ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700
juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah
sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut
akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan
partikel-partikel lain.
Teori ”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari
Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang
dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh
jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya.
Penemuan tersebut
dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, ArnoPnezias dan
Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada diangkasa
raya. Penemuan ini kemudian disahkan oleh ahli sains dengan menggunakan alat
NASA yang bernama COBE spacecraft antara tahun 1989–1993. Kajian-kajian terkini
dari laboratorium CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire atau
European Councilfor Nuclear Research) yang terletak berdekatan dengan Genewa
menguatkan lagi teori ”BigBang”. Semua ini mengesahkan bahwa pada masa dahulu
langit dan Bumi pernah bersatu sebelum akhirnya terpisah-pisah seperti
sekarang.
Teori “Keadaan Tetap”
Teori ”keadaan tetap”
atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad
selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta
dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang
sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume
ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli
astrofisika Inggris.
Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat
baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga
galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang
sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah
hidrogen.
Teori ini diterima secara skeptis oleh beberapa ahli yang lain,
sebab hal itu melanggar salah satu hukum dasar fisika, yaitu hukum kekekalan
zat. Zat tidak dapat diciptakan atau dihilangkan tetapi hanyalah dapat diubah
menjadi jenis zat lain atau menjadi energi. Sampai saat ini belum dapat
dipastikan bagaimana se-sungguhnya jagat raya ini terbentuk. Teori-teori yang
dikemukakan para ahli tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
2.Anggapan Tentang Jagat Raya
Sejak zaman dahulu manusia telah dibuat takjub dengan
berbagai fenomena yang ada di alam semesta. Berbagai fenomena alam tersebut
menyebabkan timbulnya keingintahuan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang ada di benak manusia. Berikut ini adalah anggapan-anggapan manusia tentang
jagat raya dan alam semesta sejak dahulu hingga sekarang.
1) Anggapan Antroposentris
Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau
pada masa manusia primitif yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam
semesta. Pada waktu menyadari ada Bumi dan langit, manusia menganggap matahari,
bulan, bintang, dan Bumi serupa dengan hewan, tumbuhan, dan dengan dirinya
sendiri.
2) Anggapan Geosentris
Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam
semesta. Geosentris (geo = Bumi; centrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai
sekitar abad VI Sebelum Masehi (SM), saat pandangan egosentris mulai
ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah
Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya
Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah Bumi,
sehingga Bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang-bintang.
3) Anggapan Heliosentris
Semakin majunya alat penelitian dan sifat ilmuwan yang
semakin kritis, menyebabkan bergesernya anggapan geosentris. Pandangan
heliosentris (helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang
menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta.
Seorang mahasiswa
kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543) pada
tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi
peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat
jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan
bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi berputar ke timur yang
menyebabkan siang dan malam.
4) Anggapan Galaktosentris
Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang)
merupakan anggapan yang menempatkan galaksi sebagai pusat Tata Surya.
Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop
raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih
banyak mengenai galaksi.
4 Teori Terbentuknya Jagat Raya
Proses
terjadinya jagat raya merupakan salah satu misteri yang dicoba dipecahkan oleh manusia. Berikut ini adalah teori-teori
yang menjelaskan proses pembentukan jagat raya.
1) Teori Big Bang (Ledakan Dahsyat)
Ledakan Dahsyat atau Dentuman
Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan
pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan
perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model
Ledakan Dahsyat). Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya
dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga
hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta
bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan
sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut.
Teori ini telah memberikan
penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah
beserta pengamatan. Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma
Belgia, yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta,
walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka
model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa
asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang
mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann.
Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi
yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana
yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap
mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki
kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya. Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus
meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan
pada masa lalu.
Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa
jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. Berbagai pemercepat partikel
raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut, yang
menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun
pemercepat-pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki
fisika partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan
awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan
beberapa penjelasan mengenai kondisi awal alam semesta, melainkan
mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak pengembangan
awal tersebut.
Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos
sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses
nuklir di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal
beberapa menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara
terperinci dan logis oleh nukleosintesis ledakan dahsyat. Fred Hoyle
mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun 1949. Dilaporkan
secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis alternatif
"keadaan tetap" bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif,
namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini
hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan antara dua model kosmologis ini.
Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para fisikawan
untuk memahami nukleosintesis bintang yang merupakan lintasan pembentukan
unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah
penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964,
kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan dahsyat
haruslah pernah terjadi.
Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Menurut Teori Ledakan Besar atau
dentuman besar atau yang biasa dikenal dengan teori Big Bang yang terkenal
secara global ini bahwa jagat raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat
besar dengan berat jenis yang besar pula dan mengalami ledakan yang sangat
dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar,
bagian-bagian dari massa tersebut berserakan dan terpental menjauhi pusat dari
ledakan. Setelah miliaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut
membentuk kelompok-kelompok yang dikenal sebagai galaksi-galaksi dalam sistem
tata surya.
Menurut
teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira
13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan
jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi
tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor,
energi, dan partikel-partikel lain.
Teori Big Bang ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu
Edwin Hubble. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan
bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari
Bumi, semakin cepat proses pengembangannya.
Penemuan
tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno
Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada
diangkasa raya. Penemuan ini kemudian disahkan oleh ahli sains dengan
menggunakan alat NASA yang bernama COBE spacecraft antara tahun 1989–1993.
Kajian-kajian
terkini dari laboratorium CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire
atau European Councilfor Nuclear Research) yang terletak berdekatan dengan
Genewa menguatkan lagi teori Big Bang. Semua ini mengesahkan bahwa pada masa
dahulu langit dan Bumi pernah bersatu sebelum akhirnya terpisah-pisah seperti
sekarang ini.
2) Teori “Keadaan Tetap” (Stabil)
Teori ”keadaan tetap” atau
teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu
dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan.
Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu
kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa.
Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika
Inggris.
Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu
diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi
baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa
zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.
3) Teori “Mengembang dan Memampat” (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori
ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan
masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen,
pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Tahap ini
diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya
galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian
memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang
sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap
mengembang dan kemudian memampat lagi.
Jagat raya selama berabad-abad selalu
dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan.
Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu
kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa.
Teori ini diajukan oleh ahli astronomi
Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Dalam teori pembentukan jagat raya ini, kita harus menerima bahwa zat baru
selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga
galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh.
Beberapa orang sepakat bahwa zat yang
merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen. Teori
pembentukan jagat raya ini diterima secara skeptis oleh beberapa ahli yang
lain, sebab hal itu melanggar salah satu hukum dasar fisika, yaitu hukum
kekekalan zat. Zat tidak dapat diciptakan atau dihilangkan tetapi hanyalah
dapat diubah menjadi jenis zat lain atau menjadi energi.
4) Teori “Alam Semesta Quantum”
Teori ini diciptakan oleh
William Lane Craig pada tahun 1966. Dia mengemukakan bahwa alam semesta adalah
sudah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam teori ini,
ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada adalah partikel-partikel sub
atomik.
Demikianlah
Artikel lengkap yang berjudul 4 Teori Terbentuknya Jagat Raya Beserta
Penjelasannya Terlengkap (Teori
Pembentukan Jagat Raya). Semoga
dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers
semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk
mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini
menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan
berikan komentar sobat semua kepada kami.
Terima
Kasih.
Salam Edukasi.