Sejarah Kerajaan Kota Kapur Beserta Penjelasannya Terlengkap |
Sejarah Kerajaan Kota Kapur Beserta Penjelasannya Terlengkap
Selamat Datang
di Web Pendidikan www.edukasinesia.com
Hallo sobat Edukasi Lovers, senang
sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk
menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan
saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Kerajaan Kota
Kapur Beserta Penjelasannya Terlengkap
1. Sejarah Kerajaan Kota Kapur
Sejarah Kerajaan Kota Kapur |
Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota
Kapur, Pulau Bangka, pada tahun 1994,diperoleh suatu petunjuk tentang kemungkinan
adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah itu sejak masa sebelum munculnya
Kerajaan Sriwijaya. Pusat kekuasaan ini meninggalkan temuan-temuan arkeologi
berupa sisa-sisa sebuah bangunan Candi Hindu (Waisnawa) terbuat dari batu
bersama dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya
seperti arca-arca Wisnu yang ditemukan di Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan
Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7
masehi.
Sebelumnya di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi
batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka (=686 Masehi),telah
ditemukan pula peninggalan-peninggalan yang lain di antaranya sebuah arca Wisnu
dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi
tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti
halnya di Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
Temuan lain yang penting dari
situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh
berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing-masing
panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2-3
meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530
Masehi sampai 870 Masehi. Benteng pertahanan tersebut yang telah dibangun
sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula dalam
menghadapi ekspansi Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad
ke-7.
Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai dengan dipancangkannya
inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang berangka tahun 608 Saka (686 Masehi),yang
isinya mengidentifikasikan dikuasainya wilayah ini oleh Sriwijaya. Penguasaan
Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan dengan peranan Selat Bangka
sebagai pintu gerbang selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia Tenggara pada
waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka
berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka.
2. Prasasti Kota
Kapur
Prasasti Kota Kapur |
Prasasti Kota
Kapur adalah prasasti berupa tiang batu bersurat yang ditemukan di
pesisir barat Pulau Bangka, di sebuah dusun kecil yang
bernama "Kota kapur". Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam
aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen
tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini dilaporkan
penemuannya oleh J.K. van der Meulen pada
bulan Desember 1892, dan merupakan prasasti pertama yang ditemukan
mengenai Sriwijaya.
Orang pertama yang menganalisis
prasasti ini adalah H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa
Belanda yang bekerja pada Bataviaasch Genootschap di Batavia.
Pada mulanya ia menganggap "Śrīwijaya" adalah nama seorang
raja. George Coedes-lah yang kemudian berjasa
mengungkapkan bahwa Śrīwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera pada abad
ke-7 Masehi, suatu kerajaan yang kuat dan pernah menguasai bagian barat
Nusantara, Semenanjung Malaya, dan Thailand bagian
selatan. Hingga tahun 2012, prasasti Kota Kapur berada di Rijksmuseum (Museum
Kerajaan) Amsterdam, negeri Belanda dengan status dipinjamkan oleh Museum Nasional Indonesia.
Berikut ini terjemahan isi prasasti kota kapur versi Slamet Muljana :
Seorang pembesar yang gagah berani, Kandra Kayet, di medan pertempuran. Ia bergumul dengan Tandrun Luah dan berhasil membunuh Tandrun Luah. Tandrun Luah mati terbunuh di medan pertempuran. Tetapi, bagaimana nasib Kayet yang membunuh itu? Juga Kayet berhasi ditumpas. Ingatlah akan kemenangan itu!
Kamu sekalian dewata yang berkuasa dan sedang berkumpul menjaga Kerajaan Sriwijaya! Dan kau, Tandrun Luah, dan para dewata yang disebut pada pembukaan seluruh persumpahan ini! Jika pada saat manapun di seluruh wilayah kerajaan ini ada orang yang berkhianat, bersekutu dengan pengkhianat, menegur pengkhianat atau ditegur oleh pengkhianat, sepaham dengan pengkhianat, tidak mau tunduk dan tidak mau berbakti, tidak setia kepadaku dan kepada mereka yang kuserahi kekuasaan datu, orang yang berbuat demikian itu akan termakan sumpah. Kepada mereka, akan segera dikirim tentara atas perintah Sriwijaya. Mereka sesanak keluarganya akan ditumpas! Dan semuanya yang berbuat jahat, menipu orang, membuat sakit, membuat gila, mlakukan tenung, menggunakan bisa, racun, tuba, serambat, pekasih, pelet dan yang serupa itu, mudah-mudahan tidak berhasil. Dosa perbuatan yang jahat untuk merusak batu ini hendaklah segera terbunuh oleh sumpah, segera dipukul. Mereka yang membahayakan, yang mendurhaka, yang tidak setia kepadaku dan kepada yang kuserahi kekuasan datu, mereka yang berbuat demikian itu, mudah-mudahan dibunuh oleh sumpah ini.
Tetapi kebalikannya, mereka yang berbakti kepadaku dan kepada mereka yang kuserahi kekuasaan datu, hendaknya diberkati segala perbuatannya dan sanak keluarganya, berbahagia, sehat, sepi bencana dan berlimpah rezeki segenap penduduk dusunnya.
3.Lokasi kerajaan Kota Kapur
Lokasi Kerajaan Kota Kapur berada di pulau sumatera
lebih tepatnya di bangka.
4.Raja yang Memimpin di Kerajaan Kota Kapur
Raja yang memimpin di kerajaan kota kapur masih belum di ketahui
secara pasti bahkan di situs prasasti kota kapur tidak di jelaskan mengenai
raja kerajaan kota kapur.
5.Kehidupan Kerajaan Kota Kapur
1)
Kehidupan Sosial
Aspek
kehidupan sosial masyarakat Kota Kapur sampai saat ini masih diteliti dan
dikaji, sehingga belum ada keterangan tentang kehidupan sosial masyarakat Kota Kapur.
2)
Kehidupan Ekonomi
Penguasaan
Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan dengan peranan Selat Bangsa
sebagai pintu gerbang selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia Tenggara pada
waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka
berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka.
3)
Kehidupan Agama
Di situs
Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya
yang berangka tahun 608 Saka (=686 Masehi), telah ditemukan pula peninggalan -
peninggalan lain yaitu di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga
Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut nampaknya
kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti
halnya di Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
F. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kota Kapur
Karena terjadinya perbedaan keyakinan di dalam
istana sehingga membuat keluarga kerajaan terpecah menjadi dua bagian yang
berbeda pendapat.
G. Tradisi Asia Tenggara di Kota Kapur
Temuan papan
perahu kuno di situs Kota Kapur segera dapat diidentifikasi lewat teknik
pembuatannya. Lubang-lubang yang terdapat di bagian permukaan dan sisi papan
serta lubang-lubang pada tonjolan segi empat yang menembus lubang di sisi papan
merupakan teknik rancang bangun perahu dengan teknik papan ikat dan kupingan
pengikat (sewn plank and lushed plug technique).
Tonjolan
segi empat atau tambuku digunakan untuk mengikat papan-papan dan mengikat papan
dengan gading-gading dengan menggunakan tali ijuk (Arenga pinnata). Tali ijuk
dimasukkan pada lubang di tambuku. Pada salah lubang di bagian tepi papan
perahu yang ditemukan di Sungai Kupang terlihat ujung pasak kayu yang patah
masih terpaku di dalam lubang. Biasanya, penggunaan pasak kayu untuk memperkuat
ikatan tali ijuk.
Teknologi
perahu semacam itu umum ditemukan di wilayah perairan Asia Tenggara. Bukti
tertua penggunaan teknik gabungan teknik ikat dan teknik pasak kayu dijumpai
pada sisa perahu di situs Kuala Pontian di Malaysia yang berasal dari antara
abad ke-3 dan abad ke-5 Masehi.
Penelitian
Sriwijaya yang intensif di Sumatera tahun 1980-1990 juga menemukan banyak sisa
perahu kuno tradisi Asia Tenggara seperti yang ditemukan di lokasi situs
prasasti kota kapur ini. Di wilayah Sumatera Selatan, bangkai perahu ditemukan
di situs Samirejo, Mariana (Kabupaten Banyuasin), di situs Kolam Pinisi
(Palembang), dan di situs Tulung Selapan (Kabupaten Ogan Komering Ilir). Di
Jambi ditemukan pula papan perahu sejenis di situs Lambur (Kabupaten Tanjung
Jabung Timur).
Selain
papan-papan perahu, ditemukan pula kemudi perahu dari kayu besi yang diduga
bagian dari teknologi tradisi Asia Tenggara, yaitu di Sungai Buah (Palembang)
dan situs Karangagung Tengah (Kabupaten Musi Banyuasin).
Papan-papan
perahu dari situs Samirejo dan situs Kolam Pinisi telah dianalisis laboratorium
dengan menggunakan metode carbon dating C14. Sepotong papan dari situs Kolam
Pinisi menghasilkan pertanggalan kalibrasi antara 434 dan 631 Masehi, sedangkan
papan dari situs Samirejo berasal dari masa antara 610 dan 775 Masehi (Lucas
Partanda Koestoro, 1993).
Sisa-sisa
perahu kuno situs Kota Kapur boleh jadi berasal dari masa yang tidak jauh
dengan masa perahu di situs Samirejo dan situs Kolam Pinisi. Hasil penelitian
arkeologi sebelumnya di situs Kota Kapur menunjukkan, tempat kuno itu telah
dihuni oleh komunitas yang telah mapan sekurang-kurangnya sejak abad ke-6
Masehi, kemudian berkembang menjadi salah satu ke-"datu"-an Sriwijaya
pada abad ke-7 Masehi. Permukiman kuno itu terus berlanjut pada abad ke-10
hingga ke-15 Masehi.
Pada bagian
dalam benteng tanah di kota kapur ini terdapat sisa-sisa tiga bangunan candi
yang menempati dataran yang lebih tinggi. Lokasi tempat tinggal dan hunian di
situs prasasti kota kapur ini terdapat pada lembah antara dua bukit dan di
bantaran Sungai Mendo dan Sungai Kupang, yang kini berupa rawa-rawa. Di lokasi
itu banyak ditemukan pecahan tembikar kasar dengan hiasan sederhana mirip
tembikar masa prasejarah.
Demikianlah Artikel lengkap yang
berjudul Sejarah
Kerajaan Kota Kapur Beserta Penjelasannya Terlengkap. Semoga dapat bermanfaat
bagi Sobat Edukasi Lovers semuanya. Jika
artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan
membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih
baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan
komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…