Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap


Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap
Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap


Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap

Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com

Halo sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap.

Berikut Pembahasannya


1.     Pemerintah Komunis di Cina


Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap
Pemerintah Komunis di China


Sebelum Perang Dunia II Cina telah menjadi suatu negara nasional (national state) yang bernama Republik Nasional Cina pada tanggal 1 Januari 1912.Adapun tokoh gerakan nasionalis Cina adalah Dr. Sun Yat Sen. Di Cina terdapat dua partai besar yang kuat dan berpengaruh, yaitu Partai Nasionalis Cina (Kuo Min Tang) dan Partai Komunis (Kuang Can Tang).Kedua partai ini selalu berlomba-lomba untuk berkuasa di Cina sehingga sering terjadi bentrokan, seperti yang terjadi pada tahun 1927 dan 1934.Dalam bentrokan tersebut Kuo Min Tang di bawah Chiang Kai Sek berhasil mengalahkan Partai Komunis Cina yang dipimpin oleh Mao Tse Tung.Akibat kekalahan itu kaum komunis kemudian melakukan Long March (perjalanan panjang sejauh 9000 km) dari Kiangshi menuju Yenan, dengan tujuan antara lain.
a.    Untuk menjauhkan diri dari pusat kekuatan nasionalis
b.    Daerah utara adalah daerah pertanian subur
c.    Untuk mendekatkan diri dengan kelompok Partai Komunis Cina
d.    Untuk mendekati Jepang yang menjadi musuh Kuo Min Tang;
e.    Untuk mencari kader komunis yang terpercaya;
f.     Untuk menunjukkan keuletan kaum komunis;
g.    Menyebarkan paham komunis di sepanjang jalan yang dilaluinya.

            Walaupun berada di pihak yang menang Perang Dunia II, di dalam negeri Cina sendiri kembali terjadi perpecahan antara pihak nasionalis dan pihak komunis karena masing-masing pihak berpegang pada ideologinya dan pendapat dukungan dari dua negara besar yang muncul pasca Perang Dunia II, yaitu Uni Soviet yang mendukung gerakan komunis di Cina dan Amerika Serikat yang mendukung gerakan nasionalis Cina. Perang saudara antara Cina nasionalis dengan Cina Komunis berlangsung sejak tahun 1946.

Pada mulanya Chiang Kai Sek dapat menguasai keadaan, namun dalam  perkembangannya kaum komunis lebih kuat daripada kaum nasionalis. Hal ini disebabkan, antara lain.
a.    Kaum Komunis memperoleh senjata dari Uni Soviet yang berasal dari penyerahan senjata tentara Jepang;
b.    Uni Soviet menyerahkan Mancuria agar diduduki oleh kaum komunis;
c.    Korupsi di kalangan kaum komunis diberantas dengan tegas;
d.    Kaum komunis mengadakan pembagian tanah kepada para petani untuk mendapatkan simpati petani.

Dalam perang saudara di Tiongkok tersebut kaum nasionalis terus mengalami kekalahan meskipun dibantu oleh Amerika Serikat. Kekalahan itu disebabkan karena tentara nasionalis terdiri atas orang-orang yang berperang karena terpaksa.

Pada saat berlangsungnya Perang Dunia II, Cina ikut bergabung dengan negara-negara sekutu sehingga pada akhir Perang Dunia II Cina muncul sebagai negara yang besar. Cina bahkan menjadi salah satu dari The Big Five (Lima Negara Besar), yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan Cina. Yang dimaksud Cina pada waktu itu ialah Cina nasionalis di bawah Presiden Chiang Kai Sek.

Pemerintah RRC segera diakui oleh Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya. Beberapa negara nonkomunis juga mulai mengakuinya, seperti Birma, India, Inggris, dan Prancis. Sebaliknya Amerika Serikat mengakui pemerintahan Chiang Kai Sek di Taiwan dan menentang hadirnya RRC di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).RRC yang baru merdeka pembangunannya diarahkan mengikuti doktrin komunis Mao sehingga harus mengalami kediktatoran dalam pemerintahannya. Dalam menjalankan pembangunan, RRC berpegang pada doktrin Mao, antara lain.
a.    Peranan desa lebih penting daripada Kota;
b.    Tentara Merah lebih penting daripada aksi massa;
c.    Semangat revolusi lebih penting daripada keahlian teknis;
d.    Kekuatan subjektif lebih penting daripada kekuatan objektif.


Pada tahun 1950 RRC menerjunkan diri ke dalam kancah Perang Korea sebagai sukarelawan untuk membantu Korea Utara. Keterlibatan RRC dalam Perang Korea menempatkannya dalam pandangan dunia sebagai negara yang agresif. Keberhasilan tentara sukarelawan RRC mempertahankan diri melawan keunggulan persenjataan Amerika Serikat pada Perang Korea membuktikan bahwa Cina telah tumbuh menjadi suatu kekuatan yang harus diperhitungkan dalam kehidupan antarbangsa di dunia. Sejak tahun 1954 langkah-langkah baru diambil oleh pemerintah RRC. Perencanaan diadakan untuk meningkatkan penghasilan nasional dan pelaksanaan industrialisasi dalam waktu singkat. Usaha swasta dinasionalisasi dan para petani didorong untuk menggabungkan tanah milik mereka ke dalam sistem pertanian kolektif. Usaha tersebut tidak mengalami kesulitan karena para pemilik perusahaan mendapat penggantian kerugian atas hak miliknya yang dinasionalisasi.

 Kekalahan Cina nasionalis mengakibatkan pemerintahannya terusir dari daratan Cina dan menetap di Taiwan dengan Taipei sebagai ibu kotanya. Selanjutnya, kaum komunis yang telah berhasil mengusir tentara nasionalis dari daratan Cina mulai membangun Republik Rakyat Cina (RRC) modern. Pada tahun 1958, Cina mencanangkan gerakan Loncatan Jauh ke Depan (Great Leap) dengan jalan memobilisasikan rakyat Cina guna melaksanakan tugas ekonomi yang mendesak. 

Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan program Loncatan Jauh ke Depan, antara lain.
a.    Ingin meniru perkembangan industri berat Inggris dalam waktu 15 tahun;
b.    Ingin mengungguli Uni Soviet yang lebih berpengalaman dalam membangun sosialisme;
c.    Ingin menyaingi produksi baja Amerika Serikat dalam waktu 8 tahun.

Untuk melaksanakan program tersebut, disusunlah regu-regu kerja yang kemudian membentuk suatu komune dengan menerapkan disiplin militer dan mendirikan pabrik-pabrik baja yang tersebar di seluruh negeri. Kebijakan pengutamaan industri tersebut tanpa disertai usaha meningkatkan produksi di bidang pertanian menimbulkan malapetaka. Setelah tiga tahun berturut-turut panenan gagal karena buruknya cuaca sehingga seluruh struktur ekonomi mengalami kemunduran karena kekurangan bahan pangan. Selanjutnya, devisa yang sangat berharga terpaksa digunakan untuk mengimpor gandum. Prioritas dana pemerintah diberikan kepada sektor pertanian dan disediakan dana untuk memberikan perangsang kepada para petani agar mau berproduksi lebih banyak.
            
Dengan demikian, gerakan Loncatan Jauh ke Depan hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Meskipun demikian, sedikit demi sedikit ekonomi Cina mulai berkembang sehingga Cina menjadi salah satu negara industri yang maju. Di dalam hubungan luar negeri, disamping tidak terdapat hubungan yang baik dengan Amerika Serikat, mulai tahun 1958 hubungan persahabatan Cina dengan Uni Soviet pun mulai memburuk. RRC menuduh Uni Soviet enggan memberikan bantuan secukupnya kepada Cina, terutama bantuan militer karena takut bantuan militer akan mengakibatkan semakin meningkatkan kekuatan Cina yang akan dapat mengurangi kedudukan Uni Soviet dan merupakan saingan yang berbahaya dalam memperebutkan pengaruh di Asia. 

Ketegangan antara kedua negara makin memuncak dengan ditariknya ahli-ahli Uni Soviet yang diperbantukan di Cina. Sejak tahun 1957 Cina telah mulai mengembangkan penggunaan senjata nuklir. Proyek pengembangan senjata nuklir Cina ini mula-mula mendapat bantuan dari Uni Soviet. Akan tetapi, setelah Uni  Soviet menghentikan bantuannya pada tahun 1959 maka Cina terpaksa menjalankan projek sendiri. Selanjutnya, Cina menolak menandatangani perjanjian larangan percobaan senjata nuklir dan pada tahun 1964 Cina berhasil meledakkan bom atomnya yang pertama disusul percobaan bom hidrogen pada tahun 1967.Menjelang tahun 1970, di RRC terjadi pertentangan pendapat yang meluas di kalangan Partai Komunis Cina. 

Berbagai kelompok aliran kanan Partai Komunis seperti kelompok Liu Shaochi dan Deng Xiaoping mengadakan debat dengan  kelompok Mao Tse Tung. Kelompok pertama menghendaki agar ekonomi Cina dikelola dengan lebih efisien dengan menempatkan para ahli sebagai pemimpin, sedangkan Mao Tse Tung masih mengandalkan pembangunan ekonomi pada pemimpin partai. Oleh karena itu, suasana masyarakat dan negara menjadi tegang sehingga banyak sekolah dan pabrik yang terpaksa ditutup yang menambah merosotnya kehidupan ekonomi. Untuk menenteramkan keadaan maka angkatan bersenjata yang dipimpin oleh Lin Biao tampil ke depan sehingga untuk sementara waktu kelompok Mao Tse Tung masih dapat bertahan. Pada tahun 1976 Mao Tse Tung dan Chou En Lai, dua tokoh utama pendiri RRC meninggal dunia.  

Pemerintahan komunis RRC kemudian dipimpin oleh Hua Kuo Feng sebagai ketua dan Deng Xiao Ping sebagai wakil ketua. Selanjutnya, hubungan RRC dengan dunia Barat makin membaik, seperti dengan Amerika Serikat. Hal ini ditandai dengan kunjungan Presiden Nixon ke RRC pada tahun 1972 dan RRC akhirnya dapat diterima menjadi anggota PBB menggantikan kedudukan Taiwan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Presiden Jimmy Charter pernah akan menarik pengakuannya terhadap Taiwan pada tahun 1978, tetapi mendapat kecaman di Amerika Serikat. Pada masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan, hubungan Amerika Serikat-RRC agak terganggu karena Amerika Serikat menjual senjata kepada Taiwan sebesar 97 juta dollar AS. 

Hubungan RRC dengan Uni Soviet masih tetap tegang saat Uni Soviet  membantu Vietnam yang sedang dimusuhi RRC. Berdirinya pemerintah komunis di Cina yang tidak lepas dari dukungan Uni Soviet sangat berpengaruh terhadap perkembangan politik di dunia pada masa Perang Dingin. Di Asia Tenggara pengaruh komunis ini secara perlahan-lahan bergerak di masyarakat. Dengan alasan membantu Perang Pembebasan Nasional, RRC melakukan campur tangan di Asia Tenggara. Di wilayah ini, Cina komunis melakukan kegiatan subversi dengan membantu gerakan kaum komunis di berbagai kawasan Asia Tenggara. 

Misalnya, Cina membantu usaha kudeta Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.Selain di Indonesia, Cina juga membantu pemberontakan komunis di Malaysia, Thailand, dan Filipina yang dikenal dengan Politik Manipulasi Ganda Cina. Di satu pihak RRC ingin bersahabat dengan negara-negara Asia Tenggara, tetapi di lain pihak Cina juga membantu pemberontakan komunis melawan pemerintah yang sah di negara-negara tersebut.


2.     Perang Korea


Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap
Perang Korea



Korea adalah suatu negara yang sejak zaman dahulu telah mempunyai kebudayaan yang tinggi. Korea merupakan daerah yang strategis, kaya akan hasil bumi, dan tambang sehingga sudah sejak dahulu Korea selalu menjadi incaran bangsa-bangsa asing. Bangsa Jepang sudah sejak abad ke-13 ingin menguasai Korea, namun selalu tidak berhasil dan baru pada tahun 1910 Korea benar-benar menjadi daerah jajahan Jepang. Pada akhir Perang Dunia II tentara Uni Soviet menyerbu Korea dari utara dan memusnahkan sisa-sisa kekuatan Jepang pada tanggal 12 Agustus 1945.Amerika Serikat juga tidak mau ketinggalan dan pada bulan September 1945 mendaratkan pasukan militernya di Korea Selatan. 

Dengan demikian, di Korea terdapat dua daerah pendudukan, yaitu Korea Utara yang dikuasai oleh Uni Soviet dan Korea Selatan yang berada di bawah pengaruh Amerika Serikat dengan garis lintang 38 derajat utara sebagai garis pemisah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menyatukan kembali Korea melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun tidak membawa hasil. Keadaan menjadi semakin keruh dengan meningkatnya ketegangan hubungan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat dalam arena percaturan politik dunia dengan terjadinya Perang Dingin sehingga cita-cita untuk mempersatukan  Korea menjadi semakin sulit diharapkan. 

Karena tidak tercapai kata sepakat untuk mempersatukan Korea maka pada tanggal 15 Agustus 1948, Amerika Serikat mendeklarasikan terbentuknya Republik Korea Selatan dengan ibukota Seoul dan Dr. Syngman Rhee sebagai presiden pertamanya. Untuk mengimbanginya pada bulan September1948, Uni Soviet mendirikan negara Republik Demokrasi Rakyat Korea Utara dengan ibu kotanya di Pyongyang di bawah pimpinan Perdana Menteri Kim II Sung. Pembentukan dua negara di Korea tersebut menunjukkan adanya perebutan pengaruh yang sangat kuat antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mengejar ambisi sebagai negara adikuasa (Super Power).Pertentangan antara Korea Utara dan Korea Selatan semkain tajam.

            
Pada tanggal 25 Juni 1950, Korea Utara yang didukung oleh Uni Soviet menyerang Korea Selatan (Seoul, Inchon, Pusan).Tentara Korea Selatan yang tidak banyak jumlahnya tidak mampu menahan serbuan tentara Korea Utara. Dalam waktu dua bulan, hampir seluruh wilayah Korea Selatan, kecuali di daerah sekitar pelabuhan Pusan di sebelah tenggara diduduki oleh tentara Korea Utara. PBB kemudian ikut campur pula dalam peperangan di Korea tersebut. Dalam sidang yang tidak dihadiri oleh Rusia, Dewan Keamanan PBB menetapkan Korea Utara sebagai penyerang (agresor) dan menyerukan agar anggota-anggotanya memberikan bantuan kepada Korea Selatan. 

Untuk membela Korea Selatan, PBB kemudian membentuk gabungan yang terdiri dari enam belas negara. Selanjutnya, Presiden Truman mengangkat Jenderal Douglas Mac Arthur dari Amerika Serikat sebagai panglima tertinggi pasukan PBB yang bertugas membebaskan kembali Korea Selatan. Mac Arthur berpendapat bahwa demi keamanan sebaiknya Korea disatukan menjadi satu negara sehingga operasi PBB perlu diteruskan melalui garis demarkasi 38 derajat dan merebut Pyongyang. Republik Rakyat Cina (RRC) tidak dapat menerima rencana Mac Arthur dan mengirimkan pasukan sukarela yang berhasil membebaskan Korea Utara pada bulan Desember 1950.

Pasukan RRC terus melanjutkan serangannya melintasi garis demarkasi dan menduduki Seoul pada tahun 1951.Serangan RRC tersebut menyebabkan Jenderal W.H. Walker dari Amerika Serikat tewas dan digantikan Letnan Jenderal Ridway yang berhasil membebaskan Korea Selatan kembali. Atas desakan Amerika Serikat, Dewan Keamanan PBB memutuskan Republik Rakyat Cina (RRC) dianggap bersalah sehingga PBB menjalankan embargo terhadap RRC. Mac Arthur berpendapat bahwa demi keamanan secara menyeluruh, operasi militer PBB harus dilaksanakan sampai memasuki wilayah RRC dan Mancuria sebagai sumber agresi.

Namun, rencana itu ditentang oleh negara-negara Sekutu dan menimbulkan rasa kurang simpati terhadap Amerika Serikat (AS).Demi kepentingan politik AS maka Jenderal Mac Arthur kemudian dipecat oleh Presiden Truman dan digantikan oleh Jenderal Ridway sebagai panglima pasukan PBB di Korea. Perang saudara di Korea terus berlangsung dan semakin sengit sampai tiga tahun lamanya.

Akhirnya pada tanggal 27 Juli 1953 Korea Utara dan Korea Selatan menandatangani persetujuan gencatan senjata di Pamunjom. Akan tetapi, perundingan tersebut ternyata tidak membuahkan hasil karena pertempuran antara kedua belah pihak masih terus berjalan. Selanjutnya, Jenderal Mac Clark yang menggantikan kedudukan Ridway memerintahkan pemboman pembangkit listrik di Sungai Yalu yang menimbulkan reaksi dari Moskow dan Peking untuk membela Korea Utara.

3.     Revolusi Kuba



Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap
Revolusi Kuba


            
Sejarah lahirnya Kuba sebagai negara sosialis didorong oleh keadaan dalam negeri dan luar negeri berupa isolasi negara-negara tetangga Kuba sebagai reaksi terhadap politik pemerintahan Fidel Castro. Seperti negara Amerika Latin lainnya Kuba mengalami gejolak-gejolak politik dalam negeri yang mengakibatkan terjadinya instabilitas politik. Kondisi ini timbul pada saat menjelang dan pada masa berlangsungnya Perang Dunia II. 

Dalam PD II Kuba memihak Sekutu melawan Jerman, Italia, dan Jepang. Kericuhan dalam negeri menjadi alasan bagi Fulgensio Batista untuk mengadakan kudeta terhadap pemerintahan Carlos Prio Socarras pada tanggal 10 Maret 1952.Kebijakan pemerintahan diktator Batista mengakibatkan seorang ahli hukum, Fidel Castro melancarkan pemberontakan pada tanggal 26 Juli 1953.Akan tetapi, Castro gagal mengambil alih pemerintahan dan kemudian ia dipenjara selama 15 tahun. Ia dibebaskan karena pengampunan Batista yang akhirnya justru menjatuhkan rezimnya sendiri. 

Pada tanggal 17 Maret 1958, Fidel Castro mengumumkan perang total terhadap rezim Batista. Gerakan Castro semakin memperoleh simpati dan dukungan luas, termasuk di kalangan rakyat Amerika Serikat. Sebaliknya, tidak satu pun negara-negara komunis yang membantunya. Pada tahun 1958 Kuba mengadakan pemilihan umum yang dimenangkan oleh Andreas Rivero dengan dukungan Presien Batista. Akan tetapi, sebelum presiden terpilih dapat dilantik, pemerintahan Batista telah jatuh. 

Meskipun Hakim Manuel Urrutia kemudian diangkat sebagai presiden sementara, namun Castro telah berhasil merebut Havana pada tanggal 8 Januari 1959.Setelah berhasil menduduki tampuk kekuasaan, Fidel Castro kemudian segera melakukan konsolidasi dalam bidang pemerintahan. Mulai bulan Januari misi militer Amerika Serikat yang berada di Kuba diusir oleh Castro. Fidel Castro kemudian mengganti Hakim Manuel Urrutia yang menjabat sebagai presiden sementara dengan Presiden Osvaldo Dorticos Torrado pada bulan Juli 1959.Hal tersebut disebabkan karena perselisihan paham antara Urrutia dan Castro. 

Castro sendiri memegang jabatan perdana menteri dan Dorticos sebagai simbol negara belaka. Program sosialisasi dan landreform diadakan pemerintahan Castro yang makin menunjukkan kecenderungan anti-Amerika. Sebaliknya, Amerika Serikat pun menandinginya dengan melakukan politik anti-Castro yang makin mendorong Castro condong ke blok komunis. Ketika perusahaan-perusahaan minyak Amerika Serikat dan Inggris diminta oleh Castro untuk melakukan penyulingan terhadap minyak mentah  Uni Soviet, perusahaan-perusahaan ini menolaknya. 

Penolakan tersebut dijadikan alasan Castro menasionalisasikan perusahaan-perusahaan ini. Sebagai balasan, Amerika Serikat memperkecil kuota pembelian gula dari Kuba. Uni Soviet mendekati Kuba melalui wakil PM Anastas Mikoyan yang datang di Havana pada Januari 1960 dan Uni Soviet menyanggupi untuk membeli gula Kuba yang merupakan sumber perekonomian utama Kuba. Nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing Amerika Serikat dilanjutkan Castro. Akibatnya pada tanggal 19 Oktober 1960, Amerika Serikat mengumumkan pemberlakuan embargo ekonomi terhadap Kuba, kecuali terhadap beberapa produk bahan makanan dan obat-obatan. 

Tindakan Amerika Serikat tersebut dibalas Castro dengan menasionalisasikan semua perusahaan Amerika Serikat tanpa memberikan ganti rugi sehingga AS mengalami kerugian sekitar 1,5 miliar dolar AS. Sejak tahun 1960 Kuba sudah mulai menerima bantuan persenjataan dari Uni Soviet. Castro tidak menyetujui adanya pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo. Sebaliknya, AS ingin mempertahankan pangkalan tersebut berdasarkan perjanjian tahun 1903.Pada bulan September 1960 Kuba mengadukan kepada PBB adanya agresi ekonomi Amerika Serikat. Di samping itu, staf Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana dituntut oleh Castro untuk dikurangi sehingga hanya menjadi 11 orang. 

Amerika Serikat membalasnya dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Kuba pada tanggal 3 Januari 1961.Pada tanggal 1 Desember 1961, Fidel Castro menyatakan diri bahwa ia adalah seorang Marxis-Leninis sejati. Dengan pernyataan itu, AS mulai mencari sekutu, baik di Amerika Latin, Kanada, dan Eropa untuk menekan dan mengasingkan pemerintahan Fidel Castro. Pada bulan Agustus 1961, Dewan Ekonomi dan Sosial Antar Amerika bersidang di Punta del Este (Uruguay).Dari sidang itu lahirlah Alliance for Progress gagasan Presiden Kennedy untuk membantu negara-negara Amerika Latin mengembangkan kondisi sosial ekonomi mereka dalam jangka waktu 10 tahun. 

Setiap tahun AS akan memberikan bantuan ekonomi sebesar 1 miliar dolar. Alliance for Progress yang akhirnya hancur tanpa mencapai sasaran ini sebenarnya juga dimaksudkan oleh AS untuk membendung pengaruh Kuba di bidang sosial ekonomi. Perkembangan situasi Kuba makin memburuk setelah AS mengetahui bahwa Uni Soviet berencana membangun pangkalan-pangkalan peluru kendali nuklir yang dapat dipergunakan untuk langsung menyerang Amerika Serikat. Selanjutnya, Presiden Kennedy langsung memerintahkan Angkatan Laut dan Korps Marinir AS untuk memblokade Kuba dalam keadaan siap tempur. 

Namun, Perdana Menteri Kruschev memprotes tindakan AS tersebut. Dalam keadaan yang semakin gawat tersebut, Sekretaris Jenderal PBB akhirnya ikut campur tangan melerai sengketa AS dan Uni Soviet tersebut. Namun, peperangan tidak jadi meletus karena Uni Soviet mau membongkar dan menarik kembali semua peluru kendali nuklirnya yang ada di Kuba. Sebaliknya, AS berjanji untuk tidak menyerang Kuba dan juga tidak membantu gerakan anti-Castro menyerang Kuba.
            
Dalam perundingan antara AS-Uni Soviet tersebut, Kuba tidak diikutsertakan karena dianggap sebagai sekutu Uni Soviet. Hal ini menyakitkan hati Castro sehingga menyebabkan kerenggangan hubungan Havana-Moskow untuk sementara waktu. Castro memulai kembali hubungan diplomatik dengan Uni Soviet dengan meminta bantuan pertahanan karena ia merasa terancam oleh Amerika Serikat dengan adanya Pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo. 

Faktor inilah yang menyebabkan Uni Soviet dan Kuba tidak mau menandatangani Perjanjian Tlatelolco tentang Denuklirasi Wilayah Amerika Latin. Kuba juga tidak ikut menandatangani Nuclear Test Ban Treaty yang telah ditandatangani di Moskow pada tanggal 5 Agustus 1963.Setelah gagal mengisolasi Kuba dengan cara-cara militer karena adanya dukungan Uni Soviet, Amerika Serikat berupaya untuk mengisolasi Kuba dengan menggunakan cara-cara politik. 

Mula-mula Amerika Serikat mengajak negara-negara Amerika Latin untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba. Hal ini dipenuhi oleh beberapa negara Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan. Di bawah kepemimpinan Fidel Castro, Kuba tidak hanya bertahan dalam mengalami tekanan-tekanan isolasi, tetapi juga tumbuh menjadi negara sosialis berpola Uni Soviet. Walaupun pola sosialisme Kuba mengikuti pola Uni Soviet dan Eropa Timur, namun karena tuntutan keadaan Kuba mengadakan penyesuaian-penyesuaian baru doktrin sosialisnya. Misalnya, meskipun menganut sosialisme, namun Kuba tetap mengakui adanya hak milik pribadi secara terbatas. 

Hal tersebut sangat berbeda dengan sistem sosialisme Uni Soviet yang sama sekali tidak  mengakui adanya hak milik pribadi. Pada bulan November 1974, dua orang senator AS, Jacob K. Javits (New York) dan Clairborne Pell (Rhode Island) datang ke Kuba. Mereka merupakan pejabat-pejabat tinggi Amerika Serikat pertama yang datang ke Kuba setelah putusnya hubungan diplomatik antara kedua negara dalam tahun 1961.Di tengah-tengah kritik oleh beberapa kalangan di Amerika Serikat dan kecaman dalam pidato Fidel Castro terhadap politik AS di Chili serta tuduhan bahwa AS menyebabkan inflasi ekonomi dunia, kedua senator itu dengan tenang mendengarkan pidato Castro untuk mempelajari kemungkinan normalisasi hubungan Amerika Serikat-Kuba. 

Dari kunjungan kedua senator AS itu diketahui bahwa Kuba menuntut syarat normalisasi kembali hubungan dengan Amerika Serikat, yakni penghapusan blokade ekonomi dan politik serta penghapusan Pangkalan Guantanamo. Selanjutnya, pihak Amerika Serikat menuntut ganti rugi atas perusahaan-perusahaannya yang dinasionalisasikan oleh pemerintah Kuba. Pemulihan hubungan diplomatik antara Kuba-Amerika Serikat ini juga disambut baik oleh Uni Soviet karena selama Kuba diisolasi, Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur yang membantu perekonomian di Kuba. Berdasarkan perjalanan Revolusi Kuba di atas dapat disimpulkan bahwa perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet selama masa Perang Dingin tidak hanya berlangsung di negara-negara Eropa saja, namun juga menyebar ke seluruh dunia. Perebutan pengaruh tersebut tidak hanya terbatas pada bidang ideologi politik semata tetapi juga dalam bidang sosial ekonomi.


Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Sejarah Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa Beserta Penjelasannya Terlengkap. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…