Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap
Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)


Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap

Selamat Datang di Web Pendidikan edukasinesia.com

Halo sobat Edukasi Lovers, senang sekali rasanya pada kesempatan kali ini saya dapat membagikan artikel untuk menambah pengetahuan dan wawasan sobat Edukasi Lovers semua. Artikel yang akan saya bagikan pada kesempatan kali ini berjudul Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Berikut Pembahasannya


1.Gerakan Darus Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat



Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Gagasan mendirikan Negara Islam Indonesia telah mulai dicanangkan sejak tahun 1942.Pada waktu itu, tokoh DI/TII Kartosuwiryo berencana mendirikan sebuah negara Islam di daerah Jawa Barat. Selanjutnya, selama  masa pendudukan Jepang dan setelah Proklamasi kemerdekaan Kartosuwiryo menjadi anggota Masyumi dan menjadi Sekretaris I Partai Masyumi.Pada tanggal 14 Agustus 1947, Kartosuwiryo menyatakan perang suci melawan Belanda dan menolak isi Perjanjian Renville.

Penolakannya terhadap Persetujuan Renville diwujudkan  dalam sikap menolak melaksanakan hijrah dan bersama 4.000 pasukannya yang terdiri dari pasukan Hizbullah dan Sabilillah tetap tinggal di Jawa Barat. Dalam sebuah pertemuan di Cisayong pada bulan Februari 1948 Kartosuwiryo telah memutuskan untuk mengubah gerakan kepartaian Masyumi Jawa Barat menjadi bentuk negara serta membekukan partai Masyumi Jawa Barat. 

Selanjutnya, melalui Majelis Umat Islam yang dibentuknya, Kartosuwiryo diangkat sebagai Imam Negara Islam Indonesia (NII).Selain itu, dibentuk angkatan perang Tentara Islam Indonesia (TII) yang ditempatkan di daerah pegunungan di sekitar Jawa Barat.

Untuk menumpas gerakan DI/TII di Jawa Barat tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti melakukan pendekatan musyawarah yang dilakukan oleh M.Natsir. Namun, pendekatan musyawarah tersebut tidak membawa hasil sehingga pemerintah RI terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menerapkan operasi militer yang disebut Operasi Pagar Betis dan Operasi Baratayudha untuk menumpas gerakan DI/TII. Operasi Pagar Betis dilakukan dengan melibatkan rakyat untuk mengepung tempat persembunyian gerombolan DI/TII. Di sisi lain, operasi Baratayudha juga dilaksanakan TNI untuk menyerang basis-basis kekuatan gerombolan DI/TII. Upaya penumpasan DI/TII membawa hasil ketika pada tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat oleh pasukan Siliwangi.

2.Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Kalimantan

Tidak lama setelah Kartosuwiryo memproklamasikan gerakan DI/TII Jawa Barat, di daerah Kalimantan Selatan , Ibnu Hajar, seorang bekas letnan dua TNI memproklamasikan berdirinya gerakan DI/TII Kalimantan Selatan yang merupakan bagian dari gerakan DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat. Di daerah Kalimantan Selatan, Ibnu Hajar bersama dengan pasukannya yang diberi nama Kesatuan Rakyat yang Tertindas, melakukan berbagai aksi penyerangan terhadap pos-pos TNI di daerah tersebut.

Selanjutnya, karena Ibnu Hajar tidak mau menyerah maka pemerintah terpaksa mengambil tindakan tegas guna menumpas gerombolan Ibnu Hajar. Pada tahun 1959 gerombolan tersebut berhasil dihancurkan dan Ibnu Hajar berhasil ditangkap.

3.Gerakan DI/TII di Jawa Tengah



Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap


Selain di daerah Kalimantan Selatan, pemberontakan DI/TII juga terjadi di daerah-daerah lain. Di Jawa Tengah, pada tanggal 23 Agustus 1949 diproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) dan Tentara Islam Indonesia (TII) oleh Amir Fatah di Desa Pangarasan, Tegal, Jwa Tengah.Amir Fatah adalah komandan Laskar Hizbullah di daerah  Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto di Jawa Timur pada pertempuran 10 Nopember 1945.Setelah perang kemerdekaan ia meninggalkan Jawa Timur dan bergabung dengan kesatuan TNI di Tegal. Selanjutnya, di Tegal ia memproklamasikan berdirinya DI/TII Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII Jawa Barat.Guna menumpas gerakan DI/TII di Jawa Tengah, pemerintah mengadakan Operasi Gerakan Banteng Negaar oleh Divisi Diponegoro. 

Dalam perkembangannya gerakan DI/TII Jawa Tengah diperkuat oleh dukungan pasukan Batalyon 426 yang memberontak dan bergabung dengan gerakan DI/TII Jawa Tengah. Akhirnya dengan segala daya upaya TNI yang didukung oleh segenap komponen masyarakat di daerah tersebut maka pada tahun 1957 gerakan DI/TII Jawa Tengah berhasil ditumpas dan dilumpuhkan.

4.Gerakan Darus Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Sulawesi Selatan

Selain di Jawa Barat, Kalimantan, dan Jawa Tengah, gerakan DI/TII juga terjadi di Sulawesi Selatan. Di daerah tersebut pada tanggal 7 Agustus 1953 Kahar Muzakar memproklamasikan gerakan Tentara Islam Indonesia sebagai bagian dari gerakan DI/TII Kartosuwiryo. Lahirnya gerakan Kahar Muzakar ini berawal dari timbulnya rasa kecewa Kahar Muzakar karena permintaannya agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang dipimpinnya tidak dibubarkan, namun dimasukkan ke dalam Brigade Hassanuddin yang akan ia pimpin ditolak pemerintah. 

Pemerintah menolak permintaan tersebut dengan alasan banyak anggota KGSS yang tidak memenuhi syarat sebagai anggota TNI. Oleh karena itu, pemerintah memberikan jalan keluar dengan memasukkan para anggota KGSS ke dalam Corps Cadangan Nasional (CCN).Namun, Kahar Muzakar tetap tidak puas dengan keputusan pemerintah tersebut dan mewujudkan rasa ketidakpuasannya dengan memproklamasikan berdirinya gerakan DI/TII Sulawesi Selatan sebagai bagian dari gerakan DI/TII Kartosuwiryo Jawa Barat. Untuk menumpas gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan tersebut pemerintah mengadakan serangkaian operasi militer. Akhirnya, dalam sebuah operasi penggrebegan pada tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar berhasil ditembak mati oleh aparat TNI.

5.Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh

Pengaruh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII Kartosuwiryo juga menyebabkan terjadinya gerakan separatis di Aceh. Pada tanggal 20 September 1953 tokoh Aceh yang bernama Daud Beureueh memproklamasikan berdirinya Negara Islam Aceh sebagai  bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo. Daud Beureueh adalah gubernur militer Daerah Istimewa Aceh pada masa perang kemerdekaan. Ketika Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, status Aceh diturunkan dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Provinsi Sumatra Utara. Kebijakan pemerintah tersebut diprotes Daud Beureueh sehingga ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Kartosuwiryo. Karena Daud Beureueh adalah tokoh berpengaruh dan pernah menjadi gubernur militer Daerah Istimewa Aceh maka gerakannya mudah mendapatkan pengikut. 

Selanjutnya, setelah pernyataan berdirinya gerakan DI/TII Aceh tersebut segera diadakan gerakan menguasai kota-kota di Aceh dan mengadakan upaya propaganda yang bertujuan untuk mendiskreditkan pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya, untuk menyelesaikan persoalan Daud Beureueh tersebut selain mengadakan musyawarah pemerintah juga mengambil tindakan tegas berupa operasi militer. Penyelesaian masalah gerakan DI/TII Aceh tersebut dilakukan pada tanggal 17 Desember 1962 dengan diadakannya Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang merupakan gagasan Pangdam I Kolonel M. Jasin. Dengan selesainya masalah DI/TII Aceh maka situasi keamanan di Aceh juga dapat dipulihkan.


Demikianlah Artikel lengkap yang berjudul Sejarah Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang Pernah Ada di Indonesia Beserta Penjelasannya Terlengkap. Semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Edukasi Lovers  semuanya. Jika artikel ini bermanfaat sudi kiranya bagi sobat semua untuk mengelike dan membagikan artikel ini untuk menjaga kelangsungan web pendidikan edukasinesia.com ini menjadi lebih baik. Jika ada permintaan, pertanyaan, kritik, maupun saran, silahkan berikan komentar sobat semua di kolom komentar di bawah ini.
Terima Kasih…
Salam Edukasi…