Tumbuhan Paku |
Tumbuhan Paku: Pengertian, Struktur, Perkembangbiakan, dan Peranannya
Kita perlu mengenali apa sih itu tumbuhan paku?, bagaimana struktur tubuhnya? bagaimana proses perkembangbiakannya? dan apa saja peranan dari tumbuhan paku ini? yuk simak pembahasannya berikut ini:
1. Pengertian Tumbuhan
Tumbuhan paku merupakan
tumbuhan yang tergolong ke dalam kormofita,
artinya sudah memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Tumbuhan
paku bersifat kosmopolit, artinya memiliki habitat yang luas dan dijumpai di
berbagai tempat, terutama pada tempat-tempat yang lembab dan basah. Pada
ekosistem hutan, tumbuhan paku merupakan penyusun vegetasi lapisan paling
bawah. Berdasarkan tempat hidupnya, terdapat tiga macam tumbuhan paku, yakni
paku terestrial (darat), paku akuatik (air), dan paku epifit (menempel) pada
pohon lain.
2. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku termasuk
dalam tumbuhan berkormus. Tumbuhan paku juga memiliki jaringan pengangkut yang
terdiri atas xilem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Akan tetapi alat
perkembangbiakannya masih berupa spora. Secara umum, organ tubuh tumbuhan paku
terdiri atas akar, batang, dan daun.
a. Akar
Akar tumbuhan paku
merupakan akar serabut yang tumbuh pada pangkal batang.Jika kita amati dengan
seksama, akar tumbuhan paku selalu tumbuh ke samping (homorizi). Ujung akar memiliki selaput pelindung akar yang disebut kaliptra. Secara anatomis akar memiliki
titik tumbuh yang terdiri atas satu sel initial
(pemula) yang aktif membelah ke empat arah menurut bidang sisinya. Pembelahan
ke arah luar menghasilkan kaliptra, sedangkan ketiga arah lainnya akan
membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat. Di dalam silinder pusat
terdapat pembuluh xilem dan floem. Fungsi akar pada tumbuhan paku adalah untuk
penyerapan air, garam mineral, serta membantu menegakkan tumbuhan.
b. Batang
Batang tumbuhan paku pada
umumnya merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut dengan akar
batang atau rizoma. Hanya beberapa
spesies yang memiliki batang tumbuh di permukaan tanah, misalnya pada jenis
paku tiang(Alsophila sp), Cyathea, dan Psilotum. Karena termasuk dalam tumbuhan berpembuluh, tumbuhan paku sudah memiliki
jaringan pengangkutan, yaitu xilem dan floem. Berkas pengangkutan tersebut
tersusun secara konsentris amfikribal (xilem di tengah dikelilingi oleh floem).
Pertumbuhan menebal pada batang tumbuhan paku tidak ada karena paku belum
memiliki kambium.
c. Daun
Berdasarkan morfologinya,
daun tumbuhan paku dibedakan menjadi dua, yakni mikrofil dan makrofil. Mikrofil
merupakan daun yang bentuknya kecil-kecil seperti jarum, bulu, atau sisik. Daun
ini belum memiliki tangkai dan tidak memiliki tulang daun, misalnya daun paku
ekor kuda (Equisetum debile) dan paku
kawat (Lycopodium clavatum). Makrofil adalah daun yang bentuknya besar,
bertangkai, memiliki tulang daun dan sudah menunjukkan adanya jaringan
epidermis, mesofil, dan tulang daun. Ciri khas daun tumbuhan paku adalah daun
mudanya menggulung. Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan atas
dua macam, yakni tropofil yang
berfungsi untuk fotosintesis dan tidak menghasilkan spora (infertil) serta daun sporofil
yang menghasilkan spora (fertil).
3. Perkembangbiakan Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) seperti pada tumbuhan lumut. Tumbuhan paku dewasa
berperan sebagai penghasil spora (sporofit).
Protalium akan tumbuh membentuk anteridium yang menghasilkan sel spermatozoid)
dan arkegonium yang menghasilkan sel
telur (ovum). Pada proses pembentukan sel spermatozoid dan sel ovum, pembelahan
sel berlangsung secara meiosis sehingga spermatozoid dan ovum bersifat haploid
(n). Fertilisasi terjadi di dalam
arkegonium. Setelah zigot (diploid) terbentuk, zigot akan tumbuh dan berkembang
menjadi tumbuhan paku. Kemudian, tumbuhan paku dewasa akan membentuk daun fertil yang banyak mengandung kotak spora (sporangium), kumpulan kotak
spora ini disebut dengan sorus. Sorus yang masih muda dibungkus oleh selaput
yang disebut dengan indusium. Di dalam sporangium dihasilkan sel induk spora
yang kemudian membelah secara meiosis
menghasilkan spora. Spora inilah yang akan mengawali fase gametofit.
Berdasarkan bentuk dan ukuran spora, tumbuhan paku dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu paku homospor, paku heterospor, dan paku peralihan.
a.
Paku Homospor
Paku homospor memiliki bentuk dan
ukuran spora yang sama. Salah satu contoh yang terkenal dari paku homospor
adalah suplir (Adiantum cuneatum),
tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman hias sehingga banyak dibudidayakan orang.
Paku dewasa menghasilkan sporangium
yang di dalamnya terdapat sel induk spora. Sel induk spora membelah secara
meiosis sehingga dihasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama. Jika spora
jatuh di tempat yang cocok maka spora akan tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang akan menghasilkan anteridium dan
arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid dan arkegonium menghasilkan
ovum. Fertilisasi yang terjadi di arkegonium menghasilkan zigot (sporofit) yang
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku. Daur hidup paku homospor dapat dilihat pada
bagan di bawah ini.
b.
Paku Heterospor
Tumbuhan paku heterospor menghasilkan
dua macam spora yang berbeda bentuk dan ukurannya, yakni mikrospora dan makrospora.
Mikrospora berukuran lebih kecil dan berjenis kelamin jantan. Makrospora
berukuran lebih besar dan berjenis kelamin betina. Sporangium terletak pada ujung daun sporofil dan dilindungi oleh strobilus (daun-daun spora). Untuk lebih
jelasnya, perhatikan bagan daur hidup paku heterospor berikut ini.
c.
Paku Peralihan
Tumbuhan ini merupakan jenis peralihan
antara paku homospor dan heterospor. Spora yang dihasilkan paku peralihan
memiliki bentuk dan ukuran yang sama, tetapi kemudian berkembang menjadi
protalium jantan dan protalium betina. Protalium jantan menghasilkan
spermatozoid, dan protalium betina menghasilkan ovum. Setelah fertilisasi,
terbentuklah zigot yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku. Contoh paku
peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum
debile). Untuk lebih jelasnya, perhatikan daur hidup paku peralihan pada
bagan berikut ini.
4.
Peranan Tumbuhan Paku dalam Kehidupan
Dalam kehidupan manusia, tumbuhan paku
dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, antara lain yakni sebagai
berikut.
a) Bahan makanan (sebagai sayur),
misalnya semanggi (Marsilea crenata).
b) Tanaman hias, misalnya suplir (Adiantum sp.), tanduk rusa/simbar
menjangan (Platycerium sp.), paku
tiang (Alsophila), Asplenium, Selaginella, dan lain-lain.
c) Bahan bangunan, misalnya paku tiang
d) Obat-obatan, kandungan kalsium oksalat
pada Lycopodium clavatum dapat
digunakan untuk obat sakit ginjal (membantu memecahkan batu ginjal).
e) Pupuk Organik, paku air (Azolla pinnata) bersimbiosis dengan Anabaena azollae, yang mampu memfiksasi
nitrogen bebas menjadi nitrat (sumber nitrogen) bagi tumbuhan.
f) Bahan baku industri, tepung spora Lycopodium dapat digunakan sebagai bahan
kembang api karena mengandung unsur kalium kromat. Sedangkan epidermis paku
ekor kuda mengandung silika sehingga dapat digunakan sebagai bahan penggosok.